Ditangkapnya 2 Pelaku Begal Kolonel Marinir yang Sedang Gowes, IPW Apresiasi Polda Metro Jaya
Indonesian Police Watch (IPW) menyoroti aksi begal menjadi tren di Indonesia, terutama di wilayah hukum Polda Metro Jaya sejak lima tahun terakhir.
TRIBUN-MEDAN.COM - Jajaran Polda Metro Jaya patut diberi apresiasi karena sudah berhasil menangkap dua pelaku begal yang menyebabkan seorang perwira marinir Kolonel (Mar) Pangestu Widiatmoko mengalami luka-luka, saat bersepeda di kawasan Gambir akhir Oktober lalu. Demikian kata Ketua Presidium Indonesian Police Watch (IPW) Neta S Pane.
Penangkapan itu didasarkan dari identifikasi rekaman CCTV yang telah didapat polisi.
Kedua begal itu berinisial RHS (32) dan RY (39) yang merupakan warga Senen.
Begitu peristiwa itu terjadi, Polda Metro Jaya langsung melakukan pelacakan dan mendapat identitas pelaku pembegalan dan kemudian menangkapnya.
Indonesian Police Watch (IPW) menyoroti aksi begal menjadi tren di Indonesia, terutama di wilayah hukum Polda Metro Jaya sejak lima tahun terakhir.
Kata Ketua Presidium Indonesian Police Watch (IPW) Neta S Pane, ada tiga jenis begal di Jabodetabek, yakni begal sepeda motor, begal payudara, dan begal sepeda.
Ketiga begal ini punya karakter masing masing.
Begal sepeda motor pelakunya cenderung membawa senjata tajam dan tujuannya mengambil sepeda motor korban.
Begal payudara korbannya adalah wanita dan pelakunya orang iseng.
Sedangkan begal sepeda pelaku umumnya hanya mengambil tas korban dgn cara menjambret hingga korban tersungkur di jalanan.
"Tren begal sepeda ini baru muncul setelah tren bersepeda berkembang di masyarakat. Kebetulan saat bersepeda orang orang cenderung menyelempangkan tasnya ke belakang dan ini menjadi peluang bagi pelaku kejahatan, dengan menggunakan sepeda motor pelaku menjambret tas korban hingga korban jatuh terpental ke jalanan," ujar Neta S Pane.
Dalam beraksi, kata Neta, pelaku tidak mengenal tempat. Semua digasak. Di kawasan Ring 1 begal sepeda juga beraksi.
Melihat makin ganasnya tren begal sepeda ini, sudah saatnya para pesepeda lebih waspada. Yakni jangan bersepeda sendirian di kawasan sepi dan jangan meletakkan tas di belakang tubuh.
"Antisipasi harus lebih dulu dilakukan masyarakat pesepeda, agar mereka tidak menjadi korban kebrutalan pelaku begal sepeda," lanjutnya.
Hanya saja, kata Neta, dengan makin maraknya aksi begal sepeda, polisi perlu memetakan wilayah rawan begal sepeda, untuk kemudian menempatkan aparaturnya di titik-titik rawan tersebut.
Selain itu, polri juga perlu mengintensifkan patroli pada momen-momen pesepeda muncul, seperti di hari Sabtu dan Minggu.
"Gerak cepat masyarakat dan polisi diperlukan agar para pelaku begal tidak merasa mendapat angin untuk bebas beraksi. Sebab aksi begal sepeda ini tidak hanya menguasai harta benda korban, tapi juga membuat korban celaka karena terjatuh dari sepeda," ungkapnya kepada Tribun-Medan.com.
Kata Neta, dengan ditangkapnya begal di kawasan Ring 1 itu, polisi bisa bekerja cepat dalam memburu dan menangkap pelaku di tempat lain, untuk kemudian mempublikasikannya ke publik. Tujuannya agar aksi begal sepeda ini bisa diminimalisir.
Sebelumnya Dua Pelaku Ditangkap
RHS (32) dan RY (39), dua pelaku begal terhadap Kolonel Marinir Pangestu Widiatmoko, diringkus Polda Metro Jaya.
Namun pelaku lain N dan D yang bertugas mengamati pergerakan target dan mengawasi situasi masih buron dan kini masuk daftar pencarian orang (DPO).
Aksi kedua pelaku sempat viral di media sosial karena korbannya merupakan seorang anggota TNI.
Kolonel Marinir Pangestu menjadi korban pembegalan di Jalan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Senin (26/10/2020) sekitar pukul 06.45.
Saat membegal Kolonel Marinir Pangestu, pelaku berinisial RHS berperan sebagai eksekutor.
Sedangkan RY bertugas sebagai joki sepeda motor.
Keduanya kini telah ditetapkan sebagai tersangka.
Mereka dijerat Pasal 363 KUHP Jo Pasal 53 KUHP dengan ancaman hukuman maksimal tujuh tahun penjara.
Kapolda Metro Jaya Irjen Nana Sudjana, Sabtu (7/11/2020), mengatakan pada kepada polisi, RHS dan RY mengaku tidak mengetahui jika Pangestu adalah perwira Marinir.
"Mereka saat beraksi kemarin tak tahu korban anggota TNI.
Kalau tahu nggak akan berani," kata Kapolda Metro Jaya Irjen Nana Sudjana, Sabtu (7/11/2020).
Dari pengakuan kedua pelaku, mereka mengincar korban yang akan menjadi target secara acak.
Kapolda Nana mengakui peristiwa yang menimpa Kolonel Marinir Pangestu menghebohkan media massa dan media sosial.
Aksi pembegalan itu juga terekam CCTV.
"Jadi mereka pakai kaos merah dan jaket putih, serta celana jeans," ujar Kapolda Nana.
Selain itu kedua pelaku begal Kolonel Marinir Pangestu dinyatakan positif narkoba.
Hal itu diketahui setelah kedua pelaku yakni RHS (32) dan RY (39) menjalani tes urine di Polda Metro Jaya.
"Kedua tersangka tersebut positif narkoba, amphetamine," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Yusri Yunus, Sabtu (7/11/2020).
Meski begitu, lanjut Yusri, polisi tidak menemukan barang bukti narkoba ketika keduanya ditangkap.
"Belum kita temukan (barang bukti narkoba)," ujar dia.
Kolonel Marinir Pangestu dibegal saat bersepeda dari kediamannya di kawasan Cilandak, Jakarta Selatan.
Para pelaku berupaya mengambil tas korban.
Namun, upaya itu gagal setelah Kolonel Marinir Pangestu melakukan perlawanan.
Kolonel Marinir Pangestu pun terjatuh dari sepedanya dan mengalami luka robek di pelipis kiri dan memar di bagian kepala belakang.
Setelahnya, para pelaku tancap gas melarikan diri.
Sementara Kolonel Marinir Pangestu dibawa ke RS Angkatan Laut oleh anggota Polda Metro Jaya.
( Tribun-medan.com /tribunjakarta.com)
Sebagian artikel ini telah tayang di Tribunjakarta.com dengan judul Kapolda Metro Jaya: Kalau Tahu Anggota TNI, Begal Perwira Marinir Nggak Akan Berani