News Video
GAJI Femila Sinukaban Belum Dibayar, Kru Film Jandi La Surong Kejar Kadispora Kabupaten Karo
Seniman Karo, khususnya yang berkecimpung dalam produksi film Jandi La Surong harus gigit jari, termasuk kontestan Indonesian Idol Femila Sinukaban
Penulis: Hendrik Naipospos | Editor: Hendrik Naipospos
"Kalau tuntutan pembayaran ini, sudah saya selesaikan semuanya sesuai dengan nota perjanjian yang ada," katanya.
Dirinya mengungkapkan, untuk pembuatan film ini menurut sepengetahuannya jika pihak pembuat film meminta bantuan dana kepadanya untuk proses pembuatan film.
Kemudian, dirinya mengatakan ia sudah memberikan dana yang diminta untuk membantu mendongkrak karya pemuda di Kabupaten Karo ini dengan sukarela.
"Namun di tengah jalan, mungkin ada kesalahan komunikasi makanya adik-adik kita ini datang. Dan memang pembuatan film ini murni karena ingin berkarya, dan mereka juga butuh penghargaan dan perhatian," katanya.
Setelah bertemu dan saling menyampaikan aspirasinya, kedua pihak bersepakat untuk kembali melakukan pertemuan untuk mencari di mana titik terang dari permasalahan ini.
Dari pertemuan tadi, diduga dana yang telah diberikan oleh Robert masih terhambat di salah satu oknum yang sekarang sudah tidak lagi terlibat di dalam pembuatan film ini.
Film Jandi La Surong
Film Jandi La Surong ini adalah visualisasi dari novel romantis karya Muhammad Tempel Tarigan.
Pada novelnya, Tempel Taringan mengisahkan perjalanan cintanya, kisah dua anak muda karo di era 1970'an.
Visualisasi pada film ini menggamparkan perkampungan dahulu, baik dari sisi sosial hingga tari-tarian.
Hal ini dinilai sebagai langkah untuk memperkenalkan kembali budaya Karo.
Proses produksi Film Jandi La Surong menghabiskan waktu selam delapan bulan dan melibatkan ratusan orang.
Lokasi pembuatan film ini dilakukan di dua kabupaten yakni Kabupaten Karo meliputi Siosar, Kacaribu dan Berastagi.
Sementara Kabupaten Deliserdang meliputi Sukamakmur dan Negeri Suah.
(hen/tribun-medan.com)