Gempa Hari Ini
DAHSYATNYA Gempa Majene 6.2 Jumat Dini Hari, Kantor Gubernur Sulbar Ambruk, Hotel Matos Hancur
DAHSYATNYA Gempa Majene 6.2 Jumat Dini Hari, Kantor Gubernur Sulbar Ambruk, Hotel Matos Hancur
Mekanisme sesar naik ini mirip dengan pembangkit gempa Lombok 2018, dimana bidang sesarnya membentuk kemiringan ke bawah daratan Majene.''
Sejak hari Kamis 14 Januari 2021 pukul 13.35.49 WIB hingga pagi ini Jumat 15 Januari 2021 pukul 06.00 WIB hasil monitoring BMKG menunjukkan telah terjadi gempa sebanyak 28 kali di Majene.
BMKG akan terus memantau aktivitas gempa yang terjadi dan dilaporkan kepada masyarakat.
''Dengan kembalinya terjadi gempa kuat di Majene ini maka gempa yang terjadi pada hari Kamis 14 Januari 2021 pukul 13.35.49 WIB kemarin statusnya menjadi gempa pendahuluan/pembuka (foreshock).''
Untuk sementara saat ini, gempa yang terjadi pada pagi dini hari tadi statusnya sebagai gempa utama (mainshocks), semoga status ini tidak berubah dan justru akan meluruh, melemah hanya terjadi gempa susulan (aftershocks) dengan kekuatan yang terus mengecil dan kembali stabil.
Masyarakat yang tempat tinggalnya sudah rusak atau rusak sebagian, dihimbau untuk tidak menempati lagi karena jika terjadi gempa susulan signifikan dapat mengalami kerusakan yang lebih berat bahkan dapat roboh.
Masyarakat perlu waspada dengan kawasan perbukitan dengan tebing curam karena gempa susulan signifikan dapat memicu longsoran (landslide) dan runtuhan batu (rock fall).
Apalagi saat ini musim hujan yang dapat memudahkan terjadinya proses longsoran karena kondisi tanah lereng perbukitan basah dan labil,
Mengingat pesisir Majene pernah terjadi tsunami pada tahun 1969, masyarakat yang bermukim di wilayah Pesisir Majene perlu waspada jika merasakan gempa kuat agar segera menjauh dari pantai tanpa menunggu peringatan dini tsunami dari BMKG.
Khawatir Tsunami Nginap di Pengungsian
Sementara itu ratusan warga pesisir di Kecamatan Malunda, Kabupaten Majene, Sulawesi Barat (Sulbar), mengungsi.
Mereka memilih ke perbukitan karena khawatir tsunami pasca gempa 5,9 SR mengguncang Majene, Kamis (14/1/2021).
Hingga malam ini, ratusan warga masih bertahan di tenda pengungsian.
Mereka takut pulang ke rumahnya karena khawatir akan tsunami dan gempa susulan.
Hal tersebut diungkapkan Kepala Bidang Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Majene, Sirajuddin.
Lebih jauh, Sirajuddin mengatakan, ada sekitar 200 warga Malunda tinggalkan rumahnya setelah gempa tadi siang.
"Mereka ketakutan adanya info tsunami, " kata Sirajuddin ditemui di kantornya.
Sirajuddin menyampaikan gempa 5,9 SR yang mengguncang Majene tidak berpotensi tsunami.
Hal itu sesuai dari hasil analisis Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG).
"Malam ini mereka akan turun ke lokasi untuk memberikan edukasi kepada masyarakat bahwa gempa ini tidak berpotensi Tsunami.
Sekedar diketahui pasca gempabumi hujan deras mengguyur wilayah Majene.
Hujan turun sejak sore hingga malam ini dengan intensitas sedang hingga lebat.
Koordinator Bidang Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono membeber fakta-fakta Gempa Majene 5.9 magnitudo pukul 13.35.49 WIB yang terasa hingga ke Kalimantan.
FAKTA-FAKTA GEMPA MAJENE 14 JANUARI 2021*
1. Gempa Majene dengan magnitudo 5,9 yang terjadi pukul 13.35.49 WIB ini memicu kerusakan bangunan rumah.
Estimasi peta tingkat guncangan yang dipublikasikan BMKG akurat, sesaat setelah gempa dapat mengetimasi bahwa gempa ini merusak karena muncul warna kuning yang artinya guncangan gempa mencapai skala intensitas VI MMI yang berpotensi merusak.
Dari lapangan saat ini dilaporkan sementara banyak terjadi kerusakan rumah warga di Kabupaten Majene.
Tidak hanya merusak, gempa ini juga memicu dampak ikutan gempa (collateral hazard) berupa runtuhan batu (rockfall) di tebing-tebung perbukitan.
2. Gempa ini guncangannya dirasakan hingga jauh di seberang pulau, karena dilaporkan banyak warga di Kabupaten Paser dan Balikpapan di Kalimantan Timur ikut merasakan guncangan gempa Majene.
3. Gempa Majene siang ini dipicu oleh sumber gempa Sesar Naik Mamuju (Mamuju Thrust).
Sesar ini di lepas pantai sebgai fold-thrust-belt yang sangat aktif. Hal ini sesuai sengan analisis mekanisme sumber BMKG yang menunjukkan pergerakan naik (thrust fault).
4. Pusat gempa Majene hari ini sangat berdekatan dengan sumber gempa yang memicu tsunami pada 23 Februari 1969 dengan kekuatan 6,9 pada kedalaman 13 Km.
Gempa saat itu menyebabkan 64 orang meninggal, 97 orang luka-luka dan 1.287 rumah serta Masjid mengalami kerusakan.
Dermaga pelabuhan pecah, timbul tsunami dengan ketinggian 4 meter di Pelattoang dan 1,5 m di Parasanga dan Palili.
5. Gempa Majene yang merusak hari ini dan gempa pemicu tsunami destruktif tahun 1969 sama sama dibangkitkan oleh generator gempa yang sama yaitu Sesar Naik Mamuju (Mamuju Thrust).
6. Sesar Naik Mamuju memiliki magnitudo tertarget mencapai 7,0 dengan laju geser sesar 2 milimeter/tahun sehingga sesar ini memang harus diwaspadai karena mampu memicu gempa kuat.
Sebagian artikel ini dikompilasi dari tribun-timur.com dengan judul Gempa Susulan 6,2 SR, Kantor Gubernur Sulbar Ambruk, Hotel Matos Rusak, Warga Malunda Mengungsi, dari kompas berjudul: "UPDATE: 8 Meninggal Dunia, 637 Luka-luka akibat Gempa Majene"