Amerika Serikat Tolak Menggunakan Vaksin Corona yang Ditawarkan Rusia

Rusia dilaporkan menawarkan bantuna kepada Amerika Serikat ( AS) untuk mengakses atau mengembangkan vaksin virus Corona

Editor: AbdiTumanggor
reuters
Dr Anthony Fauci (kiri), bersama Presiden AS Donald Trump 

TRIBUN-MEDAN.com –- Rusia dilaporkan menawarkan bantuna kepada Amerika Serikat ( AS) untuk mengakses atau mengembangkan vaksin virus korona.

Namun As menolak tawaran Rusia tersebut menurut laporan CNN pada Kamis (13/8/2020).

Rusia mengumumkan pada Selasa (11/8/2020) bahwa mereka telah menyetujui vaksin Covid-19 yang diberi nama Sputnik V dari Gamaleya Institute yang berbasis di Moskwa.

Namun pengumuman tersebut dikritik oleh para ahli. Badan Kesehatan Dunia ( WHO) menyatakan bahwa mereka butuh meneliti data keselamatan vaksin Covid-19 yang diklaim telah diciptakan oleh Rusia.

Vaksin tersebut disetujui sebelum melalui uji klinis fase ketiga, yang dianggap penting untuk memastikan keamanan obat sebagaimana dilansir dari Business Insider, Jumat (14/8/2020).

Hasil uji coba awal juga belum menjalani peer review dan metodologi serta hasilnya masih dirahasiakan.

Meskipun demikian, Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan pada Selasa bahwa vaksin tersebut "lulus semua pemeriksaan” dan salah satu putrinya telah disuntik.

Pejabat Rusia mengatakan kepada CNN bahwa mereka menawari AS untuk mengakses vaksin tersebut.

Namun, saat ditawari hal tersebut, pejabat Rusia menyatakan bahwa "AS saat ini tidak terbuka" untuk gagasan tersebut.

"Ada rasa ketidakpercayaan umum terhadap Rusia di pihak AS dan kami yakin bahwa teknologi kami tidak diadopsi di AS karena ketidakpercayaan itu," kata seorang pejabat senior Rusia yang tidak mau disebutkan identitasnya kepada CNN.

Di sisi lain, seorang pejabat kesehatan masyarakat AS mengatakan kepada CNN bahwa AS tidak akan mencoba vaksin dari Rusia.

"Tidak mungkin AS menguji coba [vaksin Rusia] pada monyet, apalagi kepada manusia," kata pejabat tersebut yang tidak mau disebutkan namanya.

Ilmuwan yang mengerjakan Sputnik V juga dikritik setelah mengatakan bahwa mereka telah menyuntikkan diri mereka sendiri dengan prototipe untuk mempercepat prosesnya.

Pakar penyakit menular terkemuka AS, Anthony Fauci, juga menyatakan keraguan yang sangat serius bahwa vaksin Rusia aman atau efektif.

Beberapa pekan terakhir, AS telah membuat kesepakatan dengan beberapa perusahaan melalui program "Operation Warp Speed".

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved