Aksi Tolak Omnibus Law Ricuh Lagi

Seniman Medan juga Turun ke Jalan Suarakan Aksi Tolak Omnibus Law Lewat Puisi dan Teatrikal

Para seniman menampilkan aksi seperti pembacaan puisi, nyanyian, dan teatrikal di hadapan massa dan aparat kepolisian.

Editor: Juang Naibaho
TRIBUN MEDAN/RISKI CAHYADI
Massa aksi dari berbagai element berunjuk rasa tolak Undang-Undang Omnibus Law Cipta Kerja di Bundaran Majestik, Medan, Sumatera Utara, Rabu (21/10/2020).TRIBUN MEDAN/RISKI CAHYADI 

TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Massa berjumlah puluhan orang yang tergabung dalam Akumulasi Kemarahan Buruh dan Rakyat Sumatera Utara (Akbar Sumut) kembali gelar aksi demonstrasi tolak omnibus law di Tugu SIB, Medan, Rabu (21/10/2020).

Tanpa ada kesan ricuh, massa terlihat antusias menyuarakan aspirasi melalui panggung kesenian.

Amatan Tribunmedan.com, tampak para seniman menampilkan aksi seperti pembacaan puisi, nyanyian, dan teatrikal di hadapan massa dan aparat kepolisian.

Diantaranya ada Lukman Simanjuntak, yang turut mengapresiasikan diri dan satire dalam dua puisi yang ia bacakan.

Dalam pembacaan tersebut, ia dengan ekspresi semangat menyampaikan amarah lewat puisi mengenai sosok ibu.

"Kita ingin konsepnya berbeda karena kita tidak ingin dicap massa anarkisme yang merusak fasilitas negara yang menyusahkan masyarakat. Karena setiap masyarakat turun ke jalan dianggap anarkis. Di sini bagaimana cara kita menolak omnibus law secara lebih kreatif," ungkap Lukman, Rabu (21/10/2020).

Ia juga ingin massa untuk ikut berekspresi dan tidak hanya diam saja.

Ia menuturkan bahwa massa yang tidak dapat berorasi bisa berekspresi melalui seni.

"Kita ada puisi, teater, musik, dan macam-macam. Teman-teman yang ingin tampil juga silahkan dilist biar kita aksi bersama, kita ingin bersenang dengan teman-teman melihat kondisi negara yang lucu ini. Aku juga berpikir rakyat cuma dianggap pemilu saja. Jadi di sini kita mencoba berekspresi jangan cuma diam saja," ujarnya.

Perwakilan Akbar Sumut, Lusty Malau juga menuturkan bahwa Pekan Tolak Omnibus Law menjadi panggung bagi massa yang ingin menyampaikan aspirasi melalui kreativitas seni.

"Di sini kita menjawab dengan mengundang semua teman-teman semua untuk menyampaikan kemarahan, satire melalui perfomance kreativitas pada sore hari ini," pungkas Lusty.

(cr13/tribunmedan.com)

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved