Terimbas Pandemi Covid, Seniman Asahan Ini Coba Keberuntungan dengan Ukir Blok Sepeda Motor Custom

Kiki mengaku, awal mula usahanya ini diajak oleh rekannya seorang builder motor custom yang terletak tidak jauh dari kediamannya.

TRIBUN MEDAN/ALIF ALQADRI HARAHAP
Rahmad Hakiki Nasution saat sedang mengukir blok sepeda motor pelanggannya 

TRIBUN-MEDAN.com, KISARAN - Rahmad Hakiki Nasution(30) seorang seniman asal Asahan ini mencoba keberuntungan dimasa pandemi Covid-19 dengan cara mengukir blok mesin sepeda motor custom.

Ia membuka studio seni yang dinamakan Immortal Art di rumahnya yang bertempat di Gang Restu, Jalan Williem Iskandar, Kelurahan Murni, Kecamatan Kisaran Timur, Kabupaten Asahan.

Pria yang yang bekerja sebagai seniman tatto dan mural ini, mulai membuka usaha barunya itu sejak enam bulan lalu untuk menjadi pekerjaan sampingannya dimasa pandemi Covid-19.

"Ini baru dimulai enam bulan lalu, untuk sampingan karena covid, angka orang kemari itu sangat rendah," ujar Kiki saat dijumpai Tribun-Medam.com di studionya, Jumat(27/11/2020).

Kiki mengaku, awal mula usahanya ini diajak oleh rekannya seorang builder motor custom yang terletak tidak jauh dari kediamannya.

"Karena diajak, ya dicoba aja. Dihitung sebagai tambah-tambah kenapa enggak," ujarnya.

Ia mengaku, awal mula terinspirasi membuat ukir tersebut dari hobinya yang suka bermain motor custom.

"Sering ikut kontes, seperti Java Fest, Suryanation. Jadi biar beda, cobalah di ukir," katanya.

Selain ukir blok, ia juga mencoba keberuntungan di melukis denim (Jaket kulit), dikatakannya untuk pasar denim sendiri bisa sampai luar daerah.

"Pernah dari Aceh, mereka datang kemari ada yang minta oleh-oleh ukir bak mesinnya," pengakuannya.

Untuk ukir blok mesin, ia membandrol harga mulai dari satu jutaan, hingga lebih tergantung dari motif.

"Ada yang motif biasa, kadang ada juga yang motif barong. Jadi tergantung sama tingkat kesulitannya," ujarnya.

Hanya saja, ia mengaku pemasaran ukir blok custom tersebut sangatlah susah di Kabupaten Asahan, terkhusus di Kota Kisaran.

"Inikan biasanya yang dari jawa, kalau disini agak susah. Jadi ya kalau ada orderan ambil, kalau gaada ya balik ke tatto dan mural," katanya.

Ia berharap agar seni ukir tersebut bisa semakin berkembang, dikarena dimasa pandemi ini harus menjadi manusia lebih kreatif lagi.

"Dimasa pandemi ini kitakan harus di tuntut menjadi lebih kreatif lagi, dan mengerjakan hal-hal yang positif," pungkasnya. 

(cr2/TRIBUN-MEDAN.com)

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved