Ketua MPC PP Binjai Tidak Mengaku Serang Penyelamat Orangutan dan BKSDA, Ini Penjelasannya
Ketua MPC PP Binjai J Payo Sitepu tidak mengaku ada anggotanya yang menyerang penyelamat orangutan. Payo mengatakan penyerang bukan kader PP
Penulis: Dedy Kurniawan | Editor: Array A Argus
TRIBUN-MEDAN.com,BINJAI-Ketua Majelis Pimpinan Cabang Pemuda Pancasila (MPC PP) Kota Binjai, J Payo Sitepu angkat bicara soal penyerangan tim penyelamat orangutan dan petugas Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA), Senin (22/3/2021) siang.
Menurut J Payo Sitepu, penyerang tim penyelamat orangutan bukan anggota Pemuda Pancasila.
Dia mengaku tidak tahu siapa yang melempari tim penyelamat orangutan tersebut.
Baca juga: BERINGAS, Massa OKP Serang Penyelamat Orangutan, Tim Tiarap dan Berlindung di Markas Brimob
"Katanya yang melempar pakai baju batik. Saya gak tahu itu kalau anggota, saya pun bilang kaca yang pecah nanti saya ganti. Inti itu bukan anggota saya (anggota Pemuda Pancasila)," kata Payo, Senin sore.
Dia mengakui, bahwa benar di rumahnya ada anak orangutan.
Namun Payo membantah jika anak orangutan itu didapat dengan cara dirampas. Dia mengaku mengadopsi anak orangutan itu karena kasihan.
"Saya ambil itu pun dalam keadaan sakit, jadi saya rawat, saya obati, bukan saya rampas. Anak saya pun sudah suka kali," katanya.
Baca juga: Jadi Korban Perdagangan Satwa di Malaysia, Orangutan Sumatera Dibawa ke Indonesia Naik Garuda
Soal kedatangan tim penyelamat orangutan dan petugas BKSDA ke rumahnya di Binjai Selatan, Payo mengakuinya.
Dia mendapat kabar pihak terkait menyambangi rumahnya sekira pukul 10.30 WIB. Itupun, kata Payo, setelah temannya menelepon.
"Tadi setengah sebelah (10.30 WIB) saya ditelepon teman, bilang di rumah ada orang dari kehutanan. Mereka minta penyerahan satwa orangutan di rumah saya. Jadi saya bilang tahu itu hewan dilindungi, jadi saya mohon (waktu)," katanya.
Baca juga: BERITA FOTO Repatriasi Sembilan Orangutan Dari Malaysia Tiba di Bandara Kualanamu Deliserdang
J Payo Sitepu mengaku minta waktu satu minggu.
Namun dia tidak menjelaskan kenapa butuh waktu satu minggu.
Padahal dia tahu bahwa hewan tersebut masuk kategori dilindungi.
Setelah tim penyelamat orangutan dan petugas BKSDA dilempari baru, Payo pun mengaku sempat menyambangi markas Batalyon A Sat Brimob Polda Sumut.
Dia ingin bertemu dengan pihak terkait.
"Saya minta waktu seminggu sama Pak Turnip dan Pak Aritonang, itu lah deal," katanya.
Baca juga: Hindari Konflik dengan Manusia, BBKSDA Lepasliarkan Orangutan Tapanuli Cagar Alam Dolok Sipirok
Sementara itu, Kasat Reskrim Polres Binjai AKP Yayang mengatakan pihaknya sudah menerima laporan petugas BKSDA soal penyerangan ini.
Yayang mengaku langsung turun ke rumah J Payo Sitepu.
Di sana, Yayang dan anggotanya langsung menyita orangutan yang dikuasai J Payo Sitepu.
"Tadi kamu sudah ke TKP dan mendampingi pihak BKSDA mengamankan satwa orangutan. Penindakan satwa kami serahkan ke BKSDA," katanya.
Namun Yayang tak menjelaskan lebih lanjut soal kasus penyerangan tim penyelamat orangutan dan petugas BKSDA.
Baca juga: TRIBUN TRAVEL: Pesona Wisata Bukit Lawang, Pengunjung pun Dapat Berinteraksi dengan Orangutan
Dia cuma mengatakan bahwa satwa sudah diserahkan pada pihak berwenang.
Dalam kasus ini, tim penyelamat orangutan sempat diserang habis-habisan oleh sekelompok massa.
Mobil petugas dilempari baru usai beranjak dari kediaman J Payo Sitepu.
Meski J Payo Sitepu menyangkal tidak tahu menahu soal penyerangan ini, faktanya tim penyelamat orangutan dan petugas BKSDA sempat dilempari batu usai meminta orangutan yang ada di rumah J Payo Sitepu.
Baca juga: Pro Kontra Penanganan Orangutan di APL Hal Wajar
Akibat penyerangan ini, tim penyelamat orangutan dan petugas BKSDA sempat menyelamatkan diri ke markas Batalyon A Sat Brimob Polda Sumut.
Setelah berada di bawah pengawasan Brimob, pihak terkait pun aman dari segala ancaman, termasuk upaya penyerangan dari sejumlah massa yang mendadak datang tiba-tiba usai petugas menyambangi kediaman J Payo Sitepu.
Informasi diperoleh www.tribun-medan.com, selain menyita orangutan, petugas juga menyita seekor burung beo dan seekor burung elang.
Baca juga: Heboh Penampakan Orang Utan di Lau Kawar, Ini Tanggapan Orangutan Information Centre
"Estimasi usia (orangutan) tiga bulan. Jika dilihat dari fisiknya, kondisinya sehat," kata dokter hewan dari tim gabungan BKSDA.
Dokter hewan juga mengatakan, bahwa orangutan yang diberi nama Bejo itu masih takut saat bertemu dengan orang baru.
Walau begitu, nantinya dokter hewan bersama pihak BKSDA akan terus memantau kondisi anak orangutan ini.(dyk/tribun-medan.com)