HUT Ke 430 Kota Medan

Jejak Sejarah Permukiman Kuno di Medan Sejak 1.000 Tahun Lalu, Ini Kata Sejarawan Ichwan

Tepat pada hari ini, Rabu 1 Juli 2020, Kota Medan menginjak usia 430 tahun.

Editor: Juang Naibaho
HO
Sejarawan Sumatera Utara, Ichwan Azhari 

Menurut Ichwan, berdasarkan bukti yang terus dikumpulkan, tiang rumah dengan kayu Dungun menjadi bukti adanya permukiman masyarakat selama ratusan tahun.

"Tiang rumah penduduk dari kayu pilihan ini membuktikan ada permukiman menetap yang stabil selama ratusan tahun di kota Medan. Berdampingan dengan tiang-tiang rumah kuno itu ditemukan sampah dapur warga Medan kuno seperti jutaan kulit kerang, tulang hewan mamalia serta ikan," ucap Ichwan.

Pusat Peradaban Perdagangan Kuno di Dunia

Ichwan menambahkan, bahwa kota Medan pernah menjadi pusat perdagangan kuno, yaitu Cotta Cinna yang kini diabadikan di Museum Situs Kota China di Kecamatan Medan Marelan.

"Era kota Medan sebagai pusat perdagangan kuno berlangsung dari abad ke-11 sampai abad ke-16. Sebagai pusat perdagangan kuno, Cotta Cinna yang situsnya seluas 30 hektare, menjadi kota pelabuhan padat, dan termasuk satu dari sedikit kota penting dunia pada zamannya," ungkapnya.

Ichwan menuturkan bahwa penemuan bukti penting kota Medan sebagai peradaban perdagangan kuno ini terlihat dari banyaknya penemuan bangkai kapal.

"Jejak permukiman kuno tersebar luas dan padat, bangkai kapal banyak ditemukan. Cotta Cinna juga menjadi pusat peribadatan dari warganya yang bercorak internasional, jejak agama Hindu, Buddha serta Sywa dibuktikan berupa temuan 5 candi kuno yang ditelantarkan Pemko Medan puluhan tahun. Pusat pendidikan bhiksu, sejumlah arca, dupa berbagai sarana peribadatan juga ditemukan," jelas Ichwan.

Ichwan menjelaskan bahwa selain menjadi pusat perdagangan kuno, Medan sendiri menjadi peleburan dan perdagangan emas dunia.

Hal ini dilihat dari bukti penemuan tembikar sebagai pelebur emas dan pasir emas yang ditemukan di Cotta Cinna.

Butiran atau pasir emas dibawa dari pedalaman Sumatera ke Cotta Cinna, untuk dilebur dan dijadikan perhiasan bermutu tinggi menggunakan teknologi perajin emas dari India Selatan.

Ratusan cepuk tembikar sebagai wadah untuk melebur emas ditemukan dan juga disimpan di museum.

“Ini mengindikasikan ramainya Medan Utara sebagai pusat industri peleburan emas sejak zaman kuno. Ada 40 fragmen ceceran dari perajin emas yang dikoleksi museum sebagai bukti munculnya Medan Utara sebagai pusat peleburan dan perdagangan emas dunia," ungkap Ichwan.

Medan menjadi satu diantara kota terbesar di Indonesia dengan perputaran roda ekonomi yang maju.

Ichwan menyebutkan jika Medan sendiri memiliki sejarah peradaban yang tinggi dari sisi perdagangan yang kini bukti sejarah terletak di Museum Situs Cotta Cinna Marelan.

"Kawasan Medan Utara sudah lama menjadi pusat perdagangan internasional. Bukti-bukti tertua Medan sebagai pusat perdagangan sejak abad ke-11 disimpan di Museum Situs Cotta Cinna di Marelan. Ada juga bukti jejak perdagangan kuno kota Medan seperti uang coin Cola (India Selatan), coin Sinhala (Sri Langka) serta coin China dari berbagai dinasti," jelas Ichwan.

Sumber: Tribun Medan
Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved