Tribun travel

Pemandian Alam Aek Buru, Sajikan Panorama Alam di Tengah Perkebunan Labura

Di wisata Pemandian Aek Buru, keindahan alam selalu menjadi tujuan utama yang ditawarkan kepada setiap pengunjungnya.

TRIBUN MEDAN/M ANIL
PEMANDIAN alam Aek Buru yang berada di Jalan Aek Buru tepatnya di Desa Batu Tunggal, Labuhanbatu Utara, Sumatera Utara. 

TRIBUN-MEDAN.com, LABURA - Berada di tengah kawasan perkebunan, wisata pemandian alam Aek Buru yang berada di Jalan Aek Buru tepatnya di Desa Batu Tunggal, Labuhanbatu Utara, Sumatera Utara, menawarkan keindahan alam.

Destinasi wisata ini selalu menjadi tujuan utama warga sekitar untuk menghabiskan waktu liburan di akhir pekan.

Di wisata Pemandian Aek Buru, keindahan alam selalu menjadi tujuan utama yang ditawarkan kepada setiap pengunjungnya.

Perpaduan antara sungai yang memiliki warna kehijau-hijauan dengan tebing bebatuan di sekitaran kawasan menambah panorama keindahan pemandian alam ini kian mempesona.

"Bisa dibilang pemandian alam Aek Buru ini merupakan tempat yang asri dengan tetumbuhan yang hijau. Banyak warga sekitar ataupun dari luar daerah Labura yang singgah ke wisata ini," ujar Efendi, pengunjung asal Labura, Minggu (7/2/2021).

Dikatakan Efendi, selain weekend, hari libur besar seperti Nataru dan Idul Fitri, tempat ini sangat ramai di kunjungi pengunjung.

"Cuma karena di masa pendemi Covid-19 ini, ada peraturan pemerintah dilarang membuat keramaain, jadi tempat wisata ini tidak sebegitu ramainya di banding beberapa tahun sebelum Covid," ucap Efendi.

Beragam aktifitas bisa dilakukan pengunjung saat tiba di lokasi wisata pemandian alam Aek buru.

Hampir setiap pengunjung yang datang kebanyakan bersama keluarga, membawa bekal untuk melakukan kegiatan manggang-memanggang.

Di sepanjang aliran Aek buru, beberapa pemandian juga bisa ditemukan pengunjung.

Berbagai macam fasilitas yang ditawarkan setiap tempatnya berbeda-beda, tinggal pengunjung yang memilihnya.

"Ada tempat pemandian juga namanya Rindu Alam. Banyak juga pengunjung yang memilih mandi di lokasi ini. Cuma ya tetap sama satu aliran juga, cuma mungkin fasilitasnya aja yang agak sedikit berbeda," ujar Efendi.

Informasi yang dihimpun, awal mulanya terbentuknya tempat wisata pemandian alam ini merupakan upaya dari warga setempat untuk pemulihan dan pelestarian lingkungan.

Dengan demikian, ekosistem sungai terjaga baik atau terpelihara dan bermanfaat untuk warga setempat.

Bagi pengunjung yang tertarik mengunjungi lokasi wisata ini, bila berangkat dari pusat Kota Medan akan memakan waktu perjalanan darat selama tujuh jalam dengan jarak tempuh lebih kurang 288 kilometer.

Halaman
12
Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved