LAYAKNYA Tsunami, Gelombang Air Laut Naik Setinggi 15 Meter Didekat Jatuhnya Pesawat Sriwijaya Air
Kapolres Kepulauan Seribu, Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP), Eko Wahyu memberikan keterangan perihal jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ-182.
Ketiga nelayan itu justru khawatir adanya tsunami.
"Dikira apa ini, bencana tsunami dan sebagainya ternyata setelah air itu naik ada serpihan-serpihan itu diduga ada jatuh kapal, mereka melaporkan Kapospol, kemudian lapor ke Kapolsek, akhirnya kan kita tindak lanjuti laporan ke atas," jelasnya.
Dari laporan itu, tim langsung mengecek kejadian awal mula dugaan pesawat jatuh itu. Dan, ditemukan kabel-kabel.
"Kecamatan Polsek Kepulauan Seribu Selatan turun langsung dengan alat seadanya dengan para nelayan ya yang ditemukan kabel-kabel itu, serpihan kabel-kabel ada empat bagian itu sore itu," ujarnya.
Usai kejadian, kata Eko, tidak ada satu pun nelayan yang berani mendekat ke lokasi kejadian.
Ia juga tak mengetahui apakah ada penumpang yang masih hidup sesaat usai kejadian.
"Mereka nggak berani mendekat beralasan dikira musibah tsunami atau apa, mereka masih bertanya-tanya apa ini, makanya mereka langsung cepet kembali, langsung lapor," ujarnya.
Selain tiga nelayan yang sedang mencari ikan, kesaksian mengenai jatuhnya pesawat Sriwijaya Air juga disampaikan oleh Amirtang, seorang nelayan di Pulau Lancang. Pada saat kejadian, Amirtang sedang berada di rumahnya di Pulau Lancang.
Ia mengaku mendengar suara dentuman keras sekitar pukul 15.00 WIB, ketika pesawat Sriwijaya Air SJ-182 diduga jatuh yang diperkirakan di perairan tersebut.
”Dengar suara dentuman keras sekitar jam 3 kurang, dentuman aja gitu," kata Amirtang.
Ia mengatakan kondisi cuaca sekitar Kepulauan Seribu saat itu sangat gelap dan hujan, sehingga ia tidak mencari tahu lebih lanjut perihal suara dentuman tersebut.
"Di luar gelap sekali waktu itu, dan cuaca hujan, cuman dengan suara dentuman keras," tuturnya.
Sementara itu, Kasatpol Pulau Pari Maslawi yang sedang bertugas saat itu juga mendengar suara dentuman. Ia juga merasakan ada getaran hingga jendela dan pintu rumah hingga bergetar.
"Ada dentuman keras, sampai jendela dan pintu getar ya, sempat sesaat terasa getaran," katanya. Ia juga mengatakan cuaca hujan dan langit gelap di sekitar Kepulauan Seribu pada saat kejadian.
Diketahui pesawat komersial Sriwijaya Air SJ 182 rute Jakarta-Pontianak dikabarkan hilang kontak, pada Sabtu (9/1/201).