Sudjiwo Tedjo Merespons Permintaan Jokowi: Kritik Disamakan dengan Hujatan, Harus Bisa Atasi Buzzer

Jokowi meminta masyarakat untuk lebih aktif memberi kritik bagi pemerintah. Namun, anjuran Jokowi itu dinilai bertolakbelakang dengan realita.

(TRIBUN TIMUR/SANOVRA JR)
Budayawan Sujiwo Tejo (TRIBUN TIMUR/SANOVRA JR) 

TRIBUN-MEDAN.com - Budayawan Sudjiwo Tedjo turut mengomentari soal permintaan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Sebelumnya, Jokowi meminta masyarakat untuk lebih aktif memberi kritik bagi pemerintah.

Namun, anjuran Jokowi itu dinilai bertolakbelakang dengan realita.

Gading Marten Beberkan Keuangan saat Masih Bersama Gisel, Raffi: Pantas Harga Gono Gini Gak Ribet

BUKAN Cuma Arya dan Amanda Manopo, Inilah Sejoli Sinetron yang Pernah Menggemparkan Indonesia

Detik-detik Polisi Jemput Paksa Mafia Tanah, Rumah Ibunda Dino Patti Djalal Dikepung 4 Mobil Polisi

CORONA Bukan Virus dari Kelelawar atau Bocor dari Lab, Ini Hasil Spesifik Penelitian WHO Terbaru

TERKUAK Misteri Kematian Jenghis Khan, Ternyata Sang Penakluk Tak Meninggal karena Diracun

Terjerat Bujuk Rayu Kekasih Gelap, Mama Muda Habisi Bayi 9 Bulan lantaran Wajah Mirip Selingkuhannya

Hal itu pula yang diungkap Sudjiwo Tedjo dalam kanal YouTube Indonesia Laywers Club, Rabu (10/2/2021).

Sambutan Presiden RI pada Pembukaan Kompas100 CEO Forum Tahun 2021, Istana Negara, 21 Januari 2021. Terbaru, Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) tidak akan bisa menggerakkan komponen cadangan (komcad) secara sepihak.
Sambutan Presiden RI meminta masyarakat lebih aktif mengkritik pemerintah. (YouTube Sekretariat Presiden)

Menurut Sudjiwo, banyaknya buzzer menyebabkan masyarakat semakin enggan memberi kritik terhadap pemerintah.

"Pertama, dewan bahasa harus turun bahwa yang namanya berpendapat dengan baper itu beda," ujar Sudjiwo.

"Sekarang ada upaya yang sistematis."

Sudjiwo bahkan menyebut hal itu seperti sudah direncanakan secara sistematis.

Meski enggan menuduh, Sudjiwo berharap pemerintah ikut turun tangan memusnahkan para buzzer.

"Saya tidak menuduh siapa pun, tapi goverment harus ikut bertanggungjawab," ujar Sudjiwo.

"Karena goverment juga mewadahi bahasa, pusat pengembangan bahasa."

Nikita Mirzani Posting Foto Setengah Telanjang Pakai Celana Dalam Rayakan Instagram, Didukung Netter

Ashanty Tampil Kian Modis dan Seksi dan Dapat Kritik Netizen: Baju Kurang Bahan Mulu

Fotonya Digambar di Belakang Truk dengan Keterangan Begini, Nikita Mirzani Bereaksi

RESMI Menikah, Intip Foto-foto Putri Muslimah Indonesia Nurul Bashirah yang Anggun bak Putri Arab

Terkuak Sosok Perempuan yang Viral lantaran Putar Balik Kendaraan Sembarangan dan Sumpah Serapah

TERNYATA Ini Alasan Kenapa Helikopter Penyerang AS Dibekali Rudal Spike Israel, Sangat Presisi

Ia menambahkan, saat ini, kritik sudah disalahartikan oleh sebagian masyarakat.

Sudjiwo menyebut, hal itu menyebabkan masyarakat semakin malas mengutarakan pendapat.

"Artinya kalau curhat, mengeluh dan berpendapat sama aja disebut baper," ucapnya.

"Begitu ada orang berpendapat 'Ah lo baper', makin lama orang makin males berpendapat."

