CERITA Fransiskus Korban Bencana NTT, Terharu saat Jokowi Memberikan dan Mengenakan Sendiri Jaketnya
Fransiskus Ade Iran Ata Wolo tak menyangka akan mendapat hadiah dari Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Peristiwa itu baru pertama kali dialami Dewa, selama dia hidup puluhan tahun sebagai nelayan yang bermukim di pesisir Pantai Oesapa, Kecamatan Kelapa Lima, Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mendatangi lokasi bencana banjir bandang di Desa Amakaka, Kabupaten Lembata, NTT, Jumat (9/4/2021).(Tangkapan layar YouTube Sekretariat Presiden)
Mengenakan jersi salah satu klub sepak bola raksasa di Eropa dipadu celana pendek warna cokelat dan sandal jepit, Dewa mengangkat beberapa lembar seng atap rumahnya yang berserakan usai diterjang badai.
Semua benda berharga miliknya yang masih bisa dipakai, disimpan rapi di bagian depan rumahnya.
Badai tropis seroja memporak-porandakan rumahnya dan tetangga lainnya. Beruntung dalam kejadian itu, dia bersama keluarga dan tetangga lainnya selamat.
Dewa pun mengaku, informasi melalui pesan multimedia WhatsApp dari badan meteorologi, klimatologi, dan geofisika (BMKG) tentang cuaca buruk, telah menyelamatkan hidup mereka dari badai seroja.
Dewa yang juga Ketua Komunitas Angsa Laut di Kampung Nelayan Oesapa memiliki cukup waktu untuk mengungsikan warga kampung ke gedung sekolah dan memindahkan perahu-perahu ke tempat yang lebih aman agar selamat dari gulungan ombak dan terjangan badai seroja.
"Awalnya saya mendapat informasi melalui pesan WA di grup Pantau Maritim NTT, kalau ada ada cuaca ekstrem. Karena ekstrem, maka saya kemudian sampaikan kepada masyarakat yang ada di sini bahwa ini pesan dari BMKG," ungkap Dewa, kepada Kompas.com, Jumat (9/4/2021) yang dikutip dari Kompas.com yang berjudul:Cerita Dewa, Selamatkan Warga Satu Kampung dari Badai Seroja karena Pesan WhatsApp BKMG

Dewa saat disambangi Kepala Stasiun Geofisika Kelas I Kupang Margiono di depan rumahnya yang rusak berat akibat diterjang Badai Seroja.(KOMPAS.com/SIGIRANUS MARUTHO BERE)
Setelah menerima informasi dari Dewa, para nelayan dan warga sekitar, kemudian bergegas menyiapkan barang-barang berharga untuk mengungsi ke tempat yang lebih aman, termasuk kapal dan perahu mereka.
"Saya bersama istri dan anak serta tetangga lainnya mengungsi ke gedung sekolah," kata Dewa.
Berselang satu jam kemudian, badai ekstrem siklon seroja pun datang menerjang wilayah Kota Kupang termasuk permukiman yang ditempati Dewa.
Menurut Dewa, ada beberapa perahu yang tidak sempat dievakuasi akhirnya rusak parah dan tidak bisa digunakan lagi.
Dewa mengatakan, tetangga dan kerabatnya sering meminta informasi tentang cuaca melalui dirinya.
Dewa pun berterima kasih dan memberikan apresiasi kepada pihak BMKG NTT yang telah memberitahukan soal kondisi cuaca ekstrem kepada dia dan warga lainnya.
Dia berharap, ke depan warga yang bermukim di sepanjang pesisir pantai termasuk juga nelayan yang ada di kabupaten lainnya, bisa mengikuti sekolah lapang cuaca nelayan
Sehingga kata dia, warga tidak ketinggalan informasi soal cuaca.