Berseteru dengan Kapolres dan Undur Diri, Kasat Sabhara: Istriku, Kita Masih Bisa Makan dengan Garam
Agus mengaku tidak tahan dengan perilaku Kapolres Blitar, Ahmad Fanani terhadapnya serta rekan-rekan lain.
Selain melaporkan tingkah arogan Kapolres Blitar, Agus juga mengadukan soal sejumlah aksi pembiaran yang dilakukan Ahmad Fanani.
TRIBUN-MEDAN.com - Kasat Sabhara Polres Blitar AKP Agus Hendro Tri Susetyo memutuskan untuk mengundurkan diri sebagai anggota kepolisian Republik Indonesia.
Agus Hendro mengaku memilih mengundurkan diri karena tak tahan dengan sikap atasannya, Kapolres Blitar AKBP Blitar Ahmad Fanani yang dianggap arogan pada bawahan.
Sebagaimana dinukil dari Kompas.com pada Jumat (2/10/2020), Agus Hendra juga mengaku tak akan menuntut apapun pada Polri terkait pengunduran dirinya.

Polisi yang sudah mengabdi selama 27 tahun ini lantas mengungkapkan pesannya bagi sang istri.
Mendatangi Mapolda Jatim pada Kamis (1/10/2020), Agus dengan mata berkaca-kaca meminta maaf pada orang-orang yang dikasihaninya.
Ia terlihat menahan tangis dan suaranya terdengar parau.
"Untuk istri saya, jangan khawatir, kita masih bisa makan dengan garam," ujar Agus berulang kali.
Selain itu, Agus juga mengungkapkan permohonan maafnya pada rekan-rekan.
"Semua teman-teman saya, adik-adik saya suporter sepakbola Blitar dan para pendekar Pencak Dor Blitar,” ungkap dia.
Agus mengaku tidak tahan dengan perilaku Kapolres Blitar, Ahmad Fanani terhadapnya serta rekan-rekan lain.
Ia menjelaskan, apa yang dilakukannya saat ini adalah puncak kekesalannya selama ini.
"Alasan saya mengundurkan diri saya tidak terima, hati saya tidak terima selaku manusia dengan arogansi Kapolres saya."
"Sebenarnya ini akumulasi dari senior-senior saya, akumulasi dari kasat-kasat lain," katanya dikutip dari Kompas TV.
Ia menganggap sang kapolres sering memaki bawahannya.
"Namanya juga manusia tentu ada kelebihan dan kekurangan, setiap beliau marah ada yang enggak cocok itu maki-makian kasar itu disampaikan."
"Ya maaf bahkan sampai menyebut binatang dan lain-lain," ujar Agus.
Agus tak membantah dirinya kesal dengan apa yang dilakukan atasannya itu.
Pasalnya, semua anggota polisi juga sudah bekerja keras.
"Terakhir saya, sebenarnya tidak terlalu parah pada saya."
"Ya jelas iya lah (ada tekanan psikis) kan kita sama-sama bekerja pagi dan malam untuk demi masyarakat kita, untuk memutus mata rantai Covid-19," ucapnya.
Agus juga menyayangkan kebijakan Ahmad Fanani yang disebutnya sering mencopot jabatan polisi.
Menurutnya, pencopotan jabatan tidak selalu menjadi solusi terbaik.
"Bahkan Bapak Kapolres sering enggak ada arahan apapun tapi kalau enggak bener langsung seperti itu."
"Sebenarnya kan kalau sudah saya salah dibina terus diganti, dimaki terus-terusan, kadang main copot-copot itu yang enggak, emang mencopot orang mengganti orang akan menjadi lebih baik? Belum tentu kan,," lanjutnya.
Selain melaporkan tingkah arogan Kapolres Blitar, Agus juga mengadukan soal sejumlah aksi pembiaran yang dilakukan Ahmad Fanani.
Ahmad Fanani disebut telah membiarkan judi sabung ayam dan tambang pasir di wilayah Blitar.
Lihat videonya berikut:
Klarifikasi Makian Banci
Di sisi lain, Ahmad Fanani juga menjawab soal makian banci terhadap AKP Agus.
Dikutip dari TribunJatim.com, pengunduran diri AKP Agus diketahui terjadi pada Kamis (1/10/2020).
AKBP Ahmad Fanani mengaku tegurannya kepada AKP Agus baru kali pertama terjadi.
Kala itu teguran ia layangkan karena ada anggota yang melanggar disiplin.
Saat itu ia memergoki ada bawahan AKP Agus yang memiliki rambut panjang.
"Saya bisa menjelaskan, yang bersangkutan (Agus Tri) baru pertama kali saya tegur berkaitan disiplin anggota. Karena ada anggota Sabhara punya rambut panjang," ungkap AKBP Ahmad Fanani, Kamis (1/10/2020).
"Tidak etis dilihat karena pakai baju dinas," terangnya.
Ia bercerita saat mendapati ada anggota Sabhara yang memiliki rambut panjang, dirinya langsung memberikan teguran kepada AKP Agus yang bertindak sebagai Kasat Sabhara.
"Saya bilang, sebagai pemimpin seharusnya (Kasat Sabhara) menegur anggota, jangan anggota rambutnya panjang seperti bencong," ujar AKBP Ahmad Fanani.
Ahmad Fanani mengatakan teguran yang ia berikan kepada anak buahnya masih dalam tahap yang wajar.
Ia justru menyebut Agus tidak masuk dinas sejak tanggal 21 September 2020.
"Saya serahkan sepenuhnya kepada Polda Jatim terkait pelanggaran yang dilakukan anak buahnya. Perwira penanganannya langsung oleh Polda Jatim, termasuk apa sanksinya," jelas Ahmad Fanani.
Artikel ini diolah dari Kompas.com dengan judul Mata Berkaca-kaca Menahan Tangis, Kasat Sabhara Blitar: Istriku, Kita Masih Bisa Makan dengan Garam dan surya.co.id dengan judul UPDATE Fakta Kasat Sabhara Polres Blitar Mundur dari Polisi, Begini Kata Kapolres dan Polda Jatim