Disebut Sebar Rp 100 Miliar di Pilkada Samosir, VANTAS: Orang Kalah kan Begitu, Cari-cari Kesalahan

Pasangan calon peraih suara terbanyak Pilkada Samosir, Vandiko Gultom-Martua Sitanggang merespons santai tudingan terkait dugaan money politics

Penulis: Arjuna Bakkara | Editor: Juang Naibaho
TRIBUN MEDAN/ARJUNA BAKKARA
Pasangan Balon Bupati-Wakil Bupati Samosir, Vandiko Gultom-Martua Sitanggang (Vantas) mendeklarasikan diri di Sianjur Mulamula, Samosir, Jumat (4/9/2020). 

TRIBUN-MEDAN.com, SAMOSIR - Pasangan peraih suara terbanyak Pilkada Samosir, Vandiko Gultom-Martua Sitanggang merespons santai tudingan dari lawan politiknya terkait dugaan money politics.

Pasangan berjargon VANTAS itu disebut menyebar uang hingga Rp 100 miliar demi memenangkan Pilkada Samosir 2020.

Isu sebar uang Rp 100 miliar ini dilontarkan oleh calon bupati petahana Rapidin Simbolon dan dua politisi PDIP yang kini duduk di Senayan, Djarot Syaiful Hidayat dan Arteri Dahlan.

Terkait hal itu, Martua menilai pernyataan PDIP hanya sekadar mencari kesalahan.

"Biasa itu. Cemana kalau orang kalah kan begitu, cari-cari celah. Kalau money politics, emangnya boleh? Kan dilarang. Dan bagaimana membuktikan money politics itu apa," ujar Martua.

Martua kembali menegaskan bahwa pasangan VANTAS tidak ada melakukan money politics seperti yang dituduhkan oleh PDIP.

Ia pun menantan partai banteng itu untuk membuktikan tuduhan money politics di Pilkada Samosir.

"Tanggapan saya kalau Vantas itu tidak ada money politics, itu tidak benar money politics, itu aja jawabannya. Tidak benar ada money politics," tegasnya.

PASANGAN calon Bupati dan Wakil Bupati Samosir Vandiko Timotius Gultom dan Martua Sitanggang menyerahkan berkas ke Ketua KPUD Samosir, Ika Roulina Samosir saat melakukan pendaftaran.
PASANGAN calon Bupati dan Wakil Bupati Samosir Vandiko Timotius Gultom dan Martua Sitanggang menyerahkan berkas ke Ketua KPUD Samosir, Ika Roulina Samosir saat melakukan pendaftaran. (TRIBUN MEDAN/ARJUNA)

Hasil Rekapitulasi

KPU Samosir telah menetapkan hasil rekapitulasi Pilkada Samosir tahun 2020.

Berdasarkan surat keputusan (SK) nomor 202/PL.01.8.-Kpt/1217/KPU-Kab/XII/2020, pemenang Pilkada Samosir adalah pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati nomor urut 2, Vandiko Timotius Gultom dan Martua Sitanggang.

Dari hasil rekapitulasi tersebut, pasangan nomor urut 1, Marhulae Simbolon-Guntur Sinaga memperoleh suara sebanyak 6.594 suara atau 8,29 persen.

Selanjutnya, pasangan Vandiko Gultom-Martua Sitanggang memperoleh 41.806 suara atau 52,84 persen.

Sementara, pasangan Rapidin Simbolon-Juang Sinaga memperoleh suara sebanyak 30.238 suara atau 38,22 persen.

Dari data rekapitulasi tersebut, diketahui bahwa suara sah sebanyak 78.638 suara, suara tidak sah 475, dan seluruh suara berjumlah 79.113.

Terkait hasil Pilkada Samosir 2020, PDIP yang mengusung paslon petahana Rapidin Simbolon-Juang Sinaga, berkali-kali menyebutkan isu money politics di pesta rakyat tersebut.

Tak tanggung-tanggung, Djarot Syaiful Hidayat dan Arteri Dahlan menyebut adanya money politics hingga Rp 100 miliar yang disebar kepada masyarakat.

Saat ini PDIP sudah mengajukan permohonan ke KPU dan Bawaslu agar mendiskualifikasi pasangan Vandiko Gultom-Martua Sitanggang.

Ketua DPD PDIP Sumut, Djarot Syaiful Hidayat mengatakan, Pilkada Samosir terlalu unik.

Kata Djarot, pihak lawan diduga ada mengeluarkan uang sampai Rp 100 miliar lebih untuk praktik money politics.

"Bahkan, yang saya dengar ada itu yang sampai 1 juta per orang," ucap Djarot. 

Senada, politisi PDIP Arteria Dahlan menyebut money politics di Samosir sangat 'mengerikan'. Per orang bisa mendapatkan Rp 1 juta.

"Kami melihat adanya kejahatan yang berbalut pencucian uang dan tindak pidana korupsi melalui modus money politics. Bayangkan, Pilkada di Kabupaten Samosir dengan memperlihatkan PAD-nya yang hanya sederhana dan sedikit, ada calon yang rela menggelontorkan uang sampai ratusan miliar,” kata Arteria Dahlan, anggota Komisi III DPR RI, Kamis (17/12/2020).

Tidak hanya itu, Arteria juga menuding bahwa jauh hari sebelum pemilihan, Vandiko dan tim suksesnya membagi-bagikan 60 ribu sembako beserta 120 masker.

Menjelang hari pemilihan, sambung Arteria, pemilih kembali disuap dengan nilai bervariasi, mulai dari Rp 300 ribu hingga Rp 500 ribu.

"Ada calon yang rela menggelontorkan uang sampai ratusan miliar. Satu kepala lebih dari 1 juta. Mulai Desember tahun lalu, diberikan 60 ribu paket sembako dan parsel. Bulan Mei diberikan paket sembako 60 ribu dan diberikan 120 ribu masker," imbuhnya.

"Saya tidak protes, tapi saya ingin menanyakan kepada seluruh aparat penegak hukum, pak polisi, Bawaslu dan tolong tanyakan KPK juga dan PPATK berasal dari mana uang sebanyak itu.

Maka dari itu kami mohon betul, teman-teman di kepolisian Mabes Polri tolong turunkan Propam Mabes, pak Irwasum-nya hadir dan Kompolnasnya hadir,” kata Arteria.

Saking emosinya, dia meminta agar PPATK menelisik keuangan ayah dari Vandiko yang merupakan mantan pejabat di Kementerian PUPR.

Sehingga, kata dia, masalah Pilkada Samosir ini bebas dari praktik-praktik kotor.

"Setelah kami cermati dan menginvestigasi, kami memperoleh hasil bahwa Pilkada Kabupaten Samosir terdapat kejahatan demokrasi yang serius. Saya katakan teror demokrasi yang dihadirkan secara brutal. Kemudian menghalalkan segala cara. Memperlihatkan penyimpangan penegakan hukum," katanya.

Politisi PDI Perjuangan, Arteria Dahlan didampingi Calon Bupati Samosir Rapidin Simbolon di Kantor DPD PDI Perjuangan Sumut, Medan.
Politisi PDI Perjuangan, Arteria Dahlan didampingi Calon Bupati Samosir Rapidin Simbolon di Kantor DPD PDI Perjuangan Sumut, Medan. (Victory / Tribun Medan)

Isu itu diamini juga oleh calon bupati petahana Rapidin Simbolon.

Rapidin beranggapan Pilkada di Samosir penuh dengan politik uang (money politics). Ia pun menyebut money politics mencapai Rp 100 miliar.

"Sebagai calon bupati saya tidak menerima keadaan seperti ini. Dugaan politik uang yang sangat terstruktur, sistematis, dan masif (TSM) yang sangat beredar di masyarakat,” sebut Rapidin.

Bahkan, Rapidin menyebut punya bukti tentang money politics yang diduga dilakukan lawan politiknya.

Bukti yang dimaksud yakni video berdurasi 1 menit 51 detik, yang beredar di medsos.

Video itu memperlihatkan adanya bagi-bagi uang kepada masyarakat. "Ini bukti yang tidak bisa dipungkiri," tulis Rapidin Simbolon.

Dikonfirmasi Tribun-Medan.com, Rapidin mengatakan, video yang dipostingnya itu merupakan jawaban serta bukti adanya praktik money politics pada Pilkada Samosir.

Menurut Rapidin, video yang diperoleh tribun-medan.com darinya itu, merupakan praktik dugaan bagi-bagi uang yang membuat dia kalah pada Pilkada Samosir.

(Jun-tribun-medan.com)

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved