Di Tengah Pandemi Covid-19, Wanita Muda Inisial ATN (22) Mendadak Tewas di Diskotik CF, Overdosis?

Diskotek CF milik mantan ketua OKP berinisial ST jadi sorotan, lantaran telah beberapa kali menelan korban dari kalangan pengunjung overdosis.

Penulis: Dedy Kurniawan | Editor: AbdiTumanggor
Istimewa
ATN tewas meninggal dunia setelah kejang-kejang diduga korban over dosis ekstasi usai dugem di diskotek CF perbatasan Kota Binjai dan Kabupaten Deliserdang. 

TRIBUN-MEDAN.com - Diskotek CF yang berada di Desa Namurube Julu, Kutalimbaru, Kabupaten Deliserdang, Sumatera Utara, didesak segera berhenti beroperasi dan ditutup.

Desakan datang dari kalangan anggota dewan dan masyarakat Binjai pascasejumlah kejadian pengunjung over dosis narkotika, bahkan hingga tewas.

Diskotek CF milik mantan ketua OKP berinisial ST jadi sorotan, lantaran telah beberapa kali menelan korban dari kalangan pengunjung yang alami over dosis, bahkan teranyar ATN (22) tewas dengan dugaan usai menelan pil ekstasi sambil menikmati dentuman musik Disc Jokey. 

Tak hanya kejadian dugaan over dosis, di Diskotik CF, sebelumnya gadis belia, HR (15) yang masih di bawah umur menjadi korban rudapaksa massal, hingga mengalami trauma berat.

Kasus ini memgendap tanpa kejelasan, meski sudah dilaporkan Hendra Gunawan (43) selaku ayah HR ke Polrestabes Medan, Selasa 5 Maret 2019 lalu sesuai nomor: 504/III/2019/SPKT Restabes Medan.

Menanggapi dua kejadian ini, anggota DPRD Sumut, Muhri Fauzi kalangan legislatif dari Daerah Pemilihan Binjai-Langkat mendesak agar aparat penegak hukum membuka mata, dan segera menutup Diskotek CF yang diduga lokasi peredaran narkotika dan transaksi seksual.

"Dengan kejadian ini, semestinya itu harus menjadi penguat untuk ditutupnya diskotek itu. Kenapa? Karena masyarakat juga sudah berulang kali menyampaikan aspirasinya agar menutup tempat hiburan tersebut," tegas Muhri Fauzi, Senin (12/8/2019)

Muhri berharap pemerintah setempat dan aparat berwajib juga sadar dan menjadi kejadian ini yang terakhir kalinya.

Setiap kepala daerah jangan saling lempar bola untuk menindak tegas lokasi yang melanggar hukum. 

"Itu sudah jelas-jelas ada kejadian yang merugikan masyarakat. Ini bukan lagi soal Deliserdang atau Binjai. Tapi, bagi kepala daerah yang peduli terhadap masyarakatnya harus segera ambil sikap. Apalagi dekat dengan Binjai, wajar saja itu ditutup," katanya.

Tak hanya mengkrisi, Muhri akan melayangkan surat ke Bupati Deliserdang di Lubukpakam terkait keberadaan Diskotek Cafe Flower yang meresahkan masyarakat ini.

Dia juga akan berkoordinasi langsung ke pihak kepolisian sebagai aparat penegak hukum.

Warga Binjai, Benny diminta komentar mengaku resah dengan menjamurnya sejumlah diskotek di Kota Binjai. Pasalnya, di lokasi hiburan malam diskotek sudah menjadi rahasia umum peredaran narkotika dan penjajakan seks.

"Masyarakat Binjai resah dengan Diskotek di Binjai yang beroperasi tanpa penindakan, sudah berulang kali kejadian pengunjung over dosis, bahkan meninggal dunia. Pernah ada yang diperkosa ramai-ramai tapi pelakunya bebas berkeliaran. Polisi selama ini diam saja, seolah membiarkan diskotek merusak mental masyarakat," tukasnya.

Kasat Reskrim Polres Binjai, AKP Wirhan Arif ditanyai terkait tewasnya ATN pengunjung Diskotek CF mengaku sedang menunggu hasil visum dari rumah sakit.

Sejauh ini beredar kabar, selain OD, ATN juga hendak diperkisa dan harta bendanya diambil, namun dibantah pihak kepolisian.

"Keluarga gak ada lapor kehilangan soal itu, kalau ada pasti kami terima lah. Nanti lah kita tunggu hasil visumnya ya," pungkasnya.

Pascakejadian HR yang berujung laporan ke polisi, Diskotek CF pernah digerebek Polda Sumut.

Sebanyak  52 orang diamankan, beserta termasuk pegawai CF, pengunjung, waiters, Dj dan seluruh alat set DJ. 

Sebelumnya, seorang pengunjung Diskotek CF berinisial ATN (22) mengembuskan nafas terakhirnya di Rumah Sakit Latersia‎, Jalan Soekarno-Hatta Km 18, Kelurahan Sumberkarya, Binjai Timur, Jum'at (9/8) dini hari.

