Penjelasan Danlanal Tanjungbalai Terkait Tudingan Oknum TNI AL Lepas Tembakan di Labura
Ketua Koperasi Tani Mandiri, Wahyudi, menyebut adanya oknum TNI AL melakukan intimidasi terhadap pekerja Koperasi di perkebunan Dusun Sei II,
Penulis: Alif Al Qadri Harahap | Editor: Juang Naibaho
TRIBUN-MEDAN.COM, TANJUNGBALAI - Ketua Koperasi Tani Mandiri, Wahyudi, menyebut adanya oknum TNI AL melakukan intimidasi terhadap pekerja Koperasi di perkebunan yang terletak di Dusun Sei II, Desa Air Hitam, Kecamatan Tanjung Leidong, Kabupaten Labuhanbatu Utara.
Namun, tudingan tersebut ditepis oleh Danlanal Tanjungbalai Asahan, Letkol Laut Robinson Hendrik Etwiory.
Ketua Koperasi Tani Mandiri, Wahyudi mengatakan, ada tiga kali oknum TNI AL tersebut melepaskan tembakan.
"Tiga kali menembak ke atas. Pengayom masyarakat seharusnya tidak begitu. Harusnya melindungi kami masyarakat kecil," ujarnya kepada Tribun-medan.com, Senin (15/2/2021).
Menurut dia, kejadian tersebut sudah beberapa kali hingga puncaknya pada Sabtu (6/2/2021) lalu, di mana sempat terjadi cekcok dengan masyarakat.
"Kejadian sudah beberapa kali terjadi, dan mereka selalu membawa senjata, hingga pada puncaknya ada 7 orang oknum TNI AL datang dan terjadi keributan," ujarnya.
Lebih lanjut dikatakan Wahyudi, di lahan yang masih sengketa tersebut terdapat plang milik TNI AL.
"Dilepas oleh pegawai, padahal di situ sudah jelas tanah hutan. Ini kok malah dikuasai oleh TNI. Setelah dilepas, ketujuh oknum ini datang dan menyuruh pegawai untuk memasang kembali plang yang dilepas," ujarnya.
Namun, pegawai koperasi tersebut tidak memperdulikan permintaan tersebut.
"Karena gak mau, dilepaskanlah peluru itu ke udara sebanyak 3 kali. Karena sudah takut, jadi diikuti sajalah sama mereka," katanya.
Sementara Komandan Pangkalan Angkatan Laut Tanjungbalai Asahan, Letkol Laut Robinson Hendrik Etwiory mengatakan bahwa pernyataan pihak Koperasi Tani Mandiri tersebut keliru.
Ia mengatakan, kejadian sebenarnya TNI AL menjadi penengah antara perusahaan dan kelompok tani yang ada di Tanjung Leidong.
"Kami sebagai penengah, di sana sering konflik masalah tanah. Kami tidak ada membackup siapapun," ujar Robinson saat dikonfirmasi Tribun-Medan.com.
Terkait anggota membawa senjata, ia menegaskan, bahwa itu sudah menjadi SOP TNI AL dalam mengamankan wilayah konflik.
"Itu perintah saya, itu sudah SOP untuk berjaga-jaga saja. Tidak ada letusan yang dikeluarkan. Ini semua ada pertanggungjawabannya," ujarnya.