Ternak Sapi Sering Dimangsa Harimau, Warga Bahorok Minta Bentuk Satgas Konflik Satwa
Harimau Sumatera (Phantera Tigris Sumatrae) kembali memangsa ternak sapi warga di Bahorok, Kabupaten Langkat.
Penulis: Dedy Kurniawan | Editor: Juang Naibaho
Laporan Wartawan Tribun Medan / Dedy Kurniawan
TRIBUN-MEDAN.com, STABAT - Harimau Sumatera (Phantera Tigris Sumatrae) kembali memangsa ternak sapi warga di Bahorok, Kabupaten Langkat.
Teranyar, hewan buas itu berburu ternak sapi milik Brahmana Depari, warga Dusun III, Desa Lau Damak dan Umar Sitepu warga Sampe Raya, Bahorok pada Jumat 25 Desember 2020 lalu.
Pada Selasa (29/12/2020) Kabid BKSDA Wilayah I Kabanjahe Mustafa ikut terjun langsung ke lokasi kejadian menelusuri jejak Harimau Sumatera yang masih berkeliaran.
Katanya, dari hasil pemantauan dengan kamera trap bahwa harimau masih mendatangi hasil buruannya.
"Hasil kamrea trap tertangkap ada pergerakan satu harimau menuju satu bangkai lembu yang masih utuh dan satu lagi tinggal bagian kepala," katanya, Selasa.
Kejadian yang terus berulang ini berdampak merugikan warga setempat. Alhasil, musyawarah warga dan pihak penanggungjawab kawasan digelar untuk mengantisipasi kejadian berulang yang menjadi momok.
Mustafa menerangkan, pihaknya sudah menggelar musyawarah di kantor desa Lau Damak, dihadiri camat, kepala desa, Babinsa, Babinkamtibmas, kepala dusun, BBKSDA Sumut, Balai Taman Nasional Gunung Leuser, KPH, WCS, Yahua dan masyarakat.
"Tim sudah menggelar musyawarah bersama warga. Dalam pertemuan warga minta pembentukan Satgas Konflik Satwa, karena frekwensi konflik harimau di daerah Bahorok cukup tinggi," katanya.
Selain itu, warga berharap tim penanggungjawab kawasan merelokasi harimau yang kerap memangsa hewan ternak warga. Warga menduga harimau yang kerap menarget ternak sapi merek merupakan harimau yang sama.
Warga dan instansi terkait juga berembuk untuk membahas teknis penanganan ternak sapi yang dimangsa Harimau di Bahorok.
Apabila bangkai masih utuh tim akan koordinasi dengan Kades untuk menghalau Harimau datang lagi.
"Biasanya kalau belum habis harimau akan datangi lagi sisa mangsanya, tapi jika jadi bangkai yang sudah busuk tidak akan disentuh lagi. Dari kami menyarankan harus dimusnahkan untuk menghindari penyebaran bau dan penyakit," ungkap Mustafa.
Namun, anjuran Kabid BKSDA ini tidak sejalan dengan kebiasaan masyarakat setempat. Katanya, masyarakat tidak mengizinkan untuk pemusnahan sisa bangkai lembu karena khawatir akan memicu kemarahan harimau.
"Warga menolak sisa mangsa dimusnahkan seperti yang mereka yakini. Tapi pendapat dari pemerhati satwa liar, pemusnahan sisa bangkai justru akan menghilangkan dominasi harimau dan mendorongnya untuk kembali ke dalam hutan. Begitu kalau pengalaman pemerhati satwa," jelasnya.