Breaking News

Penanganan Covid

Cerita Dokter Sugianto Ikhlas Dilempari Batu saat Tangani Jenazah Covid-19

Dia harus bertaruh nyawa dan mengubur kekhawatiran akan tertular untuk menolong dan memakamkan jenazah pasien Covid-19. 

Penulis: Dedy Kurniawan |
Dedy Kurniawan / Tribun Medan
Kepala Dinas Kesehatan Kota Binjai, dr Sugianto (kanan) bersama Kabid P2P Dinkes Binjai, dr Indra Tarigan diwawancarai pengalaman tangan pasien dan jenazah selama Covid-19, Jumat (13/11/2020) 

TRIBUN-MEDAN.com, BINJAI - Dokter Sugianto yang menjabat Kadis Kesehatan Pemko Binjai ikhlas menjalani resiko profesinya selama pandemik Covid-19.

Dia harus bertaruh nyawa dan mengubur kekhawatiran akan tertular untuk menolong dan memakamkan jenazah pasien Covid-19. 

Dokter Sugianto mengisahkan, selama pandemik Covid-19 mendapat pengalaman yang tidak pernah terbayangkan sepanjang karier.

Ayah tiga anak ini harus rela jauh dari keluarga, untuk serta melaksanakan prosesi pemakaman jenazah pasien Covid-19 yang diperlakukan khusus. 

"Pengalaman selama Covid-19 gak pernah terbayangkan akan bolak balik ke pemakaman, dan ikut ke liang lahat. Sudah ada puluhan kali ikut memakamkan pasien Covid-19. Ada di Tunggurono, Binjai Utara, Tandam, Limau Sunde," katanya ketika diwawancarai saat istirahat jam dinasnya, Jumat (13/11/2020). 

Dokter Sugianto mengaku ingatannya sangat kuat ketika mengisahkan pengalaman menguburkan salah satu jenazah pasien Covid-19, hingga menjelang subuh.

Saat itu dia juga harus melaksanakan ibadah puasa dan sahur bersama tim medis lainnya. 

"Yang masih paling saya ingat ketika memakankan pasien Covid-19 hingga tengah malam, pernah juga sampai jam 4 pagi, pas mau sahur puasa juga. Juga pernah dilempari ambulans kami sama warga, mereka kira kami membawa jenazah, mungkin mereka takut," ungkapnya. 

Bagi dokter Sugianto pria kelahiran 1966 ini, lebih takut tertular Covid-19 dibanding harus berulang kali ke pemakaman.

Dia bersyukur setiap kali ke pemakaman selalu bersama tim lainnya, dari TNI-Polri, BPBD dan relawan Covid-19. 

Selain takut tertular karena interaksi dengan jenazah pasien Covid-19, dokter Sugianto terus berupaya memikirkan agar tidak membawa virus berbahaya ini ke anak dan istrinya.

Dia bersyukur memiliki keluarga yang memahami resiko profesinya. 

"Ke kuburan saya gak takut, takutnya ya Covid-19. Sudah banyak tim medis yang kehilangan nyawa karena tertular. Saya juga khawatir jika-jika saya jadi tertular atau menularkan. Kalau pulang mandi, ganti baju baru bisa sentuh keluarga, mensterilkan diri sesuai anjuran prokes. Banyak waktu untuk keluarga yang harus direlakan selama Covid-19," ungkapnya.

Dokter Sugianto juga bersyukur, perlahan angka penyebaran dan terpapar Covid-19 berangsur terus menunjuk grafik menurun.

Saat ini, Kota Binjai sudah berubah status menjadi zona oranye, setelah sebelumnya masuk zona merah Covid-19. 

Sumber: Tribun Medan
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved