Objek Wisata Dibuka, Pengamat Ekonomi Sumut Sebut Daya Beli Masih Jadi Masalah
Dibukanya kembali sejumlah objek wisata di sejumlah daerah di Sumut diyakini akan kembali menarik gairah masyarakat untuk berwisata.
Penulis: Septrina Ayu Simanjorang | Editor: Juang Naibaho
TRI BUN-MEDAN.com, MEDAN - Dibukanya kembali sejumlah objek wisata di sejumlah daerah di Sumut diyakini akan kembali menarik gairah masyarakat untuk berwisata.
Namun tak dapat dipungkiri belum semua masyarakat berani mengunjungi tempat keramaian.
"Saya yakin dibukanya objek wisata bisa menarik gairah masyarakat untuk berwisata. Itu sifatnya sudah pasti. Hanya saja yang menjadi persoalan saat ini, di tengah pembukaan objek wisata tentunya masyarakat juga tidak semuanya berani untuk mengunjungi tempat keramaian," kata Pengamat Ekonomi Sumatera Utara, Gunawan Benjamin, Minggu (5/7/2020).
Menurut dia, tetap akan ada masyarakat yang lebih memilih menjaga jarak dan tetap di rumah.
Meski demikian, geliat aktifitas masyarakat di tempat objek wisata tentunya akan kembali menggerakkan roda perekonomian, khususnya di daerah wisata tadi.
"Meskipun saya memperkirakan kunjungannya masih akan lebih rendah dibandingkan sebelum masa Covid-19. Jika terjadi lonjakan jumlah pengunjung diawal saat wisata dibuka, ini wajar. Maklum masyarakat selama ini terpaksa harus mengurung diri di rumah dan tidak memiliki alternatif jalan-jalan atau wisata yang banyak. Selama Covid-19, smartphone bahkan menjadi salah satu tempat untuk dijadikan pusat hiburan yang baru," katanya.
Menurutnya ada beberapa masalah yang mendasar yang pada akhirnya kunjungan wisata tidak seoptimal saat sebelum Covid-19.
Masalah mendasar adalah daya beli yang bermasalah belakangan ini.
"Selama pandemi, sebagian masyarakat kita banyak mengandalkan bantuan sembako maupun uang tunai. Bantuan tersebut hanya cukup untuk memenuhi sejumlah kebutuhan dasar saja dan geliat ekonomi masyarakat belum sepenuhnya pulih," katanya.
Hal ini menyebabkan pendapatan disisi lain juga belum memberikan andil untuk memenuhi hasrat berwisata.
Di sisi lain, ia menemukan ada beberapa masalah diantaranya adalah rasa takut masyarakat akan Covid-19.
"Meskipun saya yakin sebagian besar masyarakat Sumut abai tentang ini. Namun di kelas masyarakat menengah ke atas, dengan tingkat kesadaran yang tinggi," katanya.
Ia menambahkan, penyebaran Covid-19 masih menjadi salah satu hal yang membuat mereka lebih berhati-hati.
Selanjutnya, jika sejumlah pihak pengelola objek wisata melakukan upaya pencegahan yang sangat ketat saat pengunjung masuk ke objek wisata maka kenyamanan pengunjung akan terganggu di situ.
Hal ini juga bisa memicu minat pengunjung yang berkurang untuk mengunjungi objek wisata. Secara keseluruhan, ia menilai keinginan masyarakat untuk berwisata tinggi.
"Namun potensi jumlah kunjungan rata rata di masa sekarang ini bisa turun 20% hingga 40%, untuk pengeluaran saat berwisata diperkirakan bisa anjlok 40% hingga 60%, dibandingkan masa sebelum pandemi. Meskipun di awal tetap ada lompatan jumlah pengunjung tentunya," pungkasnya.
(sep/tri bun-medan.com)