Seorang Pria Nekat Bajak Pesawat Penumpang, Bawa Senjata Api dan Bom Bensin

Garda Revolusi Iran menyatakan telah berhasil menggagalkan upaya pembajakan tersebut selama pesawat masih berada di atas wilayah udara Iran.

ANTARA/Irsan Mulyadi
ilustrasi 

TRIBUN-MEDAN.com - Sebuah pesawat penumpang mengalami pembajakan saat terbang di atas Iran. Pembajak diklaim menargetkan jet komersial regional Iran Air Fokker 100.

Pesawat penumpang itu seharusnya melakukan rute penerbangan dari kota Ahvaz di barat daya, ke kota barat laut Mashhad menurut Garda Revolusi Iran dalam situsnya.

Garda Revolusi Iran menyatakan telah berhasil menggagalkan upaya pembajakan tersebut selama pesawat masih berada di atas wilayah udara Iran.

“Pihak berwenang mengganggu upaya pembajakan pesawat yang sedang dalam penerbangan,” terang Garda Revolusi Iran dalam pengumumannya pada Jumat (5/3/2021) seperti dilansir Daily Mail.

Pengumuman tersebut tidak mengidentifikasi pelaku pembajakan. Tapi menyebut pembajak berusaha mengalihkan penerbangan ke “pantai selatan Teluk Persia.”

Deskripsi tujuan itu bisa mengarah pada negara-negara Bahrain, Arab Saudi dan Uni Emirat Arab. Tiga negara ini sejak lama mencurigai niat Iran di kawasan yang lebih luas.

Dikatakan juga penerbangan Iran Air melakukan pendaratan darurat di kota Isfahan di Iran Tengah. Tidak ada yang terluka dalam insiden tersebut.

Namun belum jelas apakah pelaku pembajakan menggunakan senjata selama upaya serangan tersebut.

Sebuah Fokker 100 dijadwalkan lepas landas dari Ahvaz menuju Masyhad pada pukul 19.15 waktu setempat pada Kamis (4/3/2021), menurut situs website pelacakan pesawat FlightRadar24.com.

"Pelaku pembajakan" ditangkap setelah "pendaratan darurat pesawat di bandara Isfahan" di Iran tengah.

"Penumpang pesawat, yang dalam keadaan sehat, terbang ke tujuan (terakhir) mereka dengan penerbangan alternatif," kata pernyataan itu, menambahkan bahwa penyelidikan sedang dilakukan.

Garda Revolusi Iran bertanggung jawab atas keamanan bandara dan wilayah udara Iran.

Iran Air memiliki tiga pesawat dalam armadanya, masing-masing berusia sekitar 30 tahun karena Iran tetap tidak dapat menjual pesawat internasional karena adanya sanksi.

Penerbangan domestik Iran dilaporkan selama menyertakan perwira udara bersenjata dari Garda tersebut. Ini dilakukan untuk mencegah upaya serangan atau pembajakan selama penerbangan.

Garda Revolusi Iran telah mengambil alih keamanan penerbangan pada 1980-an.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved