Dibakar Hidup-hidup Atas Nama Iman, Kisah Martir Pengetahuan Modern, Patungnya Dibuat Tatap Vatikan
Mereka menaruh puisi, lilin dan rangkaian bunga di kaki patung. Patung itu menatap tajam Vatican dari bawah tudung kepalanya.
TRIBUN-MEDAN.com - Italia adalah salah satu negara indah di Eropa yang terkenal dengan masakan dan wisata yang menyenangkan.
Jika Anda pernah kunjungi Italia, pasti pernah mendengar Campo de' Fiori.
Tempat itu selalu ramai dikunjungi pada 17 Februari,
Massa berkumpul di Campo de' Fiori, tepatnya di kota Roma.
Baca juga: Tak Mau Tinggal Diam, Begini Pembalasan Rizki DA Untuk Komentar Warganet Jahat Diakun Instagramnya
Mereka menaruh puisi, lilin dan rangkaian bunga di kaki patung.
Dikutip Tribunmedan.com dari Intisari.grid.id, patung itu menatap tajam Vatican dari bawah tudung kepalanya.
Siapakah sosok yang dibuat patung tersebut?
Ialah Giordano Bruno, sosok filosofis modern yang mendapat pertentangan oleh Eropa konservatif pada waktu itu.
Baca juga: Bukan Karena Lagunya, Video TikTok Ini Viral Berlatar Belakang Adegan Seks, Tak Sengaja Direkam
Mengutip Guardian, Bruno dibakar hidup-hidup oleh The Inquisition.
Bagi yang belum tahu, The Inquisition adalah pasukan khusus yang dibentuk oleh Gereja Katholik untuk menghukum dan menghapus 'klenik' yang tidak sesuai dengan ketentuan Gereja Katholik.
The Inquisition bekerja di seluruh Eropa dan Amerika, dimulai sejak abad ke-12 dan berlanjut beratus-ratus tahun lamanya.
Mereka terkenal karena kekejamannya menyiksa dan membunuh kaum Muslim dan Yahudi.
Bruno dibakar oleh pasukan The Inquisition di tempat tersebut pada tahun 1600.
Baca juga: Bukan Karena Lagunya, Video TikTok Ini Viral Berlatar Belakang Adegan Seks, Tak Sengaja Direkam
Kejahatan 'klenik' yang dimilikinya adalah beberapa buku mengenai teori heliosentris yang diperkenalkan oleh Copernicus.
Ia juga memiliki teori bahwa alam semesta itu tidak terhingga dan mengandung berbagai macam dunia lain.
Dengan bahasa yang lebih sederhana, ia merupakan sosok ilmuwan pada zaman itu.
Memang sudah bukan rahasia lagi jika sepanjang sejarah Gereja Katholik selalu menekan para ilmuwan dan teori ilmiah mereka.
Baca juga: Nasib Buruk Van Dijk, Korban Tekel Gunting Horor Jordan Pickford, Mungkin Bisa Bermain 2 Tahun Lagi
Gereja Katholik pada zaman itu selalu membuat kondisi bahwa ilmu dan agama tidak bisa berjalan bersamaan.
Tuduhan yang diberikan mirip dengan yang digunakan untuk menghukum Galileo 16 tahun kemudian.
Namun sayang, Bruno tidak mengalami keberuntungan seperti Galileo yang hukumannya dicabut.
Pembelaannya telah memberikan nuansa heroik saat eksekusinya.
Baca juga: Jawaban Maruf Amin saat Lupa Disapa Jokowi, Sang Wapres Maklum: Orang Lagi Tegang Kan Boleh Lupa
Seorang saksi di sidangnya mengatakan, saat hukuman mati diumumkan, Bruno membalas: "Kau akan lebih takut membawa hukuman itu kepadaku daripada aku sendiri yang menerimanya."
Nyatanya, teorinya mengenai alam semesta yang tidak terbatas memberikannya reputasi di era modern ini sebagai martir ilmu pengetahuan modern.
Ahli fisika Neil deGrasse Tyson membuka seri TV tahun 2014 berjudul Cosmos: A Spacetime Odyssey dengan sebuah episode yang dikhususkan untuk Bruno dan posisi pentingnya di sejarah perkembangan ilmu pengetahuan.
Tyson tapi tidak menyebutkan fakta bahwa Bruno juga tertarik dengan ilmu sihir kuno seperti ia tertarik dengan astronomi.
Baca juga: Hari Santri Nasional 2020 - 10 Kata-kata Mutiara Hari Santri Nasional, Cocok untuk Sesama Santri
Brian Cox juga menceritakan kematian Bruno dengan bukunya yang laku keras, Human Universe.
Meski begitu, Cox menyimpulkan bahwa "kontribusinya kepada ilmu pengetahuan dipertanyakan, ia lebih cocok disebut pemikir bebas daripada ilmuwan."
Namun, Bruno menjadi sosok yang terkenal sebagai pendulang kebebasan berekspresi di Italia dan negara Eropa yang lain.
Dalam sebuah acara perkumpulang di London untuk Teater Bebas Belarusia, aktivis Nadya Tolokonnikova dari Pussy Riot memberikan pidato tentang betapa kuatnya Bruno sebagai pahlawan kebebasan berekspresi.
Baca juga: Arti Mimpi Melihat Ikan Mati, Pesan Buruk Datangnya Kesulitan, Akan Kehilangan Pengaruh dan Uang
Tolokonnikova juga mengatakan bahwa wanita-wanita muda di Rusia, meski ditekan oleh Vladimir Putin,
seharusnya terinspirasi oleh seorang biarawan Dominika abad ke-16 yang dicopot, sebagai bukti bagaimana Bruno hampir menjadi mitologi.
Penulis Stephanie Merrit telah menulis serial novel mengenai Bruno selama 11 tahun ke belakang.
Namun dia telah lama melepaskan imajinasi penulis naskah dan novelis, termasuk James Joyce, Oscar Wilde dan Bertolt Brecht.
Victor Hugo berkontribusi terkait kampanye untuk patung Campo de' Fiori in abad ke-19,
sebuah kampanye terdaftar yang dipimpin oleh siswa yang melihat Bruno sebagai sosok pembebas Roma.
Baca juga: Tafsir Lengkap Arti Mimpi Basah! Mimpi Basah dengan Mantan Kekasih, Rekan Kerja hingga Artis Cantik
Murid-murid tersebut bahkan memberinya penghargaan dengan memprediksi pembebasannya.
Prasasti alas patung tersebut terbaca: "untuk Bruno, dari generasi yang ia predikis, di sini, di mana kayu api terbakar."
Gerakan massa untuk menghormatinya yang dilaksanakan di tahun 2019 lalu di Campo de' Fiori diatur oleh Asosiasi Nasional Pemikir Bebas,
tapi tiap tahunnya acara itu menarik berbagai kalangan: ateis, anarkis, rasionalis, pemercaya mistik dan pereformasi Katolik.
Ada juga delegasi dari otoritas kota yang berikan rangkaian bunga, buktikan jika pemerintah telah mengakui teorinya,
tapi hubungan Bruno dengan pihak berwenang tetap tidak nyaman.
Baca juga: Kisah Tragis Olimpiade 1972 di Jerman, Berubah Jadi Pembantaian Atlet Israel: Teroris Bertopeng Ski

Berabad-abad reputasinya ditekan oleh Vatikan, catatan persidangannya dirahasiakan, dan ia tidak diberikan permintaan maaf
pada perayaan kematiannya yang ke-400 pada tahun 2000, atas dasar ia telah menyimpang terlalu jauh dari doktrin Kristen sehingga tidak pantas mendapatkannya.
Sampai saat ini mungkin sudah ada jalan, tempat publik dan sekolah dinamakan darinya di seluruh Italia,
tapi bagaimanapun ia tetap orang luar, simbol dari pemberontakan semata.
Saat ini hanya sedikit yang membaca buku Bruno, cerita hidupnya dan kematiannya memiliki koherensi
dan penyampaian yang tidak tersampaikan lewat tulisan filosofisnya.
Baca juga: Seekor Singa Jantan Lepas Teror Warga, Memangsa Ternak hingga Anjing Penjaga Rumah, Ini Videonya
Namun satu dari temanya yang konsisten adalah perkembangan filosofi agama yang dapat menjembatani pembagian antara Katholik dan Protestan,
Bahkan menyelesaikan konflik agama yang emmecah Eropa di akhir abad ke-16.
Ia mendekati sejumlah pemimpin Eropa, termasuk Elizabeth I, berharap mendapatkan dukungan untuk ide toleransi dan persatuan, tapi ia selalu gagal.
Bruno menghabiskan separuh hidupnya di pengasingan, menghindari The Inquisition, mencari suaka di seluruh Eropa, terpaksa pindah setiap beberapa tahun.
(*)
Artikel ini sudah tayang di Intisari dengan judul : Dibakar Hidup-hidup Atas Nama Iman, Inilah Sang Martir Pengetahuan Modern yang Patungnya Jadi Pengingat Bagaimana Eropa Pernah Diselimuti Masa-masa Gelap