TRIBUN-MEDAN-WIKI: Mengenal Datuk Badiuzzaman Surbakti Keturunan Kerajaan Sunggal
Datuk Badiuzzaman Surbakti, sosok yang lahir dari Kerajaan Sunggal, Serbanyaman.
Laporan Reporter Tribun Medan/Aqmarul Akhyar
TRIBUN-MEDAN-WIKI.com – Tak hanya kesultanan saja yang harus diketahui bila mengingat sejarah kerajaan-kerajaan yang ada di Sumut.
Sejarah kedatukan juga harus diketahui. Satu di antaranya, Datuk Badiuzzaman Surbakti, sosok yang lahir dari Kerajaan Sunggal, Serbanyaman, dengan nama lengkap Datuk Sri Diraja Badiuzzaman Sri indera Pahlawan Surbakti.
Datuk Badiuzzaman Surbakti lahir di Sunggal, Kecamatan Medan Sunggal, pada tahun 1845.
Ia merupakan seorang putera dari hasil perkawinan antara Raja Sunggal pada masa itu, yakni Datuk Abdullah Ahmad Sri Indera Pahlawan Surbakti, dengan seorang perempuan yang bernama Tengku Kemala Inasun Bahorok.
Ketika, menginjak usia yang cukup matang untuk berkeluarga, ia memperistri seorang perempuan bernama Ajang Olong Besar Hamparan Perak.
Dari hasil perkawinan tersebut, ia memiliki lima putra dan dua putri, antara lain Datuk Muhammad Mahir Surbakti, Datuk Muhammad Lazim Surbakti, Datuk Muhammad Darus Surbakti, Datuk Alang Muhammad Bahar Surbakti, Datuk Muhammad Alif, Amah/Olong Br. Surbakti, dan Aja Ngah Haji Surbakti.
Semasa hidupnya Datuk Badiuzzaman Surbakti merupakan seorang yang rasa keingintahuannya sangat besar.
Ia belajar kepada siapa saja dan ke mana saja demi menempuh ilmu yang dia ingin pelajari.
Dalam perjalanannya, Datuk Badiuzzaman belajar Bahasa Melayu di Sunggal dengan guru kerajaan di bawah bimbingan pamannya, Datuk Muhammad Abdul Jalil Surbakti dan Datuk Muhammad Dini Surbakti.
Mendalami ilmu agama Islam di berbagai tempat, seperti di daerah Sunggal, Kota Bangun, dan Aceh.
Ia menguasai Bahasa Arab dan Ilmu Tauhid, serta hukum syariat Islam, belajar pada beberapa guru dan ulama, salah satunya bernama Syekh Maulana Muchtar penasihat spiritual kerajaan Sunggal zaman Datuk Abdullah Ahmad Sri Indera Pahlawan Surbaki.
Menguasai Bahasa Melayu dengan baik dan Bahasa Karo sebagai bahasa leluhurnya. Datuk Badiuzzaman Sri Indera Pahlawan Surbakti sebagai putra seorang penguasa tanah Sunggal sangat tekun mempelajari adat istiadat Karo/Melayu di daerah Sunggal, Jejabi, Kinangkung, dan Desa Gajah di bawah bimbingan tokoh-tokoh adat Melayu dan Karo yang sebagian merupakan keturunan dari Ator Surbakti dan Adir Surbakti.
Prinsip dasar seorang pemimpin rakyat dan jiwa seorang kesatria/pahlawan yang dimiliki oleh ayahnya, Datuk Ahmad Sri Indera Pahlawan Surbakti Raja Urung Sunggal Serbanyaman VIII selalu mengajarinya tentang sifat-sifat seorang pahlawan yang harus dimilikinya.
Datuk Badiuzzaman Surbakti merupakan putera terbaik pada masa Kerajaan Sunggal (Serbanyaman).