Update Covid19 Sumut 19 Agustus 2020

Seorang Lagi Dokter Meninggal akibat Covid-19, dr Jhon Edward F Sipayung Meninggal Tadi Malam

Kabar duka datang lagi dari dunia medis. Seorang lagi dokter meninggal dunia akibat serangan virus corona (covid-19).

Penulis: Alija Magribi | Editor: Salomo Tarigan
t r ibun-medan.com/Alija Maghribi
Para petugas medis memberikan penghormatan terakhir pada pelepasan jenazah dr Jhon Edward F Sipayung,dari RSUD Djasamen Saragih Pematangsiantar 

Ia bekerja tidak langsung menangani covid-19.

“Setahu saya almarhum bekerja di salah satu klinik, tidak langsung menangani pasien Covid-19. Saat ini temannya yang bekerja di klinik yang sama tengah dirawat di ICU salah satu RS di kota Medan,” tambahnya.

Dia juga berharap, segala amal ibadah para dokter yang meninggal diterima di sisi Yang Maha Kuasa.

"Semoga darmabakti, dedikasi, dan pengabdian beliau akan menjadi suri teladan dan menjadi pendorong semangat bagi tenaga kesehatan dan relawan medis lainnya yang sedang berjuang melawan Covid-19,” katanya.

 Santer Disebut Usung Akhyar Nasution di Pilkada Medan, PKS Sumut: Kami Masih Menunggu Keputusan DPP

 MUTASI TERBARU Polda Sumut, Puluhan Perwira Polisi Isi Jabatan Baru, Ini Daftarnya

 

Pemetaan Rumah Sakit

Sebelumnya, berkaitan dengan banyaknya tenaga medis yang berjatuhan karena covid-19 Wijaya menerangkan bahwa sangat penting memetakan kembali RS yang ada.

"Jika dinilai satu RS lebih bermakna jika menangani pasien non-Covid, maka RS tersebut tidak boleh menangani pasien Covid, begitu sebaliknya,” tuturnya.

Wijaya berharap adanya dukungan semua pihak untuk turut menghargai jasa para tenaga medis di masa pandemi covid-19 ini.

“Kiranya kita masih berharap dukungan seluruh pihak, baik dari pemerintah dan masyarakat untuk turut menghargai perjuangan para dokter dan tenaga medis lainnya di masa pandemi covid-19 ini,” ujarnya.

Ia menilai, dengan banyaknya kasus covid-19 yang juga dirawat di beberapa rumah sakit swasta yang bukan RS rujukan resmi covid-19 oleh pemerintah, merupakan hal yang kurang tepat.

"Saya tidak bilang itu salah, tapi alangkah baiknya kalau pasien yang covid dan noncovid-19 itu dipisah, tidak boleh ada dalam areal yang berdekatan. Makanya cukup rumah sakit khusus yang merawat covid-19," ujar Ketua IDI Medan dr Wijaya Juwarna Sp-THT-KL.

Dikatakannya, semakin banyak jumlah pasien Covid-19 yang dirawat maka akan semakin tinggi juga jumlah paparan virus tersebut.

Hal ini sangat berisiko tinggi terlebih bagi tenaga kesehatan yang berjuang langsung menangani pasien covid-19.

“Saya menilai dengan pasien yang semakin banyak maka jumlah paparan akan semakin besar. Hal ini sangat berisiko tinggi bagi nakes, apalagi yang mengalami kelelahan dan adanya penyakit penyerta,” katanya.

Menurut Wijaya, sebaiknya hanya sebanyak 30 persen total rumah sakit di kabupaten/kota yang khusus menangani covid-19.

Sumber: Tribun Medan
Halaman 3 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved