Update Covid19 Sumut 27 Agustus 2020

TERKINI Vaksin Covid-19, Kalbe Farma Perkirakan Vaksin Corona Paling Cepat Pertengahan 2021

Saat ini pengembangan vaksin masih dalam fase I dan sedang berjalan di Korea Selatan.

Screenshot/T r ibun-Medan.com/Septrina Ayu Simanjorang)
Direktur Keuangan Perusahaan Kalbe Farma Bernadus Karmin Winata dalam Public Expose 2020 Expose 2020 yang digelar PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Kamis (27/8/2020). 

T R IBUN-MEDAN.com,MEDAN -Vaksin Covid-19 masih dalam pengembangan.

Saat ini pengembangan vaksin masih dalam fase I dan sedang berjalan di Korea Selatan.

Fase pertama ini diperkirakan selesai sekitar Oktober atau November 2020.

Hal tersebut diungkapkan oleh Direktur Keuangan Perusahaan Kalbe Farma Bernadus Karmin Winata dalam Public Expose 2020 Expose 2020 yang digelar PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Kamis (27/8/2020).

Ia mengatakan dengan masuknya calon vaksin tersebut dalam fase I, berarti menunjukkan adanya efektivitas dari calon vaksin tersebut.

"Kita masih perlu menjalani fase II dan kemungkinan fase III. Untuk tahap komersial perkiraan kita paling cepat tersedia pada pertengahan 2021," katanya.

Ia mengatakan di dalam mendukung pemerintah dan masyarakat untuk dapat melawan dan melewati pandemik, sehingga perekonomian cepat pulih, Kalbe berkontribusi di dalam menyediakan PCR test untuk rumah sakit rujukan pemerintah, di dalam uji klinis produk herbal Immunomodulator yaitu H2 (Health and Happiness) Cordyceps Militaris dan Fatigon Promuno serta melakukan uji klinis vaksin Covid-19 di Indonesia, bekerja sama dengan Perusahaan dari Korea Selatan Genexine.

"Untuk fase II akan dilakukan di Indonesia dan Korea Selatan. Kita harus melalui beberapa fase untuk memastikan keamanan dan efektivitas produk tersebut. Saat ini kita juga berkomunikasi dengan beberapa pihak terutama pemerintah. Kita memang dari swasta mau ikut ambil bagian dalam penanggulangan Covid-19 ini," katanya.

Namun pihaknya juga merasa juga perlu memperhitungkan akan hal-hal tertentu seperti investasi.

"Karena yang paling penting dalam vaksin ini adalah bahwa Indonesia harus bisa melakukan produksi sendiri vaksin tersebut," katanya.

Ia mengatakan pihaknya masih bisa jika produksi 1 juta sampai 3 juta dosis vaksin.

Namun jika sampai 50 juta dosis, maka perlu investasi yang besar.

Bahkan investasi yang diperlukan bisa mencapai hingga Rp 1 triliun tergantung seberapa banyak vaksin yang harus disediakan.

“Jadi kalau produksi massal harus ada juga dukungan dari pemerintah dalam hal ini bagaimana penyerapan kalau kita melakukan investasi hingga 50 juta dosis misalnya. Tentu harus ada cara untuk memastikan agar produk tersebut bisa diserap," pungkasnya.

(sep/t r ibun-medan.com)

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved