News Video
LEDAKAN DI BEIRUT, Lebanon Mencekam, Sebanyak 78 Orang Tewas dan 4000 Lainnya Alami Luka-luka
Ledakan dahsyat yang terjadi di Beirut, Lebanon telah menewaskan setidaknya 78 orang dan melukai hampir 4.000 orang lainnya.
LEDAKAN DI BEIRUT, Lebanon Mencekam, Sebanyak 78 Orang Tewas dan 4000 Lainnya Alami Luka-luka
TRI BUN-MEDAN.com - Puluhan warga dilaporkan meninggal dunia dan ribuan orang mengalami luka-luka pasca- ledakan besar yang mengguncang Beirut, Lebanon, pada Selasa (4/8/2020) petang.
Ledakan yang berlokasi di kawasan pelabuhan itu mengguncangkan seluruh ibu kota, mengguncang bangunan, dan menebarkan kepanikan di antara warganya.
Kepulan asap berwarna oranye membubung ke langit setelah ledakan kedua terjadi.
Perdana Menteri Hassan Diab menyatakan, sebanyak 2.750 amonium nitrat yang merupakan pupuk pertanian disinyalir menjadi penyebab insiden tersebut.
Pupuk itu, imbuhnya, disimpan selama bertahun-tahun dalam gudang di tepi laut.
"Memicu bencana alam dalam setiap arti," kata dia.
Lantas, apa itu amonium nitrat dan apakah zat tersebut mudah meledak?
Dilansir dari situs web kesehatan dan keselamatan kerja pemerintah negara bagian Australia, disebutkan bahwa amonium nitrat merupakan bahan yang tidak berbau, yang biasanya berbentuk butiran (pada pupuk), ada yang kristal, dan berwarna putih.
Dalam situs tersebut dijelaskan bahwa amonium nitrat diklasifikasikan sebagai kelas 5.1 agen pengoksidasi di bawah kode Australian Dangerous Goods (ADG) dan bahan kimia berbahaya di bawah Globally Hamonized System (GHS).
Zat ini adalah oksidator yang kuat dan dapat bereaksi keras dengan bahan yang tidak kompatibel lainnya, sehingga sangat penting untuk menyimpan dan menangani amonium nitrat dengan benar.
Kegunaan amonium nitrat
Di Queensland, sekitar 99 persen amonium nitrat digunakan sebagai bahan peledak dalam operasi penambangan.
Sisanya digunakan untuk membuat pupuk.
Keamanan amonium nitrat Mengetahui amonium nitrat dapat meledak pada kondisi tertentu, maka zat tersebut masuk dalam amonium nitrat keamanan sensitif atau security sensitive ammonium nitrate (SSAN).
SSAN secara khusus dicakup oleh UU Bahan Peledak 1999 dan termasuk zat amonium nitrat, emulsi nitonium nitrat, dan campuran amonium nitrat yang mengandung amonium nitrat lebih dari 45 persen.
Stabilitas dan bahayanya
Amonium nitrat stabil dalam larutan padat, cair, atau padat.
Namun, itu bisa menjadi kurang tahan terhadap peledakan atau inisiasi karena adanya kontaminasi atau pada paparan suhu tinggi, misalnya terkena api atau panas radiasi.
Adapun aspek yang dapat menyebabkan amonium nitrat menjadi kurang stabil dan berisiko lebih besar meledak antara lain paparan terhadap kontaminan klorida dan logam (kromium, tembaga, kobalt, dan nikel), penurunan pH, atau peningkatan keasaman.
Kemudian, aspek yang membuat amonium nitrat dapat meledak yakni: Adanya paparan terhadap guncangan kuat, misalnya dari gelombang kejut ledakan di dekatnya.
Terpapar pada suhu tinggi di bawah kurungan, misalnya dalam pipa tertutup.
Adanya ledakan kecil yang dapat memicu ledakan hebat yang disimpan di dekatnya.
Amonium nitrat tidak terbakar Masih dari sumber yang sama, dijelaskan bahwa amonium nitrat tidak terbakar.
Namun, zat ini akan mendukung dan meningkatkan laju pembakaran di dekat bahan yang mudah terbakar atau mudah terbakar, bahkan tanpa oksigen.
Ketika amonium nitrat dipanaskan akan meleleh, terurai, dan melepaskan gas beracun, termasuk nitrogen oksida (NOx) dan gas amonia (NH3).
Saat dipanaskan secara berlebihan (misal terkena api) dapat menyebabkan ledakan di ruang tertutup dan wadah atau bejana yang tertutup dapat pecah dengan hebat.
Diketahui titik lebur amonium nitrat sebesar 170 derajat celsius dan suhu penguraian kurang dari 210 derajat celsius.
Mengelola bahaya dan risiko Setelah meninjau lembar data keselamatan dan label wadah, ada sejumlah tindakan yang dapat dilakukan guna mencegah terjadinya bahaya dan risiko dari amonium nitrat, antara lain:
- Mengidentifikasi bahaya dari amonium nitrat dalam konteks bagaimana bahan disimpan dan ditangani.
- Melakukan penilaian risiko untuk menentukan sifat, kemungkinan, dan tingkat keparahan insiden yang dapat mengakibatkan kerusakan pada orang, properti lingkungan (misal kebakaran, ledakan, atau tumpahan).
- Putuskan dan terapkan tindakan pengendalian yang tepat untuk memastikan bahwa risiko terhadap orang, properti, dan lingkungan diminimalisasi sejauh mungkin.
Update Ledakan di Beirut Lebanon: 78 Orang Tewas dan 4.000 Lainnya Terluka
Ledakan dahsyat yang terjadi di Beirut, Lebanon telah menewaskan setidaknya 78 orang dan melukai hampir 4.000 orang lainnya.
Mengutip Reuters, Rabu (5/8/2020), jumlah korban tewas maupun luka-luka diperkirakan masih akan meningkat mengingat proses evakuasi masih berlangsung.
Hal itu disampaikan oleh Menteri Kesehatan Lebanon Hamad Hasan.
"Ada banyak orang yang hilang. Orang-orang bertanya kepada departemen darurat tentang orang-orang yang mereka cintai dan sulit untuk mencari di malam hari karena tidak ada listrik," kata Hasan.
Pejabat keamanan Lebanon mengungkapkan bahwa insiden tersebut diduga berasal ledakan sekitar 2.750 ton amonium nitrat di salah satu gudang di pelabuhan kota Beirut.
Ledakan yang berasal dari tepi pantai ini menimbulkan gelombang kejut dengan jangkauan yang sangat luas, menyebabkan hancurnya jendela-jendela bangunan sekitar serta guncangan yang cukup besar.
Mencari korban ledakan
Saat ini, pekerja darurat sedang berusaha menggali puing-puing bangunan yang hancur akibat ledakan.
Presiden Michel Aoun mengatakan bahwa 2.750 ton amonium nitrat telah tersimpan di dalam gudang tersebut selama enam tahun tanpa langkah pengamanan ketat.
Material yang biasa digunakan dalam pupuk dan bahan peledak ini dibiarkan begitu saja tanpa pengawasan.
Presiden mengungkapkan bahwa hal tersebut tidak dapat diterima.
Pagi ini, Rabu (5/8/2020), Aoun langsung mengadakan pertemuan kabinet darurat untuk membahas bencana ini.
Ia juga menyerukan agar keadaan darurat segera diumumkan dalam waktu dua minggu.
Gubernur Beirut Marwan Abboud mengatakan ledakan besar yang terjadi di Beirut, Lebanon pada Selasa (4/8/2020) mengingatkannya pada peristiwa bom atom Hiroshima dan Nagasaki di Jepang saat Perang Dunia II.
Pihak berwenang juga menyampaikan korban tewas dan luka-luka masih dapat terus bertambah menyusul evakuasi dan penyelamatan yang masih berlangsung.
"Peristiwa ini mirip dengan apa yang terjadi di Jepang, di Hiroshima dan Nagasaki. Dalam hidup saya, saya belum pernah melihat kehancuran dengan skala besar seperti ini. Ini adalah bencana nasional," ujar Abboud seperti dikutip CNN.
2.750 ton amonium nitrat
Sementara itu, Perdana Menteri Hassan Diab menyatakan, sebanyak 2.750 ton amonium nitrat yang merupakan pupuk pertanian disinyalir menjadi penyebab insiden.
Amonium nitrat adalah bahan utama dalam pupuk dan beberapa jenis bahan peledak.
Zat tersebut telah digunakan dalam serangan teror, termasuk pemboman Gedung Federal Alfred P. Murrah di Kota Oklahoma pada 1995.
Pupuk itu, kata PM Diab, disimpan selama bertahun-tahun dalam gudang di tepi laut.
"Tidak dapat diterima ada 2.750 amonium nitrat disimpan di gudang selama enam tahun, tanpa adanya langkah pengamanan sehingga membahayakan keselamatan warga," kata Diab.
"Saya tidak akan beristirahat sampai kita menemukan orang-orang yang bertanggung jawab atas apa yang terjadi, meminta pertanggungjawaban mereka, dan menjatuhkan hukuman maksimum," imbuhnya.
Dilansir AFP , Selasa (4/8/2020), Diab menegaskan mereka akan segera menggelar penyelidikan untuk mengetahui siapa yang bertanggung jawab.
"Apa yang terjadi hari ini tidak akan dibiarkan begitu saja. Mereka yang bertanggung jawab akan menerima akibatnya," janjinya.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ledakan di Beirut, Lebanon, dan Dugaan Sumber Penyebabnya...", "Update Ledakan di Beirut Lebanon: 78 Orang Tewas dan 4.000 Lainnya Terluka"