Psikopat dari Bogor Bunuh Abang Kandung dan Sohibnya Didin, malah Temani Keluarga saat Pencarian
Psikopat dari Bogor Bunuh Abang Kandung dan Sohibnya Didin, malah Temani Keluarga saat Pencarian
"Kalau ini (pembunuhan D) enggak ketahuan, kakak saya juga enggak ketahuan karena dikuburnya rata. Enggak akan ketahuan siapa pun. Orangnya (J) sudah terlatih, sudah berencana," ungkap Reni, adik kandung Didin.
Beberapa bulan lalu, saat mencari keberadaan Didin, abangnya, Reni sempat menyambangi kediaman Juana di Gunung Pongkor.

Didin yang usianya lebih tua, selama ini dikenal Reni amat dekat dengan Juana, seperti kakak sendiri.
"Dicariin kerjaan, dikasih duit, apa yang dia (J) mau, diturutin, sampai warung dijual setengah," kenang Reni.
Ketika mampir ke rumah Juana di Gunung Pongkor, Reni tak menaruh curiga apa pun.
Juana bahkan sempat menemaninya mencari Didin menggunakan sepeda motor.
Padahal, waktu itu, Didin sudah tewas dibunuh dan mayatnya telah dipendam.
"Si J ikut mencari. Selalu ikut cari, seperti orang enggak bersalah. Datar saja," ujar Reni.
Reni kini berharap, J memperoleh karma setimpal. Ia ingin J dihukum seberat-beratnya.
"Hukum seberat-beratnya. Kalau bisa, hukum mati. Kan dia bisa matiin abang saya, abang sendiri, hukum mati lah," ungkap Reni.
Seandainya pengadilan tak menjatuhkan vonis mati kepada J, Reni berharap si tersangka yang kini meringkuk di sel tahanan Polres Metro Depok itu dipenjara seumur hidup.
Menurut Reni, J pemuda yang berbahaya.
"Penjara saja seumur hidup. Karena, kalau dia keluar, dia itu psikopat. Dia bisa bunuh keluarga," ucapnya.
Juana Meminta Maaf
Sementara itu, Juana hanya bisa melontarkan kata-kata bernada penyesalan selain maaf, maaf, dan maaf ketika digelandang polisi.