Kesehatan
SEPERTI SARIAWAN, Gejala Covid-19 Baru Bermutasi, Rasa Nyeri di Lidah akibat Covid Tongue
Bedan infeksi Corona sebelumnya,gejala infeksi yang umumnya muncul di antaranya demam, batuk, hingga hilangnya kepekaan indra penciuman
TRIBUN-MEDAN.com - SEPERTI SARIAWAN, Gejala Covid-19 Baru Bermutasi, Rasa Nyeri di Lidah akibat Covid Tongue.
Setiap harinya, angka kasus pasien positif Covid-19 terus bertambah.
Bahkan varian baru Covid-19 atau virus corona juga terus bertambah.
Tak heran bila kini muncul gejala baru Covid-19 yang mungkin berbeda dengan gejala sebelumnya.
Ya, gejala baru Covid-19 ada, karena sebagai akibat bermutasinya corona menjadi virus-virus baru.
Gejala infeksi yang umumnya muncul di antaranya demam, batuk, hingga hilangnya kepekaan indra penciuman dan pengecap.
Seiring berjalannya waktu, peneliti menemukan gejala baru, termasuk perubahan karakteristik lidah seperti sariawan atau disebut Covid Tongue.

Dokter Spesialis Telinga, Hidung, Tenggorokan, dan Kepala Leher (THT-KL) Rumah Sakit Akademik (RSA) UGM, dr. Anton Sony Wibowo, Sp.T.H.T.K.L., M.Sc., FICS., menjelaskan, Covid Tongue merupakan peristiwa terjadinya perubahan karakteristik lidah.
Perubahan tersebut meliputi perubahan warna, bentuk, kondisi permukaan lidah, dan perubahan rasa nyeri pada pasien yang terinfeksi Covid-19.
"Terjadi perubahan warna lidah, bentuk permukaan lidah, derajat sensitivitas lidah, dan gambaran selaput permukaan lidah," kata Anton dalam keterangan resmi, 29 Januari 2021.

Manifestasinya, lanjut dia, memang beragam dapat seperti pecah-pecah, herpes pada lidah, maupun jamur pada lidah.
"Namun belum bisa disimpulkan secara spesifik," ujar Anton.
Anton menjelaskan, pada gejala ringan hingga sedang, warna lidah cenderung merah dengan permukaan putih.
Sedangkan pada pasien Covid-19 gejala berat, warna lidah cenderung pucat dengan permukaan kekuningan, disertai dengan rasa nyeri pada pasien dengan gejala sedang hingga berat.

"Laporan penelitian ini perlu ditambahkan dengan penelitian lain yang lebih kuat evidencenya karena penelitian terkait Covid Tongue belum banyak dilakukan," papar Anton.