Permohonan Terakhir Marsah Sebelum Dibunuh dan Diperkosa Pria Mabuk Berat: Jangan Anak Saya Banyak

Permohonan Terakhir Marsah Sebelum Dibunuh dan Diperkosa Pria Mabuk Berat: Jangan Anak Saya Banyak

Editor: Tariden Turnip
TribunBanten.com/Desi Purnamasari
Permohonan Terakhir Marsah Sebelum Dibunuh dan Diperkosa Pria Mabuk Berat: Jangan Anak Saya Banyak. Marsah (42), pedagang sayur asal Cikande, Kabupaten Serang 

AR dengan luka tembak di dua kakinya hanya terdiam duduk di kursi roda saat polisi merilis kasusnya.

Penangkapan AR berdasarkan petunjuk dari olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) dan informasi salah seorang saksi yang melihat ciri-ciri pelaku.

Polisi terpaksa menembak kaki AR karena berusaha kabur saat hendak dilakukan penangkapan dan diberi tembakan tembakan peringatan.

AR berusaha kabur setelah mendengar gerakan kedatangan polisi.

"Pelaku sempat kabur ke daerah lain dan kembali lagi ke rumahnya. Pada saat kembali tersebut, kami pun melakukan pengejaran," ujar Mariyono.

Firasat Keluarga

Bendera kuning terpasang tepat di depan gang yang kurang lebih berukuran 3x8 meter, Kamis (11/2/2021).

Kursi berwarna merah serta tenda terpal dipasang di depan rumah Marsah (43), korban pembunuhan yang tubuhnya ditemukan di di selokan di Desa Parigi, Cikande, Kabupaten Serang, Selasa (9/2/2021).

Di rumah korban yang berada di Kampung Bojong, Desa Bakung, Kecamatan Cikande, Kabupaten Serang, Banten, nampak kesedihan masih terlihat menyelimuti keluarga ini.

ibunda Marsah, Sartamah mengaku tidak mengira semua yang dirasakannya selama ini adalah sebuah firasat.

"Bandan lemes semua rasanya, kenapa ini ya," ujarnya sambil megusap air matanya saat ditemui TribunBanten.com.

Ia bercerita, sebelum kejadian, Sartamah melihat anaknya terlihat lesu dan lemas saat menjaga warungnya.

Bahkan pada dua hari sebelumnya, ia bercerita bahwa anak bungsunya yang baru berusia empat tahun selalu diberi ciuman dan pelukan.

"Itu setiap pulang dari pasar dipelukin diciumin anaknya, tidak seperti biasanya. Mungkin itu pertanda bahwa mau pergi," ujarnya seraya menitihkan air mata.

Menurutnya, memang Marsah sangat menginginkan anak perempuan, namun setelah dikaruniai kini ia harus pergi untuk selamanya.

Sebelum meninggal dunia, Marsah sempat bercerita kepadanya kalau anak bungsunya tidak mau tidur.

Putri bungsu Marsah selalu menggambar tulisan arab seperti kaligrafi arab lalu diperlihatkan ke marsah.

Pada saat akan pergi ke pasar pukul 03.00 Marsah sudah mencuci pakaian suami dan anaknya.

"Enggak kayak biasanya, subuh-subuh udah nyuci dan beres-beres, biasanya juga setelah pulang dari pasar baru," ujarnya dengan mata berkaca-kaca.

Bahkan sampai anaknya bungsunya seringkali menanyakan sosok ibunya tersebut.

"Bangunin mamah, mamah di mana sekarang," ujarnya saat menceritakan pertanyaan si anak bungsunya.

Iapun menjelaskan, bahwa kini ibunya sudah di surga.

"Sedih saya kalau anak bungsunya itu suka nanya, dan berkata nanti kalau mau ngempang rambut lagi enggak bisa ke mamah ya," ujarnya sambil mengusap air mata di pipinya.

Putri bungsu Marsah memiliki kebiasaan memutar-mutar rambut ibunya sebelum tidur.

Puput Putriani, menantu dari anak pertama Marsah mengatakan sehari sebelum kejadian suaminya sempat memandangi foto ibunya.

"Cantik ya mah ibu ini, sambil memandangi foto ibu dengan senyuman," ujarnya sambil memeragakannya.

Puput pun menjelaskan, sebelum mengantarnya bekerja, suaminya itu berkata.

"Hari ini belum liat ibu, udah ke pasar apa belum ya," ujarnya.

Tidak lama dari itu ada kabar duka, bahwa ibu sudah tidak ada.

"Dikabarin sama saudara pada pukul 05.00 WIB, langsung dibawa ke RSUD setelah itu baru sampe ke rumah sekitar pukul 11.00 WIB."

Artikel ini dikompilasi dari Kompas.com berjudul "Sebelum Dibunuh, Penjual Sayur Memohon Dilepaskan Sambil Teriak "Anak Saya Banyak"", dari Tribunbanten.com dengan judul Dari Sandal yang Tertinggal, Pelaku Pembunuhan dan Pemerkosaan Pedagang Sayur di Cikande TerungkapMarsah pedagang Sayur Asal Serang Tewas Dibunuh, Putri Bungsu Sempat Buatkan Tulisan Arab Untuknya

Sumber: Tribunnews
Halaman 4 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved