Breaking News

Jokowi Kirim Pesan ke Idham Azis, Melalui Mahfud MD Minta Polisi Jangan Sensitif

Jokowi meminta Polri yang kini dipegang Kapolri Jenderal Idham Aziz untuk lebih selektif dalam menangani masalah pelanggaran hukum.

Kolase TribunNewsmaker - KOMPAS.com/Ihsanuddin-Tribunnews/Danang Triatmojo
RINCIAN Gaji Kapolri Idham Azis, Naik Pangkat Jadi Jenderal, Harta Kekayaan dan Gaji Pensiun Polisi 

TRI BUN-MEDAN.com - Presiden Jokowi mulai tidak nyaman dengan tindakan institusi Polri yang terlalu sensitif menanggapi omongan masyarakat.

Melalui Menkopolhukuam Mahfud MD, Jokowi meminta Polri yang kini dipegang Kapolri Jenderal Idham Aziz untuk lebih selektif dalam menangani masalah pelanggaran hukum.

Tidak selalu guyonan atau hoaks kecil di masyarakat, lalu ada penindakan dan penangkapan.

Sepertinya Presiden Jokowi mulai risih dengan banyak pemberitaan tentang warga yang ditangkap aparat karena melempar hoaks atau humor di sosial media.

Terbaru kemarin soal warga yang diamankan polisi karena memposting Humor ala Gus Dur tentang 3 Polisi Jujur.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) memimpin rapat kerja terbatas dengan para menterinya melalui virtual terkait program pemulihan ekonomi nasional, Rabu (3/6/2020).
Presiden Joko Widodo (Jokowi) memimpin rapat kerja terbatas dengan para menterinya melalui virtual terkait program pemulihan ekonomi nasional, Rabu (3/6/2020). (TRIBUN-MEDAN.COM/BIRO SETPRES)

Ini nyatanya menjadi perhatian serius Jokowi hingga sampai menitip pesan untuk disampaikan ke publik

Jokowi menyampaikan pesan itu melalui Menkopolhukam Mahfud MD.

Pesan tersebut intinya meminta aparat jangan terlalu sensitif dalam menanggapi aspirasi di masyarakat.

Mahfud MD juga mengingatkan aparat tak usah terlalu menaggapi hoaks-hoaks ringan.

Mahfud MD mengungkapkan pesan tersebut disampaikan Jokowi kepadanya, ketika berbincang dengannya beberapa waktu lalu.

Pesan tersebut disampaikan Mahfud MD ketika menjelaskan tantangan penyelenggaraan Pilkada Serentak 2020 selain pandemi Covid-19, adalah maraknya konten berita bermuatan hoaks, fitnah, SARA, dan ujian kebencian.

Hal itu ia sampaikan dalam sambutan pada acara Peluncuran Pengawasan dan Update Kerawanan Pilkada 2020 yang disiarkan secara langsung di akun YouTube Bawaslu, Selasa (23/6/2020).

Menkopolhukam Mahfud MD ketika melaporkan data LHKPN di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta Selatan, Selasa (2/12/2019)
Menkopolhukam Mahfud MD ketika melaporkan data LHKPN di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta Selatan, Selasa (2/12/2019) (Ilham Rian Pratama/Tribunnews.com)

"Beberapa hari yang lalu, bicara dengan Bapak Presiden, bicara tentang hal-hal begini."

"Yaitu memang memperhatikan, tapi pesan Bapak Presiden itu, jangan aparat itu, jangan terlalu sensi. Jangan terlalu sensitif."

"Ada apa-apa ditangkap, ada apa-apa diadili. Orang mau webinar dilarang. Tidak usah, biarin saja kata Presiden."

"Wong, kita seminar tidak seminar tetap difitnah terus kok. Diawasi saja," beber Mahfud MD.

Sumber: Warta kota
Halaman 1 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved