News Video

Istri Terduga Teroris Suhartono Ceritakan Kronologi Suaminya Saat Dibawa Densus 88

HN menuturkan saat pihak petugas berpakaian biasa datang ke rumahnya langsung meminta menggeledah rumahnya di Perumahan Graha Deli Permai.

Selanjutnya, HN menyebutkan petugas datang dan menanyakan senjata api kepada dirinya yang disebut berada di rumahnya.

"Dan mereka datang ke rumah banyak, saya tak tahu berapa orang. Itu menanyakan senjata api. Saya tidak tahu, saya jawab tak tahu saya pak. Baru merekaa minta izin periksa. Silahkan. Ya saya pun diperiksa. Tapi memang tak ditemukan senjata api," bebernya dengan nada sengau dan pelan.

Ia menerangkan selanjutnya para petugas tersebut mengamankan alat selular milik dirinya dan suaminya berjumlah 7 buah.

"Cuma mereka punya data, mereka ambil hp saya, hp kami. Ada juga hp tablet punya anak saya dan ada hp kami yang rusak, ada total 7 yang dibawa," jelasnya.

Wanita berjilbab hitam ini juga menerangkan pihak petugas juga ada mengamankan anak panah dan pisau.

Namun, HN menuturkan bahwa panah dan pisau tersebut digunakan sebagai alat resmi dari Muhamadiyah.

"Kemudian mereka ada memang ambil anak panah. Sedangkan kami inikan Muhammadiyah kan suka memanah kemarin itu. Memang sekarang sudah vakum, jadi memang kemarin anak panah itu dibawa suami ke rumah dan itu diletakkan begitu aja di atas lemari. Diambil kemudian mereka cari-cari kemudian mereka menemukan lempar pisau. Itu kan memang suami saya di Muhamadiyah ada kegiatan lempar pisau dan itu resmi. Bahkan pelatihnya pun dari tentara," jelasnya.

"Itukan sudah lama. Saya sudah enggak aktif semenjak kami jualan. Pisau itu sudah seperti dibuang. berkarat suda lama berarti kan. Karena memang semenjak corona, vakum. kami kan jualan. Pisau itu ya begitu aja, hampir terlupakan, sudah berkarat. Kan bisa tahu kita," tambahnya.

HN juga menceritakan bahwa petugas ada menyita pisau sangkur padahal pisau itu dijelaskan adalah milik saudaranya.

"Pisau sangkur, ada mereka jumpai pisau sangkur, pisau satpam. dulu saya tinggal di jalan amal. Ada keponakan suaminya satpam yang punya pisau. Mereka berkelahisi istri bawa pisau itu mau ngapain suaminya. Jadi suami saya datang melerai daripada khilaf, diambillah, kami yang simpan dan kami lupa ngembalikannya, sampai kami udah pindah dan mereka juga udah kemana, pisah itu tak dibawa kemana-kemana. Jadi itu dibawa sebagai barang bukti," bebernya.

Selain itu, HN menceritakan bahwa pihak petugas Densus juga mengamankan buku-buku dirinya dan suaminya.

Ia menceritakan buku-buku tersebut berisikan tentang perjuangan.

"Juga sama buku-buku. saya kan pesantren. jadi buku saya, buku suami saya dibawa. Buku zadul ma'ad, buku apa itu ya, yang Ibnu Taimyah itu. Ada tentang jihad, perjuangan. Perjuangan lah. Buku-buku gitu lah. Kertas-kertas gak tau itu apa diperiksa juga," bebernya.

HN mengatakan bahwa suaminya berasal dari Desa Langga Payung Kabupaten Labuhan Batu Selatan dan sudah sejak kuliah ada di Kota Medan yaitu tahun 2000.

"Akifitas sebelumnya di sini sudah dari tahun 2000. nikahnya jumpa di sini. Masuk kerja di sini tahun 2000. menikah tahun 2004. Aktifitas biasa saja. pengobatan refleksi, pernah dipanggil orang, refleksi. Saya tak menahu mengenai kegiatan terorisme," pungkasnya

Dengarkan kesaksian istri terduga pelaku teroris Suhartono berikut ini:

(vic/tribunmedan.com)

Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved