Bentrok Mahasiswa vs Aparat di Unimed
Akhirnya Kampus Unimed Buka Suara Bentrok Mahasiswa Mapala vs Aparat
Bentrok antara mahasiswa Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Unimed dengan Satpam Universitas dan oknum
Penulis: Victory Arrival Hutauruk | Editor: Salomo Tarigan
Laporan Wartawan T r ibun-Medan.com, Victory Arrival Hutauruk
T R IBUN-MEDAN.com, MEDAN - Pihak Universitas Negeri Medan buka suara terkait bentrok antara mahasiswa Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Unimed dengan Satpam Universitas dan oknum tentara pada Jumat (2/10/2020) sore.
Kepala Humas Unimed, Muhammad Surip menyebutkan bahwa permasalahan tersebut awalnya dipicu penggunaan sekretariatan oleh mahasiswa yang menyalahi jam perkuliahan.
"Sebenarnya begini, pimpinan kan sudah menyampaikan kepada pimpinan UKM mahasiswa di kampus agar menggunakan kantor sekret itu sesuai jam berkuliahan dari jam 7 sampai 6 sore.
• VIRAL VIDEO Bentrok Mahasiswa vs Aparat Kampus Unimed, Ketua Mapala Ungkap Kronologinya
Sementara anggota-anggota Mapala ini sering melakukan sampai malam bahkan menginap di kantor sekretariatan," tuturnya saat dikonfirmasi T r ibun, Sabtu (3/10/2020).
• Gubernur Sumut Edy Bicara Anggaran Penanganan Covid-19 Tahap III Dana APBD Rp 500 Miliar
• Klasemen Liga Italia, Jadwal Pertandingan Liga Italia Seri A dan Liga Inggris Lengkap Mulai Hari Ini
Selain itu Ia menyebutkan para mahasiswa juga membangun bangunan-bangunan kecil lainnya yang tidak memiliki izin pihak kampus.
"Lalu di sekitran kantor sekretariat itu mereka bangun bangunan kecil dan ada barang-barang diluar yang mengganggu keindahan sehingga ditertibkan bangunan-bangunan kecil di kantor sekretariat itu agar tidak digunakan kegiatan-kegiatan diluar jam-jam yang diperbolehkan," ungkap Surip.
Ia juga menyebutkan bahwa pihak kampus telah memberikan peringatan berkali-kali terhadap mahasiswa mapala tersebut.
"Itu pimpinan sudah memberikan peringatan bekali-kali namun tak diindahkan oleh pengurus-pengurus mapala itu makanya terjadi sedikit gesekan petugas keamanan dengan anggota mapala," jelasnya.
Surip menyebutkan bahwa saat terjadinya pergesekan, pihak kampus juga memanggil babinsa dari pihak kepolisian dan TNI.
Namun hal tersebut juga membuat terjadinya gesekan antara mahasiswa dan prajurit TNI.
"Pimpinan itu melibatkan Polisi dan TNI agar tidak terjadi sesuatu hal sebagai kontrol. Karena kalau seandainya hanya petugas keamanan takutnya terjadi sesuatu hal yang tidak baik. Kita minta bantuan ke TNI Polri, tapi terjadi juga seperti itu dan itu hanya sebentar hanya sekilas saja.
Surip menyebutkan tidak ada pihak yang terluka baik dari mahasiswa maupun dari pihak keamanan.
"Tidak ada yang diamankan dan tidak ada yang luka," tuturnya.
Lebih lanjut, Surip menyebutkan bahwa selanjutnya pihak Wakil Rektor III akan bertemu dengan para mahasiswa mapala untuk mencari solusi permasalahan tersebut.