Menyedihkan, Sejumlah Jasad Tertimbun Lumpur dan Petugas Masih Mencari 24 Warga yang Hilang di NTT
BNPB merilis kabar terbaru soal banjir dan longsor di NTT. Sejauh ini masih ada 24 orang warga yang dinyatakan hilang
Penulis: Array A Argus | Editor: Array A Argus
TRIBUN-MEDAN.com,JAKARTA–Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Dr Raditya Jati menjelaskan, berdasarkan hasil pendataan sementara di lokasi bencana banjir bandang di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), saat ini ada 256 jiwa warga yang mengungsi.
Mereka diungsikan sementara waktu di Balai Desa Nelemawangi.
Sebagian lainnya, kata Raditya, mengungsi di Balai Desa Nelelamadike.
"Jumlah warga yang hilang sampai saat ini tercatat ada 24 orang dan meninggal dunia 44 orang. Sedangkan warga luka-luka, mereka telah mendapatkan perawatan medis," kata Radtya dalam siaran persnya di grup Wahat'sApp Medkom Bencana-1, Senin (5/4/2021).
Baca juga: Tragedi Memilukan di Hari Paskah, Ratusan Orang Tertimbun Longsor Dampak dari Bibit Siklon Mematikan
Kemudian, sambung Raditya, dari hasil pengamatan petugas BNPB sejak Minggu (4/4/2021) kemarin, bencana yang diakibatkan oleh bibit siklon ini berdampak pada delapan desa/kelurahan yang tersebar di empat kecamatan di Kabupaten Flores Timur.
Kedelapan desa tersebut yaitu Desa Nelemadike dan Nelemawangi (Kecamatan Ile Boleng), Desa Waiburak dan Kelurahan Waiwerang (Kecamatan Adonara Timur), Desa Oyang Barang dan Pandai (Kecamatan Wotan Ulu Mado), dan Desa Duwanur, Waiwadan dan Daniboa (Kecamatan Adonara Barat).
"Untuk kerugian materiil masih tercatat rumah hanyut 17 unit, terendam lumpur 60 unit, dan jembatan putus 5 lokasi," kata Raditya.
Dia mengatakan, sejauh ini petugas BPBD setempat masih berupaya melakukan pendataan dan verifikasi dampak korban maupun kerusakan infrastruktur.
Namun, lanjut Raditya, petugas BPBD Kabupaten Flores Timur menghadapi beberapa kendala.
Baca juga: UPDATE Banjir dan Longsor di Flores Timur NTT, 63 Orang Tewas dan Ribuan Warga Mengungsi
Saat akan menyeberangi laut yang merupakan akses utama, kondisi cuaca saat ini tengah hujan dengan tiupan angin yang cukup kencang.
"Gelombang juga tinggi, sehingga dianggap membahayakan pelayaran kapal," kata Raditya.
Di sisi lain, evakuasi korban yang tertimbun lumpur masih terkendala alat berat.
Wilayah di NTT Lain yang Terdampak
Sementara itu, bencana banjir juga terjadi di Kabupaten Sumba Timur, NTT, pada Minggu (4/4/2021) sekira pukul 10.00 Wita.
Hujan dengan intensitas tinggi selama beberapa hari mengakibatkan meluapnya sungai setempat.
Sebanyak 4 kecamatan terdampak banjir tersebut.
Keempat kecamatan terdampak yaitu Kecamatan Kambera, Pandawai, Karera dan Wulawujelu.
Baca juga: Pencarian dan Penggalian 63 Korban Tewas Akibat Banjir Bandang dan Longsor di NTT Terus Dilakukan
BPBD Kabupaten Sumba Timur menginformasikan sebanyak 54 KK atau 165 jiwa mengungsi, sedangkan 109 KK atau 475 KK terdampak.
Sedangkan di Kabupaten Lembata, banjir bandang menewaskan 11 warga dan 16 lainnya hilang.
Banjir bandang tersebut terjadi pada Minggu (4/4/2021) sekira pukul 19.00 waktu setempat.
Lokasi terdampak berada di dua kecamatan, yaitu Kecamatan Ile Ape dan Ile Ape Timur.
Desa-desa terpapar di dua kecamatan ini antara lain Desa Waowala, Tanjung Batu, Amakala, Jontona, Lamawolo dan Waimatan.
BPBD setempat telah melakukan upaya kaji cepat dan penyelamatan warga terdampak.
Pemerintah daerah juga mendatangkan alat berat untuk melakukan pembersihan jalan dan lokasi bencana untuk kelancaran proses pencarian dan evakuasi.
Akses jalan menuju Kecamatan Ile Ape Timur terputus sehingga belum dapat diakses petugas.
Kejadian lainnya melanda Kota Kupang, NTT, berupa angin kencang, longsor, banjir rob dan gelombang pasang.
Perkembangan pada Minggu (4/4/2021) pukul 19.00 WIB, beberapa kecamatan terdampak cuaca ekstrem.
Akibat cuaca ekstrem tersebut, sebanyak 743 KK atau 2.190 warga terdampak.
Baca juga: Kemendagri, Kemenkumham dan Polda NTT Akan Usut Status Kewarganegaraan Bupati Sabu Raijua Terpilih
Selain itu, 10 rumah warga mengalami rusak sedang dan 15 titik akses jalan tertutup pohon tumbang.
BPBD Kota Kupang bersama dinas terkait lain telah melakukan upaya penanganan darurat di lokasi bencana.
BNPB juga menerima laporan terjadinya bencana di Kabupaten Malaka Tengah dan Ngada.
Angin kencang terjadi di dua kecamatan di Kabupaten Ngada. Desa terdampak yaitu di Kelurahan Kisantara, Lebijaga, Bajawa, Tanalodu (Kecamatan Bajawa) dan Kelurahan (Riung).
Dampak dari insiden angin kencang terdiri 6 KK terdampak dan 1 luka berat.
Sedangkan kerugian berupa rumah rusak sedang 2 unit dan rusak berat 4 unit, gedung pengadilan rusak sedang 1 unit, kapal tenggelam 1 unit dan 6 titik ruas jalan tertutup pohon tumbang.(ray/tribun-medan.com)