Tragis! Gadis SMP Diperkosa Lalu Dibunuh, Jadi Korban Utang Ayahnya, Pelaku Panik Ditelepon Bos Sabu

M juga sempat berniat ingin membuat masker untuk dijual lagi karena kondisi ekonomi dampak Covid-19.

Tribunjambi/Wahyu Herliyanto
Kapolres Sarolangun, AKBP Deny Heryanto, saat jumpa pers kasus pembunuhan siswi SMP di Sarolangun, dengan menghadirkan tersangka. 

Tak disangka, ia melakukan tindakan keji pada anak temannya sebagai pelampiasan.

Didampingi Kapolres Sarolangun, AKBP Deny Heryanto, Mahabi mengungkapkan itu.

Apakah Mahabi menyesal sudah melakukan hal itu kepada anak yang tidak bersalah itu menjadi korban?

"Dak ado niat mau bunuh anaknyo, sangat menyesal," katanya, Rabu (1/7).

Dia mengaku ayah korban memiliki utang narkoba sebesar Rp 2,1 juta.

Menurutnya, ayah korban merupakan pengguna sabu dan pengedar sabu.

"Pokoknyo dio utang narkoba (sabu). Dio janji bayar sore, malam dak jugo. Sudah 4 hari aku nunggu, akhirnyo aku ditelepon bos, aku nyari dio dak timbul- timbul," katanya.

Ayah pelaku pembunuhan anak karena utang.
Ayah pelaku pembunuhan anak karena utang. (Tribunjambi/wahyu)

Perkosa dulu lalu bunuh

Dalam pembunuhan ini, ia juga sempat memperkosa korban sebelum melakukan pembunuhan itu.

Penangkapan pelaku ini buntut dari penemuan mayat anak di bawah umur di kebun karet, di belakang kantor Kelurahan Sukasari, Kecamatan Sarolangun pada Rabu (15/4) malam.

Mayat yang berinisial MA (16), warga RT 03 Kelurahan Sukasari, yang masih duduk di bangku SMP.

Korban sudah diketemukan dalam keadaan meninggal dengan luka.

Sempat ingin buat masker untuk dijual

M (15) siswi kelas IX SMP di Sarolangun menjadi korban pembunuhan karena ayahnya berutang.

Utang itu tak kunjung dibayar, dan kesabaran Sawabi Ikhsan (30) tidak bisa menahan emosi dan melampiaskannya kepada sang anak.

Sumber: Tribun Jambi
Halaman 2 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved