47 Hari Jelang Pilkada di Sumut

Ingin Revitalisasi Becak, Akhyar Siapkan Rp 5 Miliar untuk Tukang Becak

Calon Wali Kota Medan nomor urut satu Akhyar Nasution menilai becak di Kota Medan harus direvitalisasi.

Penulis: Liska Rahayu | Editor: Juang Naibaho
TRIBUN MEDAN / HO
Calon Wali Kota Medan Akhyar Nasution ngopi bareng Abang becak di Cafe H Muhidin Jalan Gatot Subroto, Medan, Jumat (23/10/2020). 

TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN -  Calon Wali Kota Medan nomor urut satu Akhyar Nasution menilai becak di Kota Medan harus direvitalisasi.

Hal ini dikarenakan sebagai moda transportasi, keberadaan becak di Kota Medan memiliki nilai seni dan keunikan.

"Jadi, abang-abang becak sekalian, becak ini sebagai ikon Kota Medan. Memang dengan kehadiran transportasi online, keberadaan becak menjadi terpuruk. Tapi, kalau sudah direvitalisasi, manajemen diperbaiki, sistemnya diperbaiki, orang jadi senang naik becak," jelas Akhyar dalam ‘ngobrol pintar (Ngopi) bersama abang-abang becak di Café H Muhidin Jalan Gatot Subroto, Jumat (23/10/2020).

Akhyar mengaku akan membatasi keberadaan becak di Kota Medan. Sebab, saat ini 20 ribu becak beredar di Kota Medan, sementara izin resmi hanya sekitar 6 ribu becak.

"Kita enggak tahu dari mana saja. Tapi saya katakan, jumlah becak harus dibatasi. Saya merasakan bagaimana kondisi perbecakan di Kota Medan," ucap Akhyar.

Di samping prihatin, Akhyar akan mencari solusi agar abang becak menjadi lebih baik lagi. Dua tahun yang lalu, sudah disiapkan uang Pemko Medan sebesar Rp 5 juta untuk dijadikan Down Payment (DP).
Jika dikalikan seribu, jumlahnya sekitar Rp 5 miliar.

“Jadi, setiap becak akan dibayar Rp5 juta oleh Pemko Medan untuk DP, sehingga becak-becak yang ada di Medan itu baru dan layak. Itu yang akan nanti saya kerjakan. Saya sangat memberikan perhatian secara serius," katanya.

Meski konsepnya sudah digagas becak yang akan dibeli Pemko Medan senilai Rp 5 juta, tapi, perlu diketahui bersama, ada kendala yang belum tuntas dari kepemilikannya. Sebab, becak-becak itu plat kendaraanya berwarna kuning dan milik perusahaan.

"Sehingga aspek legalitasnya belum jumpa," ungkapnya.

Dihadapan abang becak, Akhyar menyampaikan gagasan tersebut karena merasa prihatin terhadap para tukang becak.

"Ada sekitar setahun lalu, saya naik becak dari rumah ke Petisah. Sampai di Glugur, saya turun karena becaknya ini tidak tarek. Maka dari itu, becak di Medan harus direbiltalisi. Selain becak yang harus diperbaiki, sehingga penumpang nyaman naik becak dan bisa menambah pendapatan," katanya.

"Misalnya dapat seratus ribu sehari, yang menjadi pertanyaan apakah untuk memperbaiki becak atau untuk perut? Pastinya perut dulu, sehingga saya semakin yakin Pemko Medan perlu menggagas konsep ini untuk abang-abang becak," imbuhnya.

Tak hanya itu, untuk menghidupi tukang becak, Akhyar saat ini akan mengembangkan Kawasan Kota Tua Kesawan.

"Kawasan kota kesawan akan dihidupkan. Nanti di sana akan kita siapkan kantong-kantong parkir, jadi tidak ada kendaraan yang lewat pada malam hari. Jadi kalau orang mau ke kawasan kota tua Kesawan ini bisa berjalan kaki atau naik becak. Ini yang tengah disiapkan," ujarnya.

Akhyar meminta doa agar dapat menuntaskan permasalahan tukang becak tersebut. Ia menyebut becak adalah identitas Kota Medan. Jika becak hilang, maka identitas Kota Medan juga hilang.

Mewakili tukang becak, Nazaruddin M Ridwan mengaku, selama menjadi wali kota sudah banyak yang dia rasakan dengan kepemimpinan Akhyar Nasution.

"Mudah-mudahan bapak diizinkan dapat menang. Ini bukan hanya dari mulut saja Pak, tapi ini dari hati kecil. Sejak bapak menjabat, Kota Medan lumayan. Mudah-mudahan 9 Desember 2020 nanti bapak naik kembali," ujarnya.

(yui/TRIBUN-MEDAN.com)

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved