KONDISI WNI di Tokyo Pasca Gempa 7.2 Berpotensi Tsunami di Miyagi, KBRI Sediakan Contact Info

Gempa bumi berkekuatan 7,2 Magnitudo mengguncang lepas pantai Prefektur Miyagi dengan kedalaman 60 kilometer

Editor: Salomo Tarigan
JAPAN METEOROLOGICAL AGENCY
ilustrasi Pulau Jepang 

T R IBUN-MEDAN.com - Gempa bumi berkekuatan 7,2 Magnitudo mengguncang lepas pantai Prefektur Miyagi dengan kedalaman 60 kilometer Sabtu (21/3) pada pukul 18.09 waktu setempat.

Badan Meteorological Jepang (Japan Meteorologi Agency-JMA) menginformasikan gempa ini berpotensi menimbulkan tsunami.

Duta Besar Republik Indonesia (Dubes RI) untuk Jepang Heri Akhmadi menjelaskan, Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Tokyo melakukan pemantauan kondisi warga negara Indonesia di Prefektur Miyagi dan beberapa wilayah yang juga merasakan gempa.

Bentrok Pemuda Baju Loreng di Pasar Sambu, Polsek Medan Kota: Mohon Waktu, Kita Masih Kejar Pelaku

"KBRI telah berkoordinasi dengan sejumlah perwakilan WNI di wilayah tersebut untuk memonitor kondisi WNI. Sampai saat ini KBRI masih mengumpulkan informasi baik melalui liputan awal media Jepang maupun informasi dari masyarakat," ujar Heri Akmadi dalam keterangan yang diterima Tribunnews.com, Sabtu (20/3/2021).

Heri Akhmadi menghimbau kepada WNI yang bermukim di Jepang khususnya di Prefektur Miyagi agar segera melapor kepada KBRI Tokyo melalui layanan telepon hotline jika dalam keadaan darurat terkait gempa.

Sambut Cheng Beng, Hotel di Medan Tawarkan Promo Menarik

"Kepada WNI yang berada dalam kondisi darurat agar melapor ke hotline KBRI Tokyo. Tetap tenang dan ikuti petunjuk dari pemerintah daerah setempat," lanjut Heri Akhmadi.

KBRI Tokyo hingga kini belum mendapat informasi seputar adanya korban jiwa dari WNI dan kerugian materiil terkait gempa. Jumlah total WNI yang bermukim di Prefektur Miyagi ada 984 orang.

Adapun Hotline KBRI Tokyo yang bisa dihubungi +81 90-3506-8612 atau +81 80-4940-7419.

Warga mengungsi

Beberapa warga di pesisir pantai mengatakan, mereka mengungsi ke tempat yang lebih tinggi setelah ada peringatan tsunami malam ini.

"Saya teringat hari itu 10 tahun lalu," kaya seorang pria di kota Ishinomaki kepada tv nasional NHK, saat dia melarikan diri ke sebuah taman di atas bukit.

"Karena pengalaman kami hari itu, saya bergerak cepat. Jantung saya berdebar kencang," ungkapnya.

Takashi Yokota pejabat kantor manajemen bencana prefektur Miyagi mengatakan, belum ada laporan kerusakan.

"Kami belum menerima laporan langsung tentang kerusakan atau luka-luka setelah gempa bumi dan peringatan tsunami. Tapi kami masih menghimpun informasi," terangnya kepada AFP.

Sementara itu Otoritas Radiasi Nuklir menyampaikan, tidak ada laporan kerusakan di fasilitas nuklir wilayah itu, termasuk PLTN Fukushima Daiichi yang sudah lumpuh, PLTN Onagawa, dan berbagai fasilitas lain yang lebih kecil, serta reaktor nuklir eksperimental.

Sumber: Tribunnews
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved