Permohonan Terakhir Marsah Sebelum Dibunuh dan Diperkosa Pria Mabuk Berat: Jangan Anak Saya Banyak
Permohonan Terakhir Marsah Sebelum Dibunuh dan Diperkosa Pria Mabuk Berat: Jangan Anak Saya Banyak
TRIBUN-MEDAN.COM - Permohonan Terakhir Marsah Sebelum Dibunuh dan Diperkosa Pria Mabuk Berat: Jangan Anak Saya Banyak
Dalam waktu 3 kali 24 jam, tim Polres Serang menciduk pembunuh dan pemerkosa penjual sayuran Marsah (46) yang jasadnya di selokan di Jalan Kandang Sapi, Kampung Kayu Areng, Desa Parigi, Cikande, Kabupaten Serang, pada Selasa (9/2/2021) pagi.
Jejak pelaku pemuda pengangguran berinisal AR (24), warga Desa Parigi, Kecamatan Cikande, Kabupaten Serang, Banten, terendus karena sandalnya tertinggal di semak-semak di Cikande, Kabupaten Serang, Banten.
Pesta miras semalam suntuk
Kasus tersebut berawal saat AR pesta minuman keras (miras) jenis tuak bersama enam temannya pada Senin (8/2/2021) pukul 15.00 WIB hingga pukul 4.00 WIB pagi hari.
Mereka pesta miras di sebuah gubuk di Kampung Kayu Areng, Desa Parigi, Kecamatan Cikande, Serang.
"Dia minum-minum di gubuk sampai mabuk, setelah mereka minum teman-temannya pulang," kata Kapolres Serang AKBP Mariyono kepada wartawan, Jumat (12/2/2021).
Rencananya, pelaku dengan rekannya inisial S pada pukul 04.00 WIB akan membeli minuman keras lagi.
Ternyata, warung yang menjual miras tutup. Sehingga pelaku bersama rekannya pulang ke rumah masing-masing.
Namun di dalam perjalanan pulang, pelaku memutuskan turun dari motor yang dikendarai rekannya karena jalan rusak.
"Temannya itu melanjutkan perjalanan, sedangkan pelaku turun dan lanjut jalan kaki," ujar Mariyono.
Sengaja adang korban
Saat berjalan kaki, AR melihat dari kejauhan ada korban yang mengendarai motor Honda Genio nomor polisi A 5424 EN hendak ke pasar belanja sayuran.
Pelaku pun bersembunyi di semak-semak, lalu menyergap korbannya.
"Karena di lokasi jalannya rusak, korban mengendarai motornya pelan-pelan lalu dihadang oleh pelaku," kata Mariyono.
Korban pun jatuh dari motornya, pelaku menyeret ke pinggir jalan lalu mendekap dan mencekik leher korban hingga lima kali.

Korban Memelas
Sebelum dibunuh, Marsah sempat memohon kepada pelaku Ar agar dilepaskan.
Namun, pelaku yang diketahui dalam kondisi mabuk tidak menghiraukan permintaan itu.
Ar kemudian mencekik pelaku hingga tewas.
Setelah itu jenazah korban diperkosa.
"Korban sempat berontak dan berteriak, 'jangan, sudah jangan anak saya banyak'," ujar Mariyono.
Saat itu, korban sempat meminta tolong untuk melepaskannya karena masih memiliki anak untuk dinafkahi.
Namun permintaan itu tidak digubris oleh pelaku hingga korban pun tewas.
Saat mengetahui korban tewas pelaku memperkosa jenazahnya hingga puas.
Lalu, pelaku kembali menarik tubuh korban dengan niatan membuang pelaku ke selokan yang merupakan aliran sungai kecil di dekat lokasi.
Petunjuk sandal pelaku dan keterangan saksi
Terungkapnya kasus pembunuhan dan pemerkosaan setelah petugas menemukan sendal pelaku saat olah TKP.
Sandal pelaku yang tertinggal di lokasi kejadian menjadi bukti petunjuk petugas untuk mencari si empunya.
Titik terang didapat polisi setelah salah seorang saksi mengetahui ciri-ciri pelaku.
Dari hasil penyelidikan, pelaku pembunuhan mengarah kepada tersangka AR dan langsung dilakukan penangkapan.
"Kita berhasil amankan ditempat persembunyian pelaku," kata Mariyono.
Pelaku sudah ditetapkan ditangkap dan dilakukan penahanan.
AR dijerat Pasal 338 KUHPidana tentang pembunuhan dengan ancaman 15 tahun penjara.
Barang bukti yang diamankan yakni 1 unit motor Honda Scoopy berikut stnk dan kunci, 1 potong baju daster, BH, korset hitam, celana panjang merah, sepasang sendal slop, 1 buah kerudung, sandal, masker serta 1 tas selempang.
Diberitakan sebelumnya, warga geger atas temuan mayat wanita bernama Marsah (43) di selokan di Jalan Kandang Sapi, Kampung Kayu Areng, Desa Parigi, Cikande, Kabupaten Serang, Selasa (9/2/2021) pagi lalu.
Marsah yang biasa berjualan sayuran dan makanan ringan di Pasar Cikande itu ditemukan dengan kondisi lebam pada leher dan punggung.
Korban kali pertama ditemukan oleh warga yang tengah melintas ke arah Pasar Cikande sekitar pukul 5.30 WIB.
Ia lantas melaporkan temuan jenazah ini ke pihak Polsek Cikande.
Berdasarkan keterangan saksi, pada pukul 4.30 WIB, saat itu korban berangkat sendiri menggunakan sepeda motor matic dari rumahnya ke Pasar Cikande.
Dua kaki pelaku ditembak
Tersangka AR (26) ditangkap tim Resmob Polres Serang Kabupaten dan Polsek Cikande di sebuah gubuk di Kawasan Langgeng Sahabat, Desa Julang, Kecamatan Cikande atau tidak jauh dari lokasi temuan mayat Marsah pada Kamis (11/2/2021) pukul 11.50 WIB.
Penangkapan tersebut dilakukan setelah pihaknya melakukan olah tempat kejadian perkara di lokasi pembunuhan.
Mariyono mengaku, pihaknya mendapatkan gambar identitas pelaku dari hasil informasi masyarakat.
"Alhamdulilah dalam kurun waktu 3x24 jam, tepatnya pada Kamis kemarin pukul 11.50 WIB, kami berhasil meringkus pelaku pada saat tidur di rumahnya yang tak jauh dari sana," ujar Mariyono.
AR dengan luka tembak di dua kakinya hanya terdiam duduk di kursi roda saat polisi merilis kasusnya.
Penangkapan AR berdasarkan petunjuk dari olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) dan informasi salah seorang saksi yang melihat ciri-ciri pelaku.
Polisi terpaksa menembak kaki AR karena berusaha kabur saat hendak dilakukan penangkapan dan diberi tembakan tembakan peringatan.
AR berusaha kabur setelah mendengar gerakan kedatangan polisi.
"Pelaku sempat kabur ke daerah lain dan kembali lagi ke rumahnya. Pada saat kembali tersebut, kami pun melakukan pengejaran," ujar Mariyono.
Firasat Keluarga
Bendera kuning terpasang tepat di depan gang yang kurang lebih berukuran 3x8 meter, Kamis (11/2/2021).
Kursi berwarna merah serta tenda terpal dipasang di depan rumah Marsah (43), korban pembunuhan yang tubuhnya ditemukan di di selokan di Desa Parigi, Cikande, Kabupaten Serang, Selasa (9/2/2021).
Di rumah korban yang berada di Kampung Bojong, Desa Bakung, Kecamatan Cikande, Kabupaten Serang, Banten, nampak kesedihan masih terlihat menyelimuti keluarga ini.
ibunda Marsah, Sartamah mengaku tidak mengira semua yang dirasakannya selama ini adalah sebuah firasat.
"Bandan lemes semua rasanya, kenapa ini ya," ujarnya sambil megusap air matanya saat ditemui TribunBanten.com.
Ia bercerita, sebelum kejadian, Sartamah melihat anaknya terlihat lesu dan lemas saat menjaga warungnya.
Bahkan pada dua hari sebelumnya, ia bercerita bahwa anak bungsunya yang baru berusia empat tahun selalu diberi ciuman dan pelukan.
"Itu setiap pulang dari pasar dipelukin diciumin anaknya, tidak seperti biasanya. Mungkin itu pertanda bahwa mau pergi," ujarnya seraya menitihkan air mata.
Menurutnya, memang Marsah sangat menginginkan anak perempuan, namun setelah dikaruniai kini ia harus pergi untuk selamanya.
Sebelum meninggal dunia, Marsah sempat bercerita kepadanya kalau anak bungsunya tidak mau tidur.
Putri bungsu Marsah selalu menggambar tulisan arab seperti kaligrafi arab lalu diperlihatkan ke marsah.
Pada saat akan pergi ke pasar pukul 03.00 Marsah sudah mencuci pakaian suami dan anaknya.
"Enggak kayak biasanya, subuh-subuh udah nyuci dan beres-beres, biasanya juga setelah pulang dari pasar baru," ujarnya dengan mata berkaca-kaca.
Bahkan sampai anaknya bungsunya seringkali menanyakan sosok ibunya tersebut.
"Bangunin mamah, mamah di mana sekarang," ujarnya saat menceritakan pertanyaan si anak bungsunya.
Iapun menjelaskan, bahwa kini ibunya sudah di surga.
"Sedih saya kalau anak bungsunya itu suka nanya, dan berkata nanti kalau mau ngempang rambut lagi enggak bisa ke mamah ya," ujarnya sambil mengusap air mata di pipinya.
Putri bungsu Marsah memiliki kebiasaan memutar-mutar rambut ibunya sebelum tidur.
Puput Putriani, menantu dari anak pertama Marsah mengatakan sehari sebelum kejadian suaminya sempat memandangi foto ibunya.
"Cantik ya mah ibu ini, sambil memandangi foto ibu dengan senyuman," ujarnya sambil memeragakannya.
Puput pun menjelaskan, sebelum mengantarnya bekerja, suaminya itu berkata.
"Hari ini belum liat ibu, udah ke pasar apa belum ya," ujarnya.
Tidak lama dari itu ada kabar duka, bahwa ibu sudah tidak ada.
"Dikabarin sama saudara pada pukul 05.00 WIB, langsung dibawa ke RSUD setelah itu baru sampe ke rumah sekitar pukul 11.00 WIB."
Artikel ini dikompilasi dari Kompas.com berjudul "Sebelum Dibunuh, Penjual Sayur Memohon Dilepaskan Sambil Teriak "Anak Saya Banyak"", dari Tribunbanten.com dengan judul Dari Sandal yang Tertinggal, Pelaku Pembunuhan dan Pemerkosaan Pedagang Sayur di Cikande Terungkap, Marsah pedagang Sayur Asal Serang Tewas Dibunuh, Putri Bungsu Sempat Buatkan Tulisan Arab Untuknya