Terciduk Iran Sembunyikan Ribuan Senjata 'Kiamat' di Bawah Tanah yang Bikin Amerika dan Israel Geger

Konfrontasi antara Amerika Serikat dan Iran memang tengah berlangsung sejak lama. Bahkan Israel berharap Iran lenyap dari bumi

Editor: AbdiTumanggor
NCRI/Daily Star
Tertangkap kamera terowongan yang dipenuhi senjata rudal yang diperkirakan ribuan unit disembunyikan Iran di bawah tanah. (NCRI/Daily Star) 

TRIBUN-MEDAN.COM - Konfrontasi antara Amerika dan Iran memang tengah berlangsung sejak lama.

Bahkan belakangan situasi kembali memanas di mana Iran luncurkan serangan langsung ke pangkalan militer AS di Irak.

Hal ini seolah menunjukkan keberanian Iran untuk menantang AS, lantas apa rahasia Iran berani menantang negara adidaya sekelas Amerika?

Menurut Daily Star, secara misterius Iran memiliki senjata 'Kiamat' yang disembunyikan di bawah tanah Iran.

Senjata itu terkubur di bawah hingga lima lapis beton dan siap siaga andai Perang Dunia 3 terjadi.

Pangkalan tersembunyi itu menampung ribuan rudal, tersebar diseluruh Iran dan terus siaga.

Baca juga: Terpilih Jadi Ketum Demokrat di KLB Sibolangit, Nusantara Bangkit Dukung Moeldoko Maju Pilpres 2024

Baca juga: Dubes India Berkunjung ke NTU Academy Tawarkan Kerjasama di Bidang Pendidikan

Ini adalah pangkalan militer <a href='https://medan.tribunnews.com/tag/iran' title='Iran'>Iran</a> yang berada jauh dari kota.

Ini adalah pangkalan militer Iran yang berada jauh dari kota. (NCRI/Daily Star)

Sebenarnya situs ini sangat dirahasiakan, namun kelompok oposisi merilis gambar tersebut dan mengungkapkannya.

Situs terbesar itu diduga merupakan pangkalan di Khojir, yang dikenal dengan kode 7500 dengan terowongan sepanjang 1.000 meter.

Di dalamnya penuh dengan rudal balistik, yang siap diluncurkan.

Gambar-gambar situs misterius ini dirilis dalam dokumen oleh kelompok pembangkang, Dewan Nasional Perlawanan Iran (NCRI).

Terowongan yang dipenuhi <a href='https://medan.tribunnews.com/tag/rudal' title='rudal'>rudal</a> disembunyikan di bawah negara <a href='https://medan.tribunnews.com/tag/iran' title='Iran'>Iran</a>.

Terowongan yang dipenuhi rudal disembunyikan di bawah negara Iran. (NCRI/Daily Star)

Dirilis sejak kekhawatiran perang yang akan berlangsung antara Iran dan AS, pasca pembunuhan Qassem Soleimani, dan serangan balasan Iran ke pangkalan AS.

NCRI memperkirakan rezim Iran telah menanamkan rudal senilai milyaran dollas AS, ke pangkalan rahasia milik mereka.

Pasukan militer Iran dikatakan membangun sebagian besar terowongan yang luas itu antara tahun 1997 dan 2002.

Namun, beberapa situs diyakini sudah ada sejak tahun 1984.

Jaringan bawah tanah itu dibangun dengan tujuan untuk menyembuyikan, senjata 'kiamat'dan sebagain tempat pemetaan serangan di Timur Tengah.

Iran tidak memiliki kemampuan rudal balistik yang menjangku AS & Inggris.

Tetapi jangkauan rudal mereka bisa mencapai Ukraina, yang artinya mereka bisa menyerang negara manapun selama masih di wilayah timur tengah.

Pangkalan misil utama ditemukan di sekitar Teluk Persia, tetapi yang berkode 7500 berada di luar Teheran.

Gambar yang dirilis ke Daily Star oleh NCRI menunjukkan tiga situs rudal dan kompleks terowongan di sekitar Iran.

Gambar Khojir menunjukkan pangkalan militer dengan setidaknya tiga jalan muncul untuk menggali di bawah bukit di dekatnya.

Baca juga: Mahfud MD Bicara Partai Demokrat yang Sah, KLB Partai Demokrat Belum Dianggap, Ini Alasan Pemerintah

Baca juga: Inilah 12 Tokoh dan Elit Politik Partai Demokrat yang Hadir di Kongres Luar Biasa (KLB) Sibolangit

Salah satu situsnya disembunyikan di daerah jauh dari kota.
Salah satu situsnya disembunyikan di daerah jauh dari kota. (NCRI/Daily Star)

Kode 7500 diyakini sebagai lokasi konstruksi terakhir dari rudal jarak jauh dan menengah Shahab 3.

Kemudian ada garnisun Lard yang juga ditemukan di Iran Barat.

Lard digambarkan oleh NCRI sebagai kompleks terowongan yang luas dan sangat terlindungi.

Kompleks inilah yang diyakini oleh propaganda Iran sebagai "Kota Rudal", sinyal ponsel akan terhalang jika berdekatan dengan situs rahasia ini.

Situs lain seperti Pusat Rudal Queshm di pantai Iran dipahami tersembunyi di bawah hingga lima lapis beton.

Iran diduga menggunakan fasilitas itu untuk mengekspor rudal ke pasukan proxy mereka di Yaman.

Baca juga: Myanmar Mencekam, Lebih 54 Orang Tewas Ditembak, Sekutunya China dan Rusia Larang PBB Ikut Campur

Ini adalah pangkalan militer Iran yang berada jauh dari kota.
Ini adalah pangkalan militer Iran yang berada jauh dari kota. (NCRI/Daily Star)

***

Belum Tenang Jika Iran Belum Musnah, Inilah Alasan Mengapa Israel Terus Hasut AS untuk Hancurkan Iran Sampai Akar-akarnya

Pada 21 April 2013, Mantan Menteri Pertahanan AS memulai kunjungannya ke Timur Tengah.

Pemberhentian utamanya adalah Israel, saat ia mengesahkan hubungan sangat istimewa antara dua negara, sembari menasihati tindakan militer sepihak Israel terhadap fasilitas nuklir Iran.

Hubungan Israel dan Iran memang sejak lama sudah rumit, ditambah dengan kemudian Presiden Suriah Bashar Assad menggunakan gas kimia beracun untuk membunuh warganya sendiri.

Dilaporkan dari situs Pell Center, Hagel saat itu jelas menyatakan jika ia menghargai ikatan yang dimiliki AS dengan sekutunya.

"Aku akan pergi ke Israel duluan karena itu negara yang memiliki hubungan sangat istimewa dengan AS.

"Dan Israel adalah negara yang berada di posisi sangat berbahaya saat ini, yang berada di posisi terisolasi…sangat penting bagi warga Israel untuk tahu jika AS berkomitmen atas keamanan dan hubungan istimewa ini,"ujarnya.

Baca juga: Rusia Sebut dari Populasi Bumi Hanya 60 Persen Punya Kekebalan Bertahan dari Mutasi Virus Corona

AS mengirim Pesawat pembom strategis B-52 ke Timur Tengah untuk menghalangi Iran.
AS mengirim Pesawat pembom strategis B-52 ke Timur Tengah untuk menghalangi Iran. (IST)

Sejak Iran nekat membangun senjata nuklir, sudah banyak negara melaksanakan sanksi ekonomi kepada negara itu, gunanya memblokir transfer senjata dan teknologi.

Selain itu, gunanya sanksi tersebut untuk menarget sektor terpilih dari ekonomi Iran yang relevan dalam aktivitas pengembangan senjata nuklir.

Hal ini dilakukan dengan harapan memaksa Iran mematuhi kewajiban internasionalnya mengenai kesepakatan nuklir.

"Sanksi yang saat ini diterapkan pada Iran adalah termasuk yang paling keras dan paling efektif yang pernah dikeluarkan," ujar Hagel.

"Kita tahu melalui banyak tindakan jika sanksi-sanksi tersebut menyakiti Iran, secara signifikan," ujar Hagel, yang tambahkan jika penjualan senjata berperan sebagai "sinyal lain yang sangat jelas untuk Iran."

Sangat penting bagi kedua negara berada dalam kepahaman yang sama, sehingga Hagel mengklaim Israel dan AS setara sama-sama paham ancaman Iran, tapi ia juga memahami jika mereka tidak sepaham dalam kisaran waktu dan apakah sanksi internasional serta diplomasinya dapat mencegah Iran mengembangkan senjata nuklir.

"Ketika Anda mundur ke waktu yang spesifik dan jika Iran memutuskan mengejar senjata nuklir, akan ada beberapa perbedaan."

Saat itu, Hagel berupaya mementingkan Israel karena ingin mengembangkan hubungan kuat dengan rekan Israelnya, Moshe Yaalon.

Keduanya tampak berkeyakinan sama jika pilihan militer harus selalu ada, tapi menyimpannya sebagai alternatif terakhir.

"Dengan satu cara atau cara lain, proyek militer nuklir Iran harus dihentikan," ujar Yaalon.

 

"Dengan sudah mengatakannya, kami yakin jika opsi militer, yang sudah didiskusikan dengan baik, seharusnya tetap jadi pilihan terakhir."

Baca juga: Setelah Inggris Diserang Virus B.1.1.7, Kini Giliran Australia Disasar B.1.1.317, Singgung Rusia

Rudal Israel
Rudal Israel (ninelinenews.com)

Israel memiliki daftar panjang ancaman dari negara-negara tetangga.

Suriah mengambil banyak sorotan dalam serangan kepada Israel, yang sampai disebut oleh mantan Presiden Barrack Obama sebagai 'pengubah permainan.'

Ancaman dari Suriah adalah masalah yang harus dijawab dunia dan beberapa pakar yakin jika kurangnya aksi di Suriah akan mengirim pesan ke Iran.

Namun selama perjalanan Hagel, Israel tetap dalam jalur yang selama ini mereka yakini tentang Iran.

Yuval Steinitz, mantan Menteri Intelijensi, Menteri Hubungan Internasional dan Menteri Urusan Strategi Israel, mengatakan: "Kami tidak pernah meminta, atau mendorong, untuk AS melakukan aksi militer di Suriah… dan kami tidak membuat perbandingan atau kaitan apapun dengan Iran, yang sudah menjadi masalah berbeda."

Menjelaskan jika dua urusan tersebut hampir tidak bisa dibandingkan, Steinitz mengklaim jika situasi di Suriah hampir pasti akan hanya ada di Suriah, sementara ancaman nuklir Iran mengancam seluruh dunia.

Israel telah sangat pasif mengenai perang sipil Suriah.

Mereka memang bukan pendukung Bashar Assad, tapi keluarga besarnya telah menjaga perbatasan dengan Israel damai selama 48 tahun terakhir.

Ben-Eliezer, politikus Israel dan mantan pejabat militer, mengatakan kepada Associated Press, "Aku tidak akan mengesampingkan rencana untuk Israel bertindak jika dunia terus-terusan diam dan senjata terus mengalir ke Hezbollah.

"Mereka adalah orang gila, teroris yang tidak akan ragu untuk menggunakan senjata-senjata itu besok pagi."

Sayangnya, Israel harus takut siapa yang akan mengambil alih Suriah jika Assad digulingkan.

Sudah jelas bagi Israel, bagi Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan Steinitz jika Iran masih menjadi masalah nomor satu untuk mereka.

Steinitz mengakui saat kunjungan Obama, Menter Luar Negeri John Kerry dan Menteri Pertahanan Chuck Hagel, jika perjanjian dukungan dan kerjasama dua negara ditampilkan dalam urusan iran.

Namun saat itu, Steinitz paham jika Israel perlu membuat masalah Iran menjadi masalah mereka sendiri.

(*/TribunMedan.id)

Baca juga: Bersekutu Dekat dengan China dan Rusia, Militer Myanmar Akui Tidak Takut Disanksi Atau Diisolasi PBB

Tautan Artikel:Disembunyikan di Bawah Tanah Berlapiskan Lima Beton, Inilah 'Kiamat' yang Disembunyikan Iran, Dijamin Buat Geger Amerika Jika Dikeluarkan Dan Berjudul:Belum Tenang Jika Iran Belum Musnah, Inilah Alasan Mengapa Israel Terus Hasut AS untuk Hancurkan Iran Sampai Akar-akarnya

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved