Program Perdana Wali Kota Bobby Nasution Atasi Banjir di Medan, Instruksikan Pengorekan Parit Massal

Bobby Afif Nasution menginstruksikan pengorekan parit secara massal di lima Kecamatan yang ada di Kota Medan

Rechtin / Tribun Medan
Suasana jalan di depan rumah Fitri, Gang Tempirai, Jalan Panglima Denai, Kecamatan Medan Amplas sebelum normalisasi parit, Selasa (2/3/2020). Selama 15 tahun warga Gang Tempirai dan Gang Ambai, Jalan Panglima Denai, Kelurahan Amplas, Kecamatan Medan Amplas hidup bersama genangan air yang menutupi ruas gang.  

TRIBUN-MEDAN.com - Wali Kota Medan Muhammad Bobby Afif Nasution menginstruksikan pengorekan parit secara massal di lima Kecamatan yang ada di Kota Medan pada Sabtu (13/3/2021) mendatang.

Adapun lima kecamatan tersebut adalah yang dilintasi oleh Parit Sulang Saling. Yakni Kecamatan Medan Amplas di Jalan Selamat Pulau, Kelurahan Sitirejo III, Medan Timur (Jalan Veteran, Jalan I sampai Jalan IV, serta Jalan Bilal), Medan Denai (Jalan HM Joni, Kelurahan Binjai), Medan Perjuangan (Jalan Mabar Kelurahan Si Kera Hilir II) serta Medan Area (Jalan Asia Raya Komplek Asia Mega Mas).

"Saya minta  pengorekan yang dilakukan harus maksimal dan  berkelanjutan hingga tuntas sehingga sendimentasi yang terjadi dapat diatasi,” ujar Bobby dalam rapat koordinasi  bersama beberapa Camat di Balai Kota, Rabu (10/3/2021).

Bobby mengingatkan agar pembuangan sedimentasi tidak dibuang sembarangan.

Ia menekankan penanganan banjir agar tidak hanya dilakukan dengan melakukan pengorekan saja, tetapi harus dengan grand desain permasalahan banjir tersebut.

"Dengan grand desain yang dibuat tersebut, dapat dilakukan pemetaan, baik  faktor penyebab terjadinya banjir serta langkah-langkah yang harus dilakukan untuk mengatasinya. Termasuk, perlunya  dilakukan kerjasama dengan pemerintah provinsi maupun pemerintah pusat, sehingga penanganan banjir yang dilakukan berjalan dengan baik," katanya.

Dikatakannya, penanganan banjir yang dilakukan harus dilakukan dengan baik dan matang. Selain harus mendapat dukungan penuh dari pihak kecamatan dan kelurahan, Bobby mengatakan juga perlu diciptakan penanganan yang baik mulai dari daerah hulu.

"Dengan demikian penanganan banjir yang dilakukan tidak sekadar seremonial, tetapi mampu mengatasi persoalan banjir  yang selama ini dikeluhkan masyarakat," katanya.

Bobby berujar, penanganan banjir harus dilakukan secepatnya, sebab masuk dalam salah satu program prioritas utama yang harus diselesaikan.

"Apabila dalam penanganannya ada kendala di luar kewenangan, baik camat maupun OPD terkait segera sampaikan kepada saya," katanya.

“Hari ini ruangan Wali Kota bukan ruangan yang sakral dan tidak bisa dimasuki, silahkan saja masuk. Di ruangan saya itu tidak ada meja kerja, semuanya meja panjang untuk rapat. Jadi silakan saja, mari kita diskusi bersama untuk menyelesaikan masalah. Apabila harus turun ke lapangan, hari itu juga kita turun ke lapangan bersama-sama. Itu yang kita butuhkan,” pungkasnya.

Terpisah, Camat Medan Amplas Edi Mulia Matondang mengatakan pada Sabtu (13/3/2021) nanti, pembukaan pengorekan massal parit Sulang Saling akan dimulai dari Jalan Selamat Pulau, Kelurahan Sitirejo III Medan Amplas.

"Iya benar, pengorekan massal itu akan dimulai dari Hari Sabtu. Kalau pembukaan awal pertama kita kerja di Jalan Selamat Pulau baru nanti menjalar ke teruslah sepanjang parit Sulang Saling," ujar Edi kepada tribun-medan.com, Kamis (11/3/2021).

Edi mengatakan, selama ini, pengorekan dan normalisasi parit belum pernah dilakukan. Pasalnya, alat berat sulit untuk masuk ke daerah tersebut.

"Kalau kendalanya ya memang enggak pernah dikorek, itu aja. Alat berat memang enggak bisa masuk jadi memang pakai manual kita fokus lah di situ nanti oleh Petugas Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (P3SU)," jelasnya.

Lebih lanjut Edi mengaku, dua kelurahan di Kecamatan Medan Amplas yang dilintasi parit Sulang Saling memang merupakan daerah rawan banjir.

"Iya di dua kelurahan itu di Harjosari I dan Sitirejo III kan dibelah dengan parit Sulang Saling ini. Karena ada pendangkalan memang rawan banjir," katanya.

Di beberapa titik, Edi menuturkan juga terdapat rumah warga yang menutupi permukaan parit. Ia juga mengatakan ada dua perumahan yang didirikan tepat di atas  parit Sulang Saling.

"Untuk beberapa titik yang tertutup oleh masyarakat mohon bantuannya untuk partisipasi supaya mereka rela untuk dibongkar itu karena memang bangunan mungkin di atas parit, jalannya itu dibuat parit itu jadi jalan. Ada dua perumahan itu yang menutupi parit, perumahan Harjosari Indah dengan Perumahan Cenderawasih," tuturnya.

Edi juga berharap pada saat pembukaan pengorekan massal pada Sabtu nanti, masyarakat bisa ikut berpartisipasi untuk pengorekan sehingga dapat selesai sesuai yang diinginkan.

"Kita berharap Hari Sabtu nanti semacam dimulainya pekerjaan pengorekan dan normalisasi parit Sulang Saling. Kita berharap peran masyarakat nanti, peran masyarakat itu untuk menjaga kebersihannya, untuk sama-sama ikut misalnya pada Hari libur ya masyarakat turun juga lah bersama dengan kami dan petugas kami membersihkan nya. Pekerjaan lanjutan Senin sampai Jumat itu memang sudah kita plotkan petugas kita nanti melaksanakan nya," katanya.

Ia mengatakan jika tidak ada halangan dan semua berjalan hingga di lima kecamatan, pengerjaan normalisasi parit Sulang Saling dapat selesai dalam waktu sekitar tiga bulan.

"Kemungkinan target satu bulan tidak tercapai. Tapi semoga tiga bulan bisa ini diselesaikan dengan kita fokus dan juga partisipasi dari masyarakat," pungkasnya.

(cr14/tribun-medan.com)

Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved