Anaknya Dikeroyok hingga Tewas, Yanti Lubis: Pelaku Itu Menganiaya Anak Saya Sambil Merekam
Sejauh ini, pihak kepolisian telah mengamankan empat orang yang diduga sebagai para pelaku penganiaya Zulham.
TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Kasus pengeroyokan berujung kematian yang dialami seorang pelajar SMA bernama Zulham Simanjuntak (18), masih dalam penyelidikan pihak kepolisian.
Sejauh ini, pihak kepolisian telah mengamankan empat orang yang diduga sebagai para pelaku penganiaya Zulham.
Zulham Simanjuntak sendiri tewas usai diamuk para pelaku di Lorong VII Desa Sei Rotan Kecamatan Percut Sei Tuan, terjadi pada Kamis (10/12/2020) lalu.
Ibu korban, Julika Yanti Lubis yang ditemui Tribun Medan di kediamannya, Selasa (15/12/2020), mengatakan bahwa dirinya tidak menyangka kalau anak pertamanya itu pergi untuk selamanya.
"Malam itu Zulham ada menelpon saya, karena saya di Pekanbaru. Ia telpon minta uang Rp 30 ribu. Karena jauh, jadi saya bilang minta uang sama nenek aja dulu, nanti diganti," katanya.
Lanjut wanita yang mengaku warga Jalan Batangkuis Gang Ampera I ini, karena di dalam komunikasi melalui telepon itu dirinya melarang anaknya untuk keluar rumah.

"Saya mempunyai firasat gak enak. Jadi saya bilang, jangan keluar malam ini aja. Tapi Zulham tetap kukuh mau pergi dengan alasan mau beli minyak dan beli mie ayam," ucapnya.
Setelah telpon terputus, sambung Juli, sekitar pukul 00.30 WIB dirinya mendapat telepon bahwa anaknya sekarat.
"Jadi saya dapat telpon, anak saya sekarat. Saya kan jauh. Jadi mulai merasa tidak tenang. Gak berapa lama dapat telpon lagi kalau ia sudah tiada," ujarnya.
Dalam peristiwa tersebut, Juli meminta agar pihak kepolisian dalam hal ini Polrestabes Medan dapat mengusut tuntas kasus yang dialami anaknya.
"Saya berharap pihak kepolisian dapat menangkap pelaku lainnya yang terlibat. Karena para pelaku itu sambil menganiaya anak saya, sambil merekam. Saya tidak sanggup melihat itu. Para pelaku kejam kali menghakimi anak saya sampai sekarat dan meningal dunia," bebernya.
Seperti yang diberitakan sebelumnya, Zulham tewas dikeroyok di kawasan Jalan Gardu, Lorong VII, Seirotan.
Zulham yang sempat kritis diboyong oleh warga setempat Klinik Puja Dusun III Desa Bakaran Batu Kecamatan Batang Kuis, Kamis malam sekitar pukul 23.00 WIB.
Zulham sendiri mengalami luka lecet di dahi, benjolan di dahi akibat pukulan benda tumpul.
Tidak hanya itu, di dada korban juga mengalami luka gesekan dan mengeluarkan darah dari hidung. Sekitar pukul 23.55 WIB, nyawa korban tidak terselamatkan.
Kanit Reskrim Polsek Percutseituan IPTU JH Panjaitan yang dikonfirmasi mengatakan bahwa pihaknya masih melakukan pencarian terhadap para pelaku.
"Masih diselidiki. Sejauh ini sudah empat orang berhasil diamankan," ujarnya melalui WhatsApp, Selasa (15/12/2020).
Saat disinggung apakah ada pelaku lainnya yang akan diburu, mantan Kanit Reskrim Polsek Medan Area ini mengatakan bahwa untuk kasus ini dilimpahkan ke Polrestabes Medan.
"Kasusnya sekarang ditangani Polrestabes Medan," ungkapnya.
Sebelumnya, Kanit Reskrim Iptu JH Panjaitan kepada wartawan, pada Jumat (11/12/2020) lalu mengatakan, pihaknya yang mendapat yang laporan ini kemudian turun ke lokasi kejadian untuk melakukan penyelidikan.
"Dalam tempo 1x24 jam, pelakunya sudah diamankan," kata Iptu JH Panjaitan.
Ia menjelaskan pelaku pengeroyokan ini berjumlah delapan orang, yang mana tiga diantaranya telah diringkus.
Adapun identitas ketiga pelaku yang kini meringkuk dibalik jeruji besi yakni TI (17) warga Desa Sei Rotan Percut Sei Tuan, AP (21), dan BA (18).
Untuk motif, Kanit Reskrim menjelaskan pihaknya masih mendalami kasus pengeroyokan ini.
Namun, salah seorang saksi mata yang melihat pengeroyokan ini mengatakan bahwa sempat terdengar suara teriakan bahwa korban merupakan ketua geng motor Ezto.
"Masih ada lima orang lagi yang diburon, yakni berinisial R, J, D, R dan T," pungkasnya.
(mft/tribun-medan.com/tribunmedan.id)