Anggota Dewan Nilai Penanganan Sampah di Siantar Masih Tidak Beres dan Amburadul

Anggota DPRD Siantar minta penanganan sampah ditangani satu pintu oleh Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK)

Editor: Array A Argus
TRIBUN MEDAN/ALIJA
SAMPAH berserakan di Pasar Perluasan, satu pasar terkenal di Kota Pematangsiantar. Tumpukan sampah di beberapa titik ini kerap mengganggu pengendara dan menimbulkan bau tak sedap. 

TRIBUN-MEDAN.com,SIANTAR-Penanganan sampah di Kota Siantar dianggap tidak beres.

Selama ini, pengangkutan sampah kerap terkendala karena pihak terkait saling ‘buang badan’.

Gegara buruknya pengelolaan sampah ini, tak jarang sejumlah lokasi, seperti halnya di Pasar Dwikora Perluasan terlihat jorok dan kumuh.

Baca juga: Berkah Pemulung Tak Sengaja Temukan Bayi di Tempat Sampah, Dirawat dengan Hati Tulus Selama 25 Tahun

Dari amatan Tribun Medan, sampah di Pasar Dwikora dibiarkan beserakan hingga nyaris menutupi badan jalan.

Jika hujan turun, bau menyengat pun muncul.

Tak pelak, banyak pihak yang khawatir keberadaan sampah ini akan menimbulkan berbagai penyakit.

"Ketika kotor dimana-mana, banyak sampah, yang disalahkan itu adalah Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK).

Padahal pihak kelurahan dan kecamatan pun bertanggungjawab,” kata anggota Komisi II DPRD Siantar Ferry Sinamor, Selasa (24/11/2020).

Baca juga: Sampah Menggunung di Bantaran Sungai Deli, Warga Ungkap Alasan Tak Punya Tempat Sampah

Lantaran penanganan sampah ini tumpang tindih, Ferry meniai sebaiknya pengelolaannya dilakukan satu pintu saja.

Kedepan, DLHK saja yang menangani masalah sampah ini.

Dengan begitu, tidak adalagi pihak yang saling lempar tanggungjawab atas masalah kebersihan Kota Siantar, khususnya menyangkut pengelolaan sampah.

Baca juga: Dasar Laut Tercemar 14 Juta Ton Sampah Plastik Mikro, Ada Sampah Sampo Jadul Keluaran Tahun 1995

“Di tahun 2021 jangan begitu lagi. Harus disatukan saja (penanganannya),” kata Fery.

Sebelumnya, Kepala DLH Kota Siantar Dedy Tunasto Setiawan beralasan, sengkarut penanganan sampah ini karena sulitnya koordinasi antar semua pihak.

Dia mengatakan, ini semua tidak terlepas dari pengaturan Sumber Daya Manusia (SDM) di masing-masing tingkatan instansi terkait.

Baca juga: 5 Fakta Detirnya Kehidupan Chef Juna saat Merantau di Amerika Serikat, Korek Tong Sampah demi Makan

"Rentan kendali kami agak susah. Kami telah melakukan pengangkutan dari jam 06.00 WIB sampai 09.00 WIB, tetapi setelah selesai diangkut petugas DLHK dari TPSS, muncul lagi sampah dan menumpuk.

Memang sudah ada kami buat grup WA, tetapi sulit juga melaksanakan praktiknya," kata Dedy.

Dia berharap, kedepan setiap harinya sampah di TPPS harus selesai diangkut pukul 08.00 WIB.(alj)

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved