Benar-benar Komunis! Umat Muslim China Dilarang Ibadah Haji, Sebelum Ikut Pendidikan Partai Ini

Beijing telah mendapat kecaman keras dari dunia internasional, karena penindasannya terhadap kegiatan keagamaan di wilayah Xinjiang.

AP/dailymail.co.uk
Pemerintah China menekan populasi Muslim Uighur dengan memaksakan para wanita lakukan sterilisasi hingga aborsi kandungan. Hamil didenda puluhan juta rupiah. 

“Tindakan tersebut memberlakukan ujian pendidikan bela negara bagi umat Islam yang ingin pergi haji”

“Sangat mungkin bahwa pemerintah China mendiskriminasi kelompok Muslim tertentu karena pendidikan bela negara - khususnya Muslim Uighur, yang bukan fenomena baru, ”kata Turkel.

Haji adalah salah satu kewajiban bagi umat Islam yang harus dilakukan bagi mereka yang mampu secara fisik dan finansial.

Ibadah haji juga merupakan salah satu dari lima rukun Islam.

Haji yang dilakukan secara terpusat untuk Muslim China telah dimulai sejak tahun 1985, ketika kuota dan sistem pembayaran ditetapkan.

Sistem tersebut berfokus pada area dengan populasi Muslim yang besar, seperti Xinjiang, Gansu, Ningxia, dan Qinghai.

Perjalanan pribadi dimungkinkan untuk dilakukan, tetapi sulit diatur tanpa dokumen yang tepat, karena pemerintah Saudi juga melarang apa yang dianggapnya sebagai "haji ilegal".

Turkel mengatakan, pihak berwenang China telah melecehkan, dan bahkan menyiksa Muslim yang melakukan haji secara mandiri.

Dia juga mengatakan bahwa, sebagian kecil calon jamaah haji Uighur yang ingin melakukan perjalanan haji, memiliki keterbatasan resmi.

Seperti, ingin mendapatkan paspor. Untuk mendapatkan itu, calon jamaah haji Uighur harus berusia minimal 60 tahun.

Pada tahun 2017, menurut Society for Threatened Peoples ,dari sekitar 12.000 Muslim yang ingin melaksanakan haji yang diselenggarakan pemerintah, hanya 1.400 orang Uighur yang terpilih, meskipun mereka adalah kelompok Muslim terbesar kedua di China.

Shih Chien Yu, seorang dosen hubungan Asia Tengah di Universitas Nasional Tsing Hua Taiwan, mengatakan aturan baru itu adalah tanda lain dari kontrol politik Beijing atas urusan agama.

Beijing tampaknya begitu kekhawatiran tentang pembelajaran dan praktik Islam yang mungkin dialami Muslim China saat melakukan ibadah haji.

"Selama haji, mereka bertemu Muslim dari seluruh dunia, bertukar pengalaman dan saling mempengaruhi," kata Shih.

"Beberapa Muslim yang kembali setelah menunaikan haji membawa pulang pengalaman mereka,” katanya.

Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved