Sinode Godang HKBP Ke-65 Berlangsung 9-13 Desember, 120 Pendeta Bersaing Jadi Ephorus
Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) akan melaksanakan Sinode Godang ke -65 untuk memilih pucuk pimpinan termasuk Ephorus HKBP pada 9-13 Desember
Penulis: Victory Arrival Hutauruk | Editor: Juang Naibaho
Laporan Wartawan Tribun Medan, Victory Arrival Hutauruk
TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) akan melaksanakan Sinode Godang ke -65 untuk memilih pucuk pimpinan termasuk Ephorus HKBP pada 9 hingga 13 Desember 2020 di Seminarium Sipoholon, Tapanuli Utara
Sinode Godang seyogianya dilaksanakan pada tanggal 19-25 Oktober 2020, namun situasi pandemi membuat Ephorus HKBP mengeluarkan SK No.1147/L08/IX/2020 tentang penundaan sinode godang KE-65 HKBP 65 menjadi 9-13 Desember 2020.
Gereja HKBP yang dipimpin oleh seorang Ephorus merupakan salah satu organisasi keagamaan terbesar di Indonesia.
Merujuk pada data wikipedia, jumlah jemaat HKBP berjumlah sekitar 6,5 juta jiwa, baik di Indonesia maupun di luar negeri.
Sekretaris III Sinode Godang HKBP, Pdt. Lelim Yan Fransher Limbong, MTh menjelaskan bahwa pemilihan berlangsung selama 5 hari.
Pemilihan ini meliputi Ephorus, Sekjen, 3 Kepala Departemen dan Praeses.
"Dimulai besok Jumat pagi tanggal 9 sampai tanggal 13 Desember. Rinciannya tanggal 9 pendaftaran dan registrasi ulang, tanggal 10 pembukaan sama laporan pertanggung-jawaban pimpinan, tanggal 11 pemilihan pimpinan 5 ada Ephorus, Sekjend, Kepala Departemen Koinonia, Kepala Departemen Marturia, Kepala departemen Diakonia. Lalu tanggal 12, pemilihan praeses dan tanggal 13 pelantikan," tuturnya kepada tribunmedan.id, Selasa (8/12/2020).
Lelim menyebutkan bahwa akan ada 1.101 pemilik suara yang akan memilih 120 pendeta yang memenuhi syarat maju sebagai Ephorus dengan 25 tahun menerima tahbisan sebagai pendeta.
"Aturan Peraturan (AP) HKBP mensyaratkan bahwa semua pendeta yang sudah menerima tahbisan 25 tahun ke atas boleh menjadi calon Ephorus di Sinode Godang. Data kepersonilan HKBP ada kurang lebih 120 orang yng sudah bisa menjadi calon Ephorus. Pesertanya ada 1.101 pemilik suara," tuturnya.
Ia menyebutkan bahwa peserta tersebut berasal dari seluruh pelosok nusantara bahkan ada juga yang berasal dari luar negeri.
Jumlah 1.101 pemilik suara terdiri dari unsur Pendeta, Sintua, Diakones, Guru Huria, Biblevrouw, serta jemaat HKBP.
"Peserta berasal dari seluruh Indonesia, bahkan ada beberapa dari luar negeri, seperti Singapura, Jerman, Amerika totalnya ada 10 orang, sisanya dari seluruh indonesia. Dari jayapura, Banda Aceh, Pulau Jawa, Kalimantan, Sulawesi. Ada Pendeta, Sintua, Ruas, biblevrouw, Guru Huria, Diakones, tokoh-tokoh juga," Jelasnya.
Lebih lanjut, Lelim menjelaskan bahwa dari 120 Pendeta yang memenuhi syarat tersebut nantinya akan dilakukan proses penjaringan.
"Ada istilah penjaringan dari 120 itu berapa nama yang akan dipilih, lalu akan ada meminta kesediaan nama-nama yang muncul, setelah mereka bersedia barulah pemilihan," jelasnya.
Yang tak kalah penting, ia menjelaskan pemilihan Praeses berjumlah 32 orang yang akan tersebar di seluruh wilayah Indonesia.
"Praeses ada 32 orang karena kita punya 32 distrik. Calon phareses yang sudah terpilih dalam sinode distrik ada 98 orang. Sebagian memang utusan sinode godang atau pemilik suara tapi sebagian lagi tidak pemilik suara pasti akan hadir juga karena mereka akan dipilih," jelasnya.
Lelim menerangkan total akan ada 1.500 orang yang akan hadir dalam pesta Sinode Godang ke-65 tersebut.
"Nantinya juga akan ada tambahan panitia sekitar 300 orang, hadir ditempat itu karena panitia melayani tamu atau peninjau (tidak memiliki hak suara sebagai peserta atau sinode godang tapi dia berhak untuk dipilih) kemungkinan ada 100 orang. Total sekitar 1.500 orang yang di lapangan, ditambah petugas keamanan, polisi, tentara dan satpol PP, 200 orang mengawal kegiatan itu," jelasnya.
Ia juga menegaskan pihak panitia Sinode Godang akan dilaksanakan sesuai dengan protokol kesehatan Covid19. Bahkan ia menyebutkan untuk setiap peserta diwajibkan dilakukan swab test.
"Panitia berusaha semaksimal mungkin untuk mengikuti protokol kesehatan sesuai dengan arahan dari satuan tugas dan juga pemerintah kabupaten. Tapi kita tidak bisa menjamin perubahan budaya secepat itu karena inikan sesuatu yang baru, agak sulit karena mengatur sampai 1.500 sekian itu bukan persoalan yang gampang. Kita ada mengisyaratkan bukan hanya rapid bahkan swab test bagi para peserta," ungkapnya.
Setelah dilantik, Lelim menjelaskan bahwa para pucuk pimpinan akan menjabat selama 4 tahun.
"Ada 4 tahun masa jabatan, periode itu dimulai dari pemilih di sinode godang dan berakhir pada saat sinode godang berikutnya, tidak ada tanggalnya, tahun 2020-2024," jelasnya.
(vic/tribunmedan.com)