Viral Medsos
Sosok Bripka Ambarita yang Tidak Asing Bagi Warga Jakarta Timur hingga Pengguna Media Sosial
Pada 1995, selepas lulus SMA, Bripka Ambarita memberanikan diri daftar Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (Akabri).
TRIBUN-MEDAN.COM - Bripka MP Ambarita, namanya begitu akrab di telinga pemuda-pemuda Jakarta Timur yang suka tawuran.
Menangkap pemuda-pemuda yang akan tawuran adalah pekerjaan sehari-harinya.
Tim yang ia pimpin, Raimas Backbone, bertugas mengurai, membubarkan, menceraiberaikan, dan melokalisasi massa yang melakukan tindakan anarki yang berpotensi mengganggu kamtibmas.
Namun, siapa sangka, Ambarita memiliki perjalanan karier yang unik.

Pimpinan Raimas Backbone Bripka MP Ambarita di Pondok Gede, Jakarta Timur, Senin (16/11/2020). (KOMPAS.com/NIRMALA MAULANA ACHMAD)
Sempat kerja di perusahaan cat
Pada 1995, selepas lulus SMA, Ambarita memberanikan diri daftar Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (Akabri).
"Tes demi tes saya lalui, hingga sampai ke tes terakhir," kata Ambarita saat ditemui, Senin (16/11/2020).
"Hasil tes terakhir menyatakan saya gagal. Sempat ditawari ke Bintara Kostrad, tetapi saat itu saya bilang, 'Enggak usah lah, tahun depan saja'," ujar dia.
Setahun berikutnya, Ambarita mencoba daftar Bintara Polisi.
"Pada 1996 daftar lagi, tetapi pas tes kesehatan, saya kelebihan berat badan," jelas dia.
Tes kedua ini pun gagal.
"Pergilah saya ke Jakarta, tetapi tidak untuk kuliah karena saya tidak mau kuliah," tutur dia.
Di Jakarta, Ambarita bertemu dengan teman kakak perempuannya.
Dari situ, ia ditawari kerja di perusahaan cat.
"Saya kerja di perusahaan cat di Ancol, Jakarta Utara, ditempatkan di laboratorium. Tugasnya membuat sampel warna," ucap Ambarita.

Tim pengurai massa Polres Jakarta Timur, Raimas Backbone, sedang bertugas.(INSTAGRAM.com/RAIMASBACKBONE)
Krisis moneter mulai terjadi pada 1997. Ambarita terkena imbasnya.