"Dan ini kayaknya upaya sistematis. Sekarang ada upaya sistematis lagi bahwa kritik sama dengan hujatan."

"Dianggap Sudjiwo Tedjo membela hujatan," sambungnya.

Sudjiwo lantas membahas perbedaan antara kritik dan hujatan.

Di akhir pernyataannya, Sudjiwo sempat memutus kalimatnya dan hanya terbahak.

"Enggak, yang aku sebut kritik itu tidak menyerang pribadi."

"Artinya siapa pun, mau dari kubu mana pun kalau pribadi itu namanya bukan kritik, hujatan yang harus ditertibkan," tukasnya.

Ayu Ting Ting Ngamuk Batal Nikah Dijadikan Parodi, Ivan Gunawan: Lu Senang Ayu Gak Jadi Kawin?

Nikita Mirzani Tak Terima Gaun Mewahnyanya Diinjak Dinar Candy: Dasar Artis Kurang Terkenal

Ladyboy Kaya dan Tercantik Thailand Wujudkan Impian Belikan Vila Mewah untuk Ortu, Ini Wajah Aslinya

BUKAN Putri Anne, Ternyata Ini Sosok Perempuan yang Bikin Arya Saloka Pernah Sumpah Potong Kuping

Tertangkap Basah Berduaan Dalam Mobil, Imam Kampung dan Janda 4 Anak Dinikahkan Bermahar 200 Ribu

KUDETA Partai Demokrat, Isu Jenderal (Purn) Moeldoko sebagai Dalang hingga Respons Cepat AHY

Simak videonya berikut ini mulai menit ke-8.48:

Ade Armando Sebut Jokowi Tak Baperan saat Dikritik

Sementara itu menurut Dosen Komunikasi Universitas Indonesia (UI), Ade Armando, selama ini justru sudah banyak kritik yang datang dan ditujukkan kepada pemerintah, termasuk kepada Jokowi.

Oleh karenanya, Ade Armando membantah ketika Jokowi selama ini disebut anti kritik, sehingga sampai harus dipersilakan terlebih dahulu.

"Jadi memang bukan hanya sudah lama masyarakat mengkritik, tapi memang sudah lama Presiden Jokowi sendiri bersedia menerima kritik secara terbuka," ujar Ade Armando, dalam acara Kompas Petang, Rabu (10/2/2021).

"Saya rasa tidak ada keraguan terhadap niat Pak Jokowi untuk mengizinkan kritik datang kepada dirinya maupun pemerintah," imbuhnya.

Ade Armando lantas menyinggung orang-orang yang kerap sekali memberikan kritik, bahkan dilakukan secara keras.

Mulai dari Rizal Ramli, Refly Harun hingga Rocky Gerung.

"Coba aja kita lihat ada sedikit banyak masyarakat sipil yang bersuara sangat keras dan tidak mendapatkan perlakukan apa-apa," kata Ade Armando.

"Misalnya orang seperti Rizal Ramli, Refly Harun, Rocky Gerung bisa dengan mudah menkritik pemerintah tanpa adanya respons negatif dari pemerintah," ungkapnya.

Lebih lanjut, Ade Armando mengatakan bahwa selama ini Jokowi sudah bisa menerima kritik tersebut secara objektif dan tidak terlihat baperan.

"Pak Jokowi juga tidak terlihat seperti baperan," katanya.

Sementara itu terkait soal kasus pelaporan terhadap orang yang mengkritik, Ade Armando menilai kritik tersebut malah bukan ditujukkan kepada pemerintah.

Namun menurutnya justru kepada orang per orangan.

"Jadi dalam hal ini, sebetulnya yang lebih banyak jadi kasus dibawa ke ranah pegadilan, contohnya saja kasus Maaher (almarhum) karena mengkritik Habib Lutfi, Ahmad Dhani Dewa itu mengecam para pendukung Ahok," jelas Ade Armando.

"Saya tidak ingat ada orang yang keras mengkritik Pak Jokowi atau pemerintah kemudian kena perkara hukum."

"Kalau diserang buzzer, menurut saya dalam kebebasan berekspresi itu adalah akibat yang tak terhindarkan," pungkasnya.

Sudah Tayang TribunWow

Sumber: TribunWow.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved