Keindahan Danau Linting, Pemandian Air Panas yang Memiliki Kedalaman Lebih 100 Meter

Danau dengan air panas merupakan objek wisata yang terbilang langka. Jumlahnya bisa dihitung dengan jari.

Penulis: Muhammad Anil Rasyid | Editor: Juang Naibaho
TRIBUN MEDAN / HO
Danau Linting berada di Desa Sibunga-bunga, Desa Gunung Manumpak, Desa Durian IV Mbelang, Kecamatan Sinembah Tanjung Muda, Kabupaten Deliserdang, Sumatera Utara. 

Laporan wartawan Tribun Medan / Muhammad Anil Rasyid

TRIBUN-MEDAN.com, DELISERDANG - Objek wisata pemandian air panas banyak ditemui di beberapa daerah atau provinsi-provinsi yang terletak di Indonesia.

Sebut saja pemandian air panas Sidebuk-debuk yang berada di Kabupaten Karo, Sumatera Utara.

Namun, danau dengan air panas merupakan objek wisata yang terbilang langka. Jumlahnya bisa dihitung dengan jari.

Selain Segara Anak di Gunung Rinjani, ada Danau Linting yang berada di Desa Sibunga-bunga, Desa Gunung Manumpak, Desa Durian IV Mbelang, Kecamatan Sinembah Tanjung Muda, Kabupaten Deliserdang, Sumatera Utara.

"Ini cerita dari orang ke orang ya, pada dahulu di sini merupakan perbukitan. Namun pada saat itu terdengar suara ledakan yang begitu kuat bersamaan dengan gempa yang cukup hebat. Kalau untuk tahun dan tanggalnya saya tidak tahu pasti. Yang pastinya udah lama sekali," ucap Ginting, warga setempat, Minggu (23/8/2020).

Setelah kejadian ledakan bersamaan dengan gempa, lanjut Ginting, akhirnya perbukitan tersebut pun lenyap dan berganti dengan hamparan air yang disebut dengan Danau Linting.

"Dulu pernah datang orang bule gitu, dia ke sini mau buat penelitian. Saat itu bule tersebut mencoba meneliti kedalaman air danau ini. Dia masukan alat ke dalam danau, dan hasilnya kalau saya tidak salah, sudah mencapai 100 meter kedalamannya, namun belum bertemu dengan dasarnya," ujar Ginting.

Terlepas dari penelitian orang asing tersebut, masyarakat setempat meyakini bahwa Danau Linting sangat dalam.

Hal ini pun dapat dilihat dari warna air yang kebiru-biruan yang kadang berubah menjadi warna hijau.

"Kita warga setempat juga mengimbau kepada masyarakat yang berkunjung, agar selalu berhati-hati ketika sedang mandi di danau ini. Dan gak usah berenang sampai ke tengah danau. Cukup di pinggirannya saja," ucap Ginting.

"Banyak mitos yang beredar, katanya ada putri cantik. Makanya anak laki-laki dilarang berenang di danau ini, karena katanya penunggu danau ini suka dengan anak laki-laki. Ya percaya enggak percaya, tergantung kepercayaan masing-masing. Ada lagi katanya, jangan cakap kotor saat di danau," sambungnya.

Namun, tidak ada salah juga untuk mematuhi kepercayaan yang berkembang. Karena, berdasarkan catatan yang ada, terjadi beberapa peristiwa yang menelan korban jiwa di Danau Linting ini.

Danau Linting memiliki air hangat dengan suhu sekitar 30 derajat celcius.

Selain air yang hangat, pemandangan di kawasan Danau Linting cukup menyejukkan mata.

Banyak pepohonan yang tumbuh berjejer mengelilingi danau tersebut.

"Danaunya cantik, apalagi air yang hangat. Sering datang ke sini bersama keluarga sih," ucap Nura, pengunjung Danau Linting.

Sambung Nura, meski telah mendengar kabar beberapa peristiwa yang menelan korban jiwa di Danau Linting, ia bersama keluarga selalu berhati-hati.

"Selalu hati-hati juga. Tetap menjaga sopan santun juga. Ya kalau masalah penunggu, semua tempat pasti ada penunggunya. Tapi ya kita sebagai tamu tentunya tahu apa yang harus kita lakukan. Untuk berendam pun, kami di pinggiran ini aja. Enggak bau belerang lagi airnya," ujar Nura.

Suasana Danau Linting pada hari libur tahun baru Rabu, (1/1/2020).
Suasana Danau Linting pada hari libur tahun baru Rabu, (1/1/2020). (TRIBUN MEDAN/INDRA SIPAHUTAR)

Tiket masuk ke Danau Linting cukup terjangkau yakni sebesar Rp 5 ribu. Harga tiket masuk belum termasuk uang pasrkir. Sepeda motor dikenakan biaya Rp 3 ribu dan mobil Rp 5 ribu.

Adapun fasilitas tersaji di objek wisata Danau Linting, yaitu toilet sederhana.

Setelah masuk membayar parkir, pengunjung akan langsung disungguhkan dengan hamparan air Danau Linting.

Beberapa ayunan tersedia di pinggiran danau yang diikatkan pada pepohonan. Dan ini sering dijadikan pengunjung sebagai spot foto berlatarbelakang danau.

Bagi pengunjung yang membawa bekal makanan, tidak perlu khawatir alas untuk duduk. Banyak warga sekitar yang menyewakan tikar.

Pengunjung cukup merogoh kantong sebesar Rp 10 ribu hingga Rp 20 ribu, tergantung ukuran tikar yang disewakan.

Tidak ada larangan untuk membawa makanan dari luar. Hanya saja pengunjung diharapkan untuk tetap menjaga kebersihan.

(CR23/tribun-medan.com)

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved