Breaking News

Deflasi Tiga Kali Berturut, BPS: Daya Beli Masih Rendah

Secara keseluruhan, Indonesia mengalami deflasi 0,05 persen pada September 2020. Dengan demikian Indonesia mengalami deflasi berturut-turut

Screnshoot/Tribun Medan/Septrina Ayu Simanjorang
Kepala BPS Suhariyanto dalam rilis BPS yang disiarkan secara langsung di kanal YouTube BPS Statistics, Kamis (01/10/2020). Indonesia mengalami deflasi berturut-turut sejak Juli, Agustus, dan September. 

TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Secara keseluruhan, Indonesia mengalami deflasi 0,05 persen pada September 2020. Dengan demikian Indonesia mengalami deflasi berturut-turut sejak Juli, Agustus, dan September.

Dari 90 kota yang diamati Indeks Harga Konsumen (IHK), 34 kota mengalami inflasi dan 56 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Gunungsitoli sebesar 1,00 persen dan terendah di Pekanbaru dan Pontianak sebesar 0,01 persen.

Sementara itu, deflasi tertinggi terjadi di Timika sebesar 0,83 persen dan terendah di Bukittinggi, Jember, dan Singkawang sebesar 0,01 persen.

"Dengan deflasi 0,05 pada September 2020, maka selama tiga bulan terjadi deflasi berturut-turut yakni Juli 0,10 persen, Agustus 0,05 persen, dan September ini kembali deflasi lagi 0,05 persen," ujar Kepala BPS Suhariyanto dalam rilis BPS yang disiarkan secara langsung di kanal YouTube BPS Statistics, Kamis (01/10/2020).

Dijelaskannya deflasi berturut-turut juga pernah terjadi pada tahun 1999. Pada saat itu terjadi deflasi berturut-turut sejak Maret hingga September atau selama tujuh bulan.

"Catatannya adalah dari sisi pasokan pada September ini cukup. Yang diwaspadai inflasi inti rendah yang menunjukkan daya beli kita masih sangat-sangat lemah. Itu yang perlu diwaspadai dari deflasi yang terjadi Juli, Agustus, September. Karena deflasi berturut-turut artinya selama Kuartal-III 2020 daya beli masih lemah," ujarnya.

Inflasi inti September sebesar 0,13 persen. Angka ini jauh lebih rendah dibandingkan posisi inflasi inti pada Agustus 2020 yakni 0,29 persen.

Ia mengatakan September ini merupakan inflasi inti terendah sejak pertama kali BPS bersama Bank Indonesia menghitung angka inflasi inti pada 2004.

"Jadi inflasi intinya menurun secara bulanan. Dari sisi pergerakan inflasi inti secara tahunan terlihat inflasi inti tahunan terus menunjukkan penurunan sejak Maret 2020. Dari angka ini bisa disimpulkan bahwa dari sisi permintaan daya beli masyarakat masih rendah yang ditunjukkan oleh inflasi inti yang terus menurun," katanya

"Di satu sisi pasokan cukup tapi daya beli rendah. Kita semua tahu bahwa Covid-19 ini menghantam dari dua sisi, dari sisi suplai menganggu, dari sisi demand karena banyaknya kebijakan menghambat covid seperti PSBB dan lockdown berbagai negara menyebabkan daya beli menjadi rendah," pungkasnya.

(sep/tribun-medan.com)

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved