Gempa Hari Ini

DAHSYATNYA Gempa Majene 6.2 Jumat Dini Hari, Kantor Gubernur Sulbar Ambruk, Hotel Matos Hancur

DAHSYATNYA Gempa Majene 6.2 Jumat Dini Hari, Kantor Gubernur Sulbar Ambruk, Hotel Matos Hancur

Editor: Tariden Turnip
facebook
DAHSYATNYA Gempa Majene 6.2 Jumat Dini Hari, Kantor Gubernur Sulbar Ambruk, Hotel Matos Hancur. Kantor Gubernur Sulbar ambruk akibat dua gempa dahsyat Kamis hingga Jumat 

TRIBUN-MEDAN.COM - DAHSYATNYA Gempa Majene 6.2 Jumat Dini Hari, Kantor Gubernur Sulbar Ambruk, Hotel Matos Hancur 

Dua gempa dahsyat mengguncang Sulawesi Barat dalam selang waktu 10 jam Kamis (14/1/2021) sore hingga Jumat (15/1/2021) dini hari mengakibatkan kerusakan parah.

Gempa 5.9 magnitudo terjadi pada Kamis  (14/1/2021) pukul 13.35 WIB, disusul gempa yang lebih dahsyat 6.2  Jumat (15/1/2021) pukul 01:28:17 WIB. 

Kedua gempa dahsyat ini berpusat di Majene Sulawesi Barat.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebutkan, gempa 5.9 Kamis berpusat di 4 kilometer barat laut Majene.

Pusat gempa di kedalaman 10 kilometer.

Sedangkan gempa 6.2 Jumat berpusat 6 km Timur Laut MAJENE-SULBAR di kedalaman 10 Km.

Kekuatan guncangan gempa 6.2 mencapai level IV-V MMI di Majene.

Sedangkan di Palu level guncangan mencapai III MMI dan di Makassar level II MMI.

Sebelumnya kekuatan gempa 5.9 Kamis dirasakan di Kabupaten Polewali (IV-V MMI), Mamuju dan Majene (IV MMI), serta Mamuju Utara dan Mamuju Tengah (III-IV MMI).

Selain di Sulbar, gempa juga terasa di beberapa kabupaten di Sulawesi Selatan yang berdekatan dengan Sulbar, seperti di Toraja (III MMI) serta di Pinrang, Pare-pare, dan Wajo (II-III MMI).

MMI merupakan skala intensitas gempa yang mengukur dampak getaran terhadap kondisi sekitar dengan skala I (paling rendah) hingga XII (tertinggi).

Saat terjadi gempa 6.2, sejumlah warga di Kecamatan Campalagian Kabupaten Polewali Mandar berhamburan keluar rumah untuk menyelamatkan diri.

"Ada gempa," teriak warga sembari keluar rumah.

Getaran gempa lebih besar dibandingkan gempa pertama dan waktunya lebih lama.

Beberapa gempa susulan terjadi pascagempa 6.2.

Namun kekuatannya terus menurun.

Mulai dari Mag:3.9, Mag:4.0, Mag:2.9, Mag:3.0, Mag:3.4, Mag:3.2,  dan Mag:2.6 hingga pukul 03.00 WIB.

Dalam sebuah video singkat yang diterima tribun-timur.com, tampak warga mendatangi Kantor Gubernur Sulawesi Barat yang tampak rusak cukup parah.

“Kantor Gubernur Sulbar ambruk. Hancur. Alhamdulillah masih diberi keselamatan. Hotel Matos (Mamuju), hancur,” kata warga yang merekam gambar yang tersiar Jumat (15/1/2021) dini hari.

Jarak antara Mamuju dengan lokasi gempa di wilayah Malunda, Majene sekira 100-an KM.

Hotel Matos kepanjangan dari Maleo Town Square Jl. Yos Sudarso No. 37 Mamuju, Kecamatan Mamuju, Sulawesi Barat.

Kantor Gubernur Sulbar yang dibangun 2010 dengan biaya hampir Rp 160 miliar sebelum ambruk
Kantor Gubernur Sulbar yang dibangun 2010 dengan biaya hampir Rp 152.4 miliar sebelum ambruk (dok)

Sedangkan kantor Gubernur Sulbar beralamat di Kompleks Perkantoran Gubernur, Jl. Abdul Malik Pattana Endeng, Rangas, Kecamatan Simboro Dan Kepulauan, Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat.

Kantor Gubernur Sulbar dibangun 2010 dengan menggunakan dana APBN

Anggaran pembangunan Kantor Gubernur dan DPRD Sulawesi Barat sekitar Rp 68,5 miliar melalui APBN 2011.

Sebelumnya pembangunan Kantor Gubernur Sulbar telah menelan anggaran hingga Rp75 miliar sesuai penyampaian PT India Karya pada 2010 melalui anggaran APBN.

Sehingga pembangunan Kantor Gubernur dan DPRD Sulawesi Barat menelan dana Rp 152.4 miliar.

Sedangkan Pemerintah Provinsi Sulbar dan DPRD Sulbar telah mengalokasikan anggaran untuk
perampungan pembangunan kantor gubernur dan DPRD Sulbar tersebut melalui APBD tahun 2011 sekitar
Rp19,8 miliar.

UPDATE

Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana (Pusdalops) Badan Nasional Penanggulangan Bencana ( BNPB) memberikan informasi terbaru mengenai gempa Majene, Sulawesi Barat.

Berdasarkan informasi yang diterima Kompas.com hingga Jumat (15/1/2021) pukul 11.10 WIB tercatat 8 orang meninggal dunia dan 637 orang luka-luka akibat gempa.

Selain itu terdapat 16.000 orang mengungsi.

Kemudian, ada 10 titik pengungsian di antaranya Desa Kota Tinggi, Desa Lombong, Desa Kayu Angin, Desa Petabean, Desa Deking, Desa Mekata, Desa Kabiraan, Desa Lakkading, Desa Lembang, Desa Limbua.

Desa itu tersebar di di Kecamatan Ulumanda, Kecamatan Malunda, dan Kecamatan Sendana. Untuk kerugian materiil di Kabupaten Mamuju yaitu gempa mengakibatkan kerusakan di Hotel Maleo rusak berat, Kantor Gubernur Sulbar rusak berat, rumah warga rusak (pendataan), RSUD Mamuju rusak berat, 1 unit minimarket rusak berat.

Kemudian, jaringan listrik padam, dan komunikasi selular dikabarkan terputus-putus atau tidak stabil.

Selain itu, terjadi juga longsor di 3 titik sepanjang jalan poros Majene-Mamuju (akses jalan terputus)

. Kemudian 300 unit rumah rusak (Pendataan), 1 unit Puskesmas rusak berat, 1 Kantor Danramil Malunda rusak berat.

Saat ini, sejumlah upaya telah dikerahkan seperti BPBD Kabupaten Majene, Kabupate Mamuju. dan Kabupaten Polewali Mandar melakukan pendataan dan mendirikan tempat pengungsian.

Lalu BPBD setempat berkoordinasi dengan TNI - Polri, Basarnas, relawan dan instansi terkait lainnya.

Adapun kebutuhan mendesak di antaranya Sembako, Selimut dan Tikar, Tenda Pengungsi, Pelayanan Medis, Terpal, Alat Berat/Excavator, Alat Komunikasi, Makanan Pokok/Siap Saji, Masker , Obat-obatan dan Vitamin, dan lain-lain.

Intensitas Getaran V-IV (Memicu Kerusakan)

Koordinator Bidang Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono mengungkap kekuatan gempa Majene magnitudo 6,2 pada Jumat, 15 Januari 2021 pukul 01.28.17 WIB yang mencapai skala intensitas V-VI MMI (memicu kerusakan) di di Majene dan Mamuju.

Sedangkan di Palu, Mamuju Tengah, Mamuju Utara dan Mamasa mencapai skala intensitas III-IV MMI (benda-benda terpelanting)

''Pagi ini dilaporkan dampak gempa kedua menimbulkan lebih banyak bangunan rumah rusak di Majene dan juga Mamuju. Sementara dilaporkan ada beberapa orang meninggal dunia dan ratusan orang menderita luka-luka sebagai dampak gempa,'' tulis Daryono di akun facebooknya, Jumat.

''Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, baik gempa signifikan pertama dan kedua yang terjadi merupakan jenis gempa kerak dangkal (shallow crustal earthquake) akibat aktivitas sesar aktif Mamuju-Majene Thrust.

Mekanisme sesar naik ini mirip dengan pembangkit gempa Lombok 2018, dimana bidang sesarnya membentuk kemiringan ke bawah daratan Majene.''

Sejak hari Kamis 14 Januari 2021 pukul 13.35.49 WIB hingga pagi ini Jumat 15 Januari 2021 pukul 06.00 WIB hasil monitoring BMKG menunjukkan telah terjadi gempa sebanyak 28 kali di Majene.

BMKG akan terus memantau aktivitas gempa yang terjadi dan dilaporkan kepada masyarakat.

''Dengan kembalinya terjadi gempa kuat di Majene ini maka gempa yang terjadi pada hari Kamis 14 Januari 2021 pukul 13.35.49 WIB kemarin statusnya menjadi gempa pendahuluan/pembuka (foreshock).'' 

Untuk sementara saat ini, gempa yang terjadi pada pagi dini hari tadi statusnya sebagai gempa utama (mainshocks), semoga status ini tidak berubah dan justru akan meluruh, melemah hanya terjadi gempa susulan (aftershocks) dengan kekuatan yang terus mengecil dan kembali stabil.

Masyarakat yang tempat tinggalnya sudah rusak atau rusak sebagian, dihimbau untuk tidak menempati lagi karena jika terjadi gempa susulan signifikan dapat mengalami kerusakan yang lebih berat bahkan dapat roboh.

Masyarakat perlu waspada dengan kawasan perbukitan dengan tebing curam karena gempa susulan signifikan dapat memicu longsoran (landslide) dan runtuhan batu (rock fall).

Apalagi saat ini musim hujan yang dapat memudahkan terjadinya proses longsoran karena kondisi tanah lereng perbukitan basah dan labil,

Mengingat pesisir Majene pernah terjadi tsunami pada tahun 1969, masyarakat yang bermukim di wilayah Pesisir Majene perlu waspada jika merasakan gempa kuat agar segera menjauh dari pantai tanpa menunggu peringatan dini tsunami dari BMKG.

Khawatir Tsunami Nginap di Pengungsian

Sementara itu ratusan warga pesisir di Kecamatan Malunda, Kabupaten Majene, Sulawesi Barat (Sulbar), mengungsi.

Mereka memilih ke perbukitan karena khawatir tsunami pasca gempa 5,9 SR mengguncang Majene, Kamis (14/1/2021).

Hingga malam ini, ratusan warga masih bertahan di tenda pengungsian.

Mereka takut pulang ke rumahnya karena khawatir akan tsunami dan gempa susulan.

Hal tersebut diungkapkan Kepala Bidang Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Majene, Sirajuddin.

Lebih jauh, Sirajuddin mengatakan, ada sekitar 200 warga Malunda tinggalkan rumahnya setelah gempa tadi siang.

"Mereka ketakutan adanya info tsunami, " kata Sirajuddin ditemui di kantornya.

Sirajuddin menyampaikan gempa 5,9 SR yang mengguncang Majene tidak berpotensi tsunami.

Hal itu sesuai dari hasil analisis Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG).

"Malam ini mereka akan turun ke lokasi untuk memberikan edukasi kepada masyarakat bahwa gempa ini tidak berpotensi Tsunami.

Sekedar diketahui pasca gempabumi hujan deras mengguyur wilayah Majene.

Hujan turun sejak sore hingga malam ini dengan intensitas sedang hingga lebat.

Koordinator Bidang Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono membeber fakta-fakta Gempa Majene 5.9 magnitudo pukul 13.35.49 WIB yang terasa hingga ke Kalimantan.

FAKTA-FAKTA GEMPA MAJENE 14 JANUARI 2021*

1. Gempa Majene dengan magnitudo 5,9 yang terjadi pukul 13.35.49 WIB ini memicu kerusakan bangunan rumah.

Estimasi peta tingkat guncangan yang dipublikasikan BMKG akurat, sesaat setelah gempa dapat mengetimasi bahwa gempa ini merusak karena muncul warna kuning yang artinya guncangan gempa mencapai skala intensitas VI MMI yang berpotensi merusak.

Dari lapangan saat ini dilaporkan sementara banyak terjadi kerusakan rumah warga di Kabupaten Majene.

Tidak hanya merusak, gempa ini juga memicu dampak ikutan gempa (collateral hazard) berupa runtuhan batu (rockfall) di tebing-tebung perbukitan.

2. Gempa ini guncangannya dirasakan hingga jauh di seberang pulau, karena dilaporkan banyak warga di Kabupaten Paser dan Balikpapan di Kalimantan Timur ikut merasakan guncangan gempa Majene.

3. Gempa Majene siang ini dipicu oleh sumber gempa Sesar Naik Mamuju (Mamuju Thrust).

Sesar ini di lepas pantai sebgai fold-thrust-belt yang sangat aktif. Hal ini sesuai sengan analisis mekanisme sumber BMKG yang menunjukkan pergerakan naik (thrust fault).

4. Pusat gempa Majene hari ini sangat berdekatan dengan sumber gempa yang memicu tsunami pada 23 Februari 1969 dengan kekuatan 6,9 pada kedalaman 13 Km.

Gempa saat itu menyebabkan 64 orang meninggal, 97 orang luka-luka dan 1.287 rumah serta Masjid mengalami kerusakan.

Dermaga pelabuhan pecah, timbul tsunami dengan ketinggian 4 meter di Pelattoang dan 1,5 m di Parasanga dan Palili.

5. Gempa Majene yang merusak hari ini dan gempa pemicu tsunami destruktif tahun 1969 sama sama dibangkitkan oleh generator gempa yang sama yaitu Sesar Naik Mamuju (Mamuju Thrust).

6. Sesar Naik Mamuju memiliki magnitudo tertarget mencapai 7,0 dengan laju geser sesar 2 milimeter/tahun sehingga sesar ini memang harus diwaspadai karena mampu memicu gempa kuat.

Sebagian artikel ini dikompilasi dari tribun-timur.com dengan judul Gempa Susulan 6,2 SR, Kantor Gubernur Sulbar Ambruk, Hotel Matos Rusak, Warga Malunda Mengungsi, dari kompas berjudul: "UPDATE: 8 Meninggal Dunia, 637 Luka-luka akibat Gempa Majene" 

Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved