CERITA Fransiskus Korban Bencana NTT, Terharu saat Jokowi Memberikan dan Mengenakan Sendiri Jaketnya
Fransiskus Ade Iran Ata Wolo tak menyangka akan mendapat hadiah dari Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Ketika Presiden Jokowi Mendadak Berikan dan Pakaikan Jaket yang Tengah Dipakainya ke Pemuda Korban Bencana di NTT
TRIBUN-MEDAN.COM - Fransiskus Ade Iran Ata Wolo tak menyangka akan mendapat hadiah dari Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Pemuda asal Desa Tapolangun, Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT), ini awalnya mendatangi lokasi kunjungan Jokowi untuk melihat langsung sang Presiden dan berniat mengajaknya foto bersama.
Fransiskus berjarak sekitar dua meter saat Jokowi melintas di dekatnya.
Dia tak menduga Jokowi tiba-tiba memanggilnya.
Fransiskus pun tidak mengira kalau ternyata dia bakal mendapat jaket milik Presiden.
"Awalnya bapak Presiden tunjuk saya. Ditunjuk dulu, baru beliau panggil saya. Lalu beliau pakaikan jaket ini ke saya," ujarnya kepada pewarta yang dilansir dari Kompas.com yang berjudul:Niat Awal Ingin Foto Bareng, Fransiskus Malah Dapat Jaket Jokowi
Sempat was-was karena Fransiskus pakai celana robek
Jaket berwarna merah itu sebelumnya dikenakan oleh Presiden Jokowi.
"Saya kaget beliau panggil lalu buka jaket dan memakai ke saya. Perasaan saya tentu sangat senang dan senang sekali," ungkapnya.
Fransiskus menuturkan tidak ada rencana untuk meminta jaket ke Jokowi.
Dikutip dari Antara, Fransiskus awalnya sempat was-was saat dipanggil oleh Jokowi.
Soalnya, saat itu, dia memakai celana panjang yang robek di dua bagian lututnya.
Tak akan dicuci

Presiden Joko Widodo (Jokowi) bersama Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Kepala Badan Nasional Penanganan Bencana (BNPB) Doni Munardo, Kepala Basarnas Henri Alfiandi, Gubernur NTT Viktor Laiskodat, Bupati Lembata Eliaser Yentji Sunur, Ketua Satgas Penanganan Bencana Kementerian PUPR Widiarto, dan Direktur Sungai dan Pantai, Ditjen Sumber Daya Air Kementerian PUPR Bob Arthur Lombogia.(Dok. Kementerian PUPR.)
Fransiskus mengaku, saking senangnya memperoleh jaket dari Presiden Indonesia, dia sampai tidak bisa berkata-kata.
Dia menyampaikan, jaket tersebut bakal disimpan dan menjadi kenangan.
"Tidak akan cuci," ucapnya dengan senyum lebar.
Kunjungi desa terdampak bencana
Pada Jumat (9/4/2021), Presiden Jokowi meninjau Desa Tapolangun, salah satu daerah terdampak banjir di NTT.
Ini adalah kali pertama Jokowi mengunjungi Kabupaten Lembata.
Lembata merupakan salah satu kabupaten yang terdampak paling parah saat banjir bandang menerjang NTT.
Banjir bandang ini menimbulkan korban jiwa sejumlah 163 orang. Saat ini, 45 orang masih dalam pencarian.
Presiden Jokowi: 163 Orang Meninggal akibat Bencana di NTT, 45 dalam Pencarian.
Jokowi mengatakan, dari informasi sementara yang didapatkan, hingga siang ini tercatat di NTT ada 163 orang yang meninggal dan 45 orang masih dalam pencarian.
"Saya berada di Sesa Amakaka di mana bencana banjir bandang yang ada di Kabupaten Lembata ini korbannya paling banyak. Saya terima sampai siang total korban di NTT ada 163 meninggal dan masih dalam pencarian 45 orang. Ini yang akan terus kita usahakan agar yang pencarian bisa segera ditemukan," ujar Jokowi dikutip dari akun YouTube Sekretariat Presiden, Jumat.
Jokowi mengatakan, kondisi di lapangan yang bebatuan membuat alat berat sulit masuk untuk membantu melakukan pencarian para korban.
"Tapi saya perintahkan dicari dan ditemukan yang hilang 45 orang," ujar Jokowi.
Jokowi juga memastikan bahwa petugas akan memenuhi logistik para pengungsi.
Adapun penyebab banjir bandang serta tanah longsor yang menimpa wilayah NTT adalah siklon tropis seroja dan intensitas hujan yang tinggi.
Pesan WhatsApp dari BMKG Selamatkan Nyawa Satu Kampung
Mohammad Mansyur alias Dewa (52), masih menatap satu-persatu puing reruntuhan rumah miliknya dan tetangga akibat diterjang badai siklon tropis seroja, Senin (5/4/2021) lalu.
Peristiwa itu baru pertama kali dialami Dewa, selama dia hidup puluhan tahun sebagai nelayan yang bermukim di pesisir Pantai Oesapa, Kecamatan Kelapa Lima, Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mendatangi lokasi bencana banjir bandang di Desa Amakaka, Kabupaten Lembata, NTT, Jumat (9/4/2021).(Tangkapan layar YouTube Sekretariat Presiden)
Mengenakan jersi salah satu klub sepak bola raksasa di Eropa dipadu celana pendek warna cokelat dan sandal jepit, Dewa mengangkat beberapa lembar seng atap rumahnya yang berserakan usai diterjang badai.
Semua benda berharga miliknya yang masih bisa dipakai, disimpan rapi di bagian depan rumahnya.
Badai tropis seroja memporak-porandakan rumahnya dan tetangga lainnya. Beruntung dalam kejadian itu, dia bersama keluarga dan tetangga lainnya selamat.
Dewa pun mengaku, informasi melalui pesan multimedia WhatsApp dari badan meteorologi, klimatologi, dan geofisika (BMKG) tentang cuaca buruk, telah menyelamatkan hidup mereka dari badai seroja.
Dewa yang juga Ketua Komunitas Angsa Laut di Kampung Nelayan Oesapa memiliki cukup waktu untuk mengungsikan warga kampung ke gedung sekolah dan memindahkan perahu-perahu ke tempat yang lebih aman agar selamat dari gulungan ombak dan terjangan badai seroja.
"Awalnya saya mendapat informasi melalui pesan WA di grup Pantau Maritim NTT, kalau ada ada cuaca ekstrem. Karena ekstrem, maka saya kemudian sampaikan kepada masyarakat yang ada di sini bahwa ini pesan dari BMKG," ungkap Dewa, kepada Kompas.com, Jumat (9/4/2021) yang dikutip dari Kompas.com yang berjudul:Cerita Dewa, Selamatkan Warga Satu Kampung dari Badai Seroja karena Pesan WhatsApp BKMG

Dewa saat disambangi Kepala Stasiun Geofisika Kelas I Kupang Margiono di depan rumahnya yang rusak berat akibat diterjang Badai Seroja.(KOMPAS.com/SIGIRANUS MARUTHO BERE)
Setelah menerima informasi dari Dewa, para nelayan dan warga sekitar, kemudian bergegas menyiapkan barang-barang berharga untuk mengungsi ke tempat yang lebih aman, termasuk kapal dan perahu mereka.
"Saya bersama istri dan anak serta tetangga lainnya mengungsi ke gedung sekolah," kata Dewa.
Berselang satu jam kemudian, badai ekstrem siklon seroja pun datang menerjang wilayah Kota Kupang termasuk permukiman yang ditempati Dewa.
Menurut Dewa, ada beberapa perahu yang tidak sempat dievakuasi akhirnya rusak parah dan tidak bisa digunakan lagi.
Dewa mengatakan, tetangga dan kerabatnya sering meminta informasi tentang cuaca melalui dirinya.
Dewa pun berterima kasih dan memberikan apresiasi kepada pihak BMKG NTT yang telah memberitahukan soal kondisi cuaca ekstrem kepada dia dan warga lainnya.
Dia berharap, ke depan warga yang bermukim di sepanjang pesisir pantai termasuk juga nelayan yang ada di kabupaten lainnya, bisa mengikuti sekolah lapang cuaca nelayan
Sehingga kata dia, warga tidak ketinggalan informasi soal cuaca.
"Kami ingin belajar soal iklim dan cuaca, karena sebelum-sebelumnya kami tidak pernah mengalami cuaca separah atau ekstrem seperti ini," kata Dewa.
"Sekali lagi, kami apresiasi kepada pihak BMKG karena memberikan informasi yang cepat dan selalu update melalui grup WA, sehingga kami bisa selamat dari badai ini," kata dia.
Dewa mengaku dia yang paling cepat mendapat informasi soal cuaca sehingga langsung menyebarkannya ke warga sekitar.
Para nelayan jika ingin mendapat informasi tentang cuaca, biasa melalui dirinya karena selalu dapat informasi lebih awal melalui WA.
Kepala Stasiun Geofisika Kelas I Kupang Margiono, mengatakan, pihaknya mengapresiasi tindakan yang telah dilakukan Dewa.
"Atas nama BMKG Provinsi NTT dan pusat, kami berterima kasih kepada Bapak Dewa, yang telah membantu menyebarkan informasi dari kami kepada masyarakat," kata Margiono.
Menurut Margiono, apa yang telah dilakukan Dewa, telah membantu menyelamatkan masyarakat sekitar dari bencana Badai Seroja.
Untuk sekolah lapang cuaca nelayan, direncanakan akan digelar pada Juni 2021 mendatang, sehingga akan dikoordinasikan antara pihak BMKG dan para nelayan.
BMKG NTT berharap, ke depan informasi yang disampaikan bisa sehari sebelumnya sehingga masyarakat bisa lebih cepat mempersiapkan diri lebih awal.
(*/Tribunmedan.id/ Kompas.com)