Diduga, wanita muda yang masih berusia 22 tahun ini tewas karena over dosis pil ekstasi.

(dyk/tribun-medan.com)

***

 Hubungan Inses Ibu (63) dan Anaknya (43) Terpergok Istrinya saat Sedang Melakukan Hubungan Intim

 Dinikahi Pria Batak Bermarga Nainggolan, Berikut Pengakuan Artis Cantik Rianti Cartwright

Kronologi Meninggalnya Dinar Dela Silalahi di Dikotik New Zone

TRIBUN-MEDAN.COM - Seorang perempuan diduga overdosis di tempat hiburan malam Diskotik New Zone Jalan Wajir, Medan, Sumatera Utara.

Ia telah meninggal dunia saat dibawa ke Rumah Sakit Advent Jalan Gatot Subroto, Medan.

Perempuan tersebut diketahui bernama Dinar Dela Silalahi (30). 

Dia merupakan warga Desa Bahal Batu, Kecamatan Siborongborong, Kabupaten Tapanuli Utara (Taput). 

Wanita yang tercatat berstatus ibu rumah tangga itu masuk ke tempat hiburan malam New Zone pada Kamis (30/8) sekitar pukul pukul 00.15 WIB.

Gambar mungkin berisi: 2 orang, orang tersenyum, lensa kaca mata dan dekat

Ditemani seorang pria

Dinar Dela ditemani seorang pria bernama Richie Frans Boy Nababan (27), warga Jalan Sanif, Kecamatan Siborong-borong, Kabupaten Taput.

Dinar meninggal diduga karena overdosis.

"Penyebab kematian korban memang tidak wajar," kata Kanit Reskrim Polsek Medan Kota, Iptu Suhardiman, Jumat (31/8/2018).

Berdasarkan keterangan Richie di hadapan petugas, selain merasa kedinginan, Dinar juga mengaku tubuhnya sakit. Seketika, tubuh wanita itu lunglai.

Ia kemudian tak sadarkan diri di ruang karaoke.

Lantaran panik, Richie Frans Boy Nababan (27) kemudian meminta tolong pada pelayan kafe.

Dari Mulut Dinar, keluar buih berwarna putih.

Karena kondisinya semakin melemah, Richie membawanya  ke Rumah Sakit Advent Medan.

Namun nahas, setibanya di rumah sakit, Dinar meninggal dunia.

Pesan bir dan minuman bersoda

Pengakuan Richie Frans Boy Nababan, ia datang bersama Dinar ke tempat hiburan malam itu sekitar pukul 00.15 WIB.

Mereka pun memesan bir dan minuman soda.

Saat mendengarkan musik disko, pukul 03.00 WIB, Dinar mulai mengeluhkan sakit di tubuhnya.

Ia merasa suhu ruangan begitu menusuk tubuhnya.

"Untuk penyebab pastinya (korban meninggal dunia), ini masih kami selidiki," ujar Iptu Suhardiman.

Informasi lain, Dinar dan Richie dikabarkan sempat menenggak obat-obatan.

Ditanya mengenai hal itu, polisi beralasan belum mau terburu-buru menyimpulkan masalah ini.

"Dari hasil pemeriksaan dokter jaga, korban sudah meninggal dunia (saat di perjalanan)," kata Suhardiman.

Sayangnya, polisi tak menjelaskan lebih detail pemeriksaan terhadap Richie Frans Boy Nababan yang bekerja di salah satu instansi di Tapanuli Utara itu.

Polisi juga tak menjelaskan apakah penyidik sudah melakukan pengecekan urine Richie. Sebab diduga, Richie disinyalir menggunakan obat-obatan terlarang bersama korban setibanya di New Zone.

Karena korban sudah dinyatakan meninggal dunia, jenazahnya sempat dibawa ke RS Bhayangkara Tingkat II Medan.

Kemudian, polisi berkordinasi dengan pihak keluarga korban dan jenazah korban langsung dibawa ke kampung halamannya untuk dimakamkan.

Gambar mungkin berisi: 1 orang, kacamata gelap dan dekat

Netizen Sampaikan Belasungkawa di Mdia Sosial

Meninggalnya Dinar Dela Silalahi turut disampaikan di media sosial.

Mereka tampak menyampaikan turut belasaungkawa .

Satu di antaranya netizen atas nama akun  @Ana Israel Manalu.

"Turut berduka cita kk ku
tidak menyangka kau begitu cepat meninggal khn kami
kau begitu terlalu baik buat ku
tega x kau meninggal khn ku
kita itu masih ingin berbincang tentang kita yg senasip trus...
kk terkejut x aku mendengar kbr mu
baru smlm kau cat aku menanya khn kbr ku,smoga kau tenang di alam sana kk," tulisnya. 

Gambar mungkin berisi: 1 orang, teks

Gambar mungkin berisi: 1 orang, teks

Diduga Sarang Narkoba

Hiburan malam New Zone di Jalan Wajir, Medan memang diduga sudah lama menjadi sarang narkoba.

Dari tahun 2016 hingga 2018, lokasi hiburan malam yang kerap disambangi kalangan remaja ini sudah berulangkali digerebek petugas gabungan.

Tiap kali melakukan razia, petugas pasti mengamankan puluhan pengunjung yang urinenya positif narkoba.

"Untuk razia, kami tidak mungkin memberi tahu waktunya. Jika diberi tahu, itu bukan razia namanya," kata Kapolsek Medan Kota, Kompol Revi Nurvelani.

Persitiwa tewasnya pengunjung bernama Dinar Dela Silalahi kembali menguatkan bahwa New Zone memang sarang narkoba. Sayangnya, tidak ada tindakan tegas dari pihak terkait, semisal menutup tempat ini.

"Untuk mengetahui pasti penyebab meninggalnya korban (Dinar), kami masih menunggu hasil dari autopsi," ungkap Revi.

Mantan Kapolsek Medan Barat ini mengatakan, hiburan malam New Zone memang satu dari banyak lokasi yang masuk zona merah.

Selain disinyalir menjadi sarang narkoba, lokasi ini juga kerap menjadi sumber perkelahian.

Bahkan, pada Februari 2016 silam, petugas Polsek Medan Kota yang melakukan penangkapan pengedar narkoba sempat diserang sekelompok pemuda.

Mobil petugas dilempari, dan polisi diadang ketika akan membawa tiga pengedar pil ekstasi.

Mantan Kapolsek Medan Barat ini juga menyatakan pihaknya melakukan razia di tempat hiburan NewZone mengingat banyaknya kejadian yang terjadi di sana.

"Seperti yang terjadi pada Kamis (30/8/2018) dini hari yang mengakibatkan satu orang meninggal dunia di rumah sakit karena habis dari New Zone. Ini satu faktor yang membuat kita ingin melakukan razia,"ujarnya.

Gambar mungkin berisi: malam, mobil dan luar ruangan

New Zone Dirazia

Personel Polsek Medan Kota melakukan razia di tempat hiburan New zone, pada Sabtu (1/9/2018).

Razia ini dilakukan mengingat di wilayah hukum Polrestabes Medan banyak informasi dari masyarakat yang menyatakan banyak peredaran narkoba terutama di tempat hiburan malam.

"Kita melakukan razia di tempat hiburan NewZone karena banyak informasi yang menyatakan kalau di sana banyak terjadi peredaran narkoba. Dan ini juga merupakan perintah dari pak Kapolrestabes Medan," kata Kapolsek Medan Kota Kompol Revi Nurvelani, Sabtu (1/9/2018).

Dikatakan Revi, pihaknya melakukan razia di NewZone pada Sabtu (1/9/2018) dinihari sekitar pukul 02.45 WIB.

"Begitu sampai di sana, kita langsung melakukan pemeriksaan, penggeledahan terhadap orang di area parkir, Hall, room karoke dan lobby diskotik," ujar mantan Kapolsek Medan Barat ini.

Gambar mungkin berisi: satu orang atau lebih dan orang berdiri

Ilustrasi razai di tempat hiburan malam|ist

Gambar mungkin berisi: 2 orang, orang berdiri, malam dan dalam ruangan

Saat razia tersebut, kata Revi, pihaknya mengamankan 56 orang yang terdiri dari 25 laki-laki dan 31 wanita di mana mereka semua tidak memiliki tanda pengenal (KTP).

"Di situ kita langsung mengadakan tes urine dan hasilnya 15 dari 56 orang positif menggunakan narkoba berupa pil ekstasi yang diamankan dari salah satu room yang diisi sebanyak 6 orang pengunjung," ujar pria dengan melati satu dipundaknya ini.

Ia mengaku untuk pengunjung yang positif menggunakan narkoba dan yang diduga memiliki barang bukti narkoba seluruhnya dibawa ke Sat Narkoba.

"Sedangkan pengunjung yang tidak memiliki identitas dibawa ke Sat Sabhara Polrestabes Medan,"katanya.

Dikatakan Revi, sekitar pukul 04.00 WIB seluruh pengunjung yang dibawa ke Sabhara langsung dilakukan pendataan.

(Akb/tribun-medan.com)

Baca: Siswi SMA Ini Sering Bawa Pria ke Kamar Kosnya, Terungkap yang Terjadi saat Ayahnya Diam-diam Datang

Baca: SBY Acungi Jempol Presiden Jokowi, Hingga Viral Video Atlet Luar Negeri Goyang Dayung di Bandara

Baca: Saat Acha Tanggapi Roy Suryo: Kirain Bapak Hanya Bisa Menduga Gambar Porno Asli atau Rekayasa

Baca: Begini Jawaban Ratna Sarumpaet saat Dirinya Disebut Kalau di Zaman Orde Baru Pasti Sudah Dibedil

Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved