Ditangkapnya 2 Pelaku Begal Kolonel Marinir yang Sedang Gowes, IPW Apresiasi Polda Metro Jaya

Indonesian Police Watch (IPW) menyoroti aksi begal menjadi tren di Indonesia, terutama di wilayah hukum Polda Metro Jaya sejak lima tahun terakhir.

Kolase Wartakotalive.com/Istimewa
Kolonel (Mar) Pangestu Widiatmoko, seorang perwira marinir dibegal di Jalan Medan Merdeka Barat, Kecamatan Gambir, Jakarta Pusat, Senin (26/10/2020). 

TRIBUN-MEDAN.COM - Jajaran Polda Metro Jaya patut diberi apresiasi karena sudah berhasil menangkap dua pelaku begal yang menyebabkan seorang perwira marinir Kolonel (Mar) Pangestu Widiatmoko mengalami luka-luka, saat bersepeda di kawasan Gambir akhir Oktober lalu. Demikian kata Ketua Presidium Indonesian Police Watch (IPW) Neta S Pane.

Penangkapan itu didasarkan dari identifikasi rekaman CCTV yang telah didapat polisi.

Kedua begal itu berinisial RHS (32) dan RY (39) yang merupakan warga Senen.

Begitu peristiwa itu terjadi, Polda Metro Jaya langsung melakukan pelacakan dan mendapat identitas pelaku pembegalan dan kemudian menangkapnya.

Indonesian Police Watch (IPW) menyoroti aksi begal menjadi tren di Indonesia, terutama di wilayah hukum Polda Metro Jaya sejak lima tahun terakhir.

Kata Ketua Presidium Indonesian Police Watch (IPW) Neta S Pane, ada tiga jenis begal di Jabodetabek, yakni begal sepeda motor, begal payudara, dan begal sepeda.

Ketiga begal ini punya karakter masing masing.

Begal sepeda motor pelakunya cenderung membawa senjata tajam dan tujuannya mengambil sepeda motor korban.

Begal payudara korbannya adalah wanita dan pelakunya orang iseng.

Sedangkan begal sepeda pelaku umumnya hanya mengambil tas korban dgn cara menjambret hingga korban tersungkur di jalanan.

"Tren begal sepeda ini baru muncul setelah tren bersepeda berkembang di masyarakat. Kebetulan saat bersepeda orang orang cenderung menyelempangkan tasnya ke belakang dan ini menjadi peluang bagi pelaku kejahatan, dengan menggunakan sepeda motor pelaku menjambret tas korban hingga korban jatuh terpental ke jalanan," ujar Neta S Pane.

Dalam beraksi, kata Neta, pelaku tidak mengenal tempat. Semua digasak. Di kawasan Ring 1 begal sepeda juga beraksi.

Melihat makin ganasnya tren begal sepeda ini, sudah saatnya para pesepeda lebih waspada. Yakni jangan bersepeda sendirian di kawasan sepi dan jangan meletakkan tas di belakang tubuh.

"Antisipasi harus lebih dulu dilakukan masyarakat pesepeda, agar mereka tidak menjadi korban kebrutalan pelaku begal sepeda," lanjutnya.

Hanya saja, kata Neta, dengan makin maraknya aksi begal sepeda, polisi perlu memetakan wilayah rawan begal sepeda, untuk kemudian menempatkan aparaturnya di titik-titik rawan tersebut.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved