Sosok yang Bikin Orang Armenia bisa Aman Tinggalkan Wilayah yang Disengketakan Azerbaijan
Selama akhir pekan, terlihat warga yang melarikan diri mengangkut apa pun yang bisa mereka gunakan lagi, termasuk furnitur, pintu, dan jendela.
Pengerahan itu adalah bagian dari kesepakatan damai, di mana Armenia menyerahkan sebagian besar wilayah yang diperoleh pasukan Azerbaijan dalam beberapa pekan pertempuran.
Kementerian pertahanan mengatakan pada Minggu bahwa selama 2 hari pihaknya telah mengawal lebih dari 700 orang kembali ke Stepanakert, yang dibombardir habis-habisan selama pertempuran itu.
Armenia dan Azerbaijan akhirnya setuju untuk mengakhiri permusuhan pada awal pekan lalu, setelah upaya berulang-ulang oleh Rusia, Perancis dan AS untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata yang gagal selama hampir 2 bulan bentrokan.
Bagian penting dari kesepakatan damai termasuk penarikan diri Armenia atas Kalbajar, serta distrik Aghdam, pada 20 November. Dilanjutkan di distrik Lachin pada 1 Desember.
Wilayah-wilayah tersebut yang diakui secara internasional merupakan wilayah Azerbaijan telah dikuasai oleh orang-orang Armenia sejak perang 1990-an yang menghancurkan dan merenggut 30.000 nyawa.
Hajiyev mengatakan pada Minggu bahwa jadwal penarikan pasukan Armenia dari distrik yang tersisa tidak berubah.
Armenia mengatakan 2.317 pejuangnya tewas dalam bentrokan, di mana masing-masing pihak menuduh pihak lain menargetkan infrastruktur sipil.
Azerbaijan belum mengungkapkan korban militernya, tetapi Putin mengatakan jumlah kematian di kedua belah pihak melebihi 4.000 dan puluhan ribu orang terpaksa meninggalkan rumah mereka.
Kemarahan atas kesepakatan damai
Sebelum eksodus secara massal, orang-orang Armenia berbondong-bondong ke biara Dadivank yang terletak di ngarai Kalbajar untuk kunjungan terakhir sebelum diserahkan ke Azerbaijan.
Menurut laporan AFP, menyaksikan belasan wanita meminta untuk dibaptis di situs keagamaan tersebut.
Kesepakatan damai dengan Azerbaijan telah memicu protes selama sepekan di Armenia, dengan demonstran dan partai oposisi menyerukan Perdana Menteri Nikol Pashinyan untuk mengundurkan diri atas wilayah yang hilang.
Mantan kepala dinas keamanan nasional Armenia, Artur Vanetsyan, dan beberapa tersangka lainnya ditangkap pada Sabtu dengan tuduhan merencanakan pembunuhan Pashinyan dan merebut kekuasaan.
Pengacara Vanetsyan, ketua partai oposisi kanan-tengah Homeland, menyebut penahanannya sebagai "penganiayaan" dan membantah tuduhan tersebut.
Dia dibebaskan dari tahanan pada Minggu malam setelah pengadilan Yerevan memutuskan bahwa penahanannya tidak memiliki dasar hukum.