Penanganan Covid

Penggunaan Masker untuk Tangkal Penyebaran Virus Corona

Menggunakan masker ketika keluar rumah telah menjadi kewajiban di masa adaptasi kebiasaan baru atau era new normal.

Sasiistock/iStockphoto
Anak memakai masker 

TRIBUNMEDAN.ID, MEDAN - Menggunakan masker ketika keluar rumah telah menjadi kewajiban di masa adaptasi kebiasaan baru atau era new normal. Pemakaian masker termasuk satu dari tiga poin protokol kesehatan yang harus diikuti guna mencegah penyebaran virus Corona penyebab penyakit Covid-19.

Namun, tentu, satu kebiasaan baru tidak serta-merta dapat berjalan mulus. Ada saja riak-riak yang terjadi. Ada kelompok yang menunjukkan penolakan. Ada yang menerima, tetapi tetap merasa tak mudah untuk melaksanakan.

Nurul, misalnya. Perempuan 19 tahun yang merupakan mahasiswi satu perguruan tinggi di Medan, menyebut dirinya sampai sejauh ini belum bisa nyaman saat mengenakan masker.

“Saya menyadari penggunaan masker ini sangat penting. Tapi jujur, bagi saya enggak mudah. Terasa kurang nyaman saja. Apa lagi kalau harus bicara saat menggunakan masker. Saya tetap pakai masker. Namun kalau berlama-lama, sampai saat ini saya belum sanggup,” ujarnya pada Tribun, Sabtu (3/10).

Lantaran merasa belum nyaman, dalam situasi tertentu, misalnya tidak sedang berada dalam kerumunan, Nurul melepas masker yang ia gunakan. Sebaliknya, ketika berada di tengah keramaian, masker ia pasang lagi.

“Sisi positifnya, yang pasti kita merasa lebih aman dari penularan. Paling tidak persentase tertular jadi lebih kecil. Apalagi kalau semua sudah sama-sama sadar. Pakai masker dan saling menjaga jarak, resikonya akan semakin kecil,” katanya.

Ari (25) punya pandangan berbeda. Dia tidak menyinggung perihal kenyamanan. Ari yang bekerja sebagai karyawan swasta justru memandang masker dari kacamata tren dan fashion.

“Kalau soal kegunaannya sudah pasti, ya. Sudah keharusan, lah. Tidak perlu didebatkan lagi. Malah saya melihatnya sebagai tren. Bagaimana sekarang banyak masker yang dirancang khusus bermotif sama dengan baju. Kemudian ada juga yang didesain khusus untuk acara‑acara tertentu. Keren sih kalau menurut saya,” ucapnya.

Senapas pandangan Ari, Zuraidah (47), seorang guru, menyebut masker yang menjadi tren menumbuhkan peluang bisnis baru bagi warga.

“Sekarang banyak orang yang menghidupi keluarganya dengan usaha baru yakni berdagang masker. Banyak juga di antara mereka yang sebelumnya berdagang produk lain. Usaha lama mereka tutup karena imbas Covid-19, tapi kemudian terbantu dengan adanya kewajiban menggunakan masker yang ditekankan pemerintah. Sedikit banyak ada kelompok masyarakat yang terbantu,” katanya.

Meningkat tapi Masih Minim

Namun bagaimana sebenarnya tingkat kesadaran masyarakat terhadap penekanan ‘wajib menggunakan masker’ ini? Secara umum meningkat, tapi masih belum sampai pada titik yang diharapkan.

Hal ini dikemukakan Juru Bicara GTPP Covid-19 Sumut, Aris Yudhariansyah. “Kalau ditanya soal penggunaan masker, memang, kalau dibanding di masa-masa awal pandemi sudah lebih baik. Ada peningkatan. Namun secara umum, belum seperti yang diharapkan. Masih banyak di antara warga masyarakat yang belum sepenuhnya sadar akan pentingnya penggunaan masker ini,” kata Aris pada Tribun di Medan, Sabtu.

Bahkan konyolnya, alih-alih menaati aturan, tidak sedikit warga yang memilih untuk kucing-kucingan dengan petugas di lapangan.

“Mereka pakai masker hanya jika ada petugas yang sedang melakukan razia. Setelah melewati razia, maskernya dilepas lagi. Seakan yang perlu masker itu petugas, bukan dirinya. Kalau ada yang kepergok, jawaban mereka, pakai masker supaya tidak kena razia dan diberi hukuman. Ini fenomena yang kami temukan di lapangan,” sebutnya